Tahukah Anda, ternyata tanaman kacapiring bukanlah hiasan taman belaka. Rupanya tanaman ini memiliki kandungan yang bermanfaat dalam membantu pengobatan diabetes. Namun, seberapa efektifkah kacapiring untuk pengobatan diabetes? Apa yang menyebabkan tanaman ini mampu bekerja sebagai penunjang pengobatan diabetes?
Dalam artikel ini Anda akan melihat bagaimana tanaman kacapiring dapat dimanfaatkan sebagai penunjang pengobatan diabetes. Bagaimana kacapiring dapat digunakan dalam pengobatan diabetes? Juga cari tahulah bagaimana penggunaan tanaman kacapiring dapat diolah sebagai herbal diabetes. Temukan info selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Kacapiring untuk Pengobatan Diabetes
Kacapiring (Gardenia augusta) tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya di Denpasar, dimana bunga tanaman ini merupakan maskot kota tersebut. Karena aroma yang dimilikinya, Kacapiring juga dikenal dengan nama binominal Gardenia jasminoides, meskipun sebenarnya tanaman ini tidak memiliki hubungan dengan Jasminum atau golongan tumbuhan seperti Melati.
Tanaman Kacapiring dapat dengan mudah ditemukan di sekitar pekarangan rumah. Selain karena aroma bunganya yang memikat, pemeliharaan tanaman ini juga tidak merepotkan. Meskipun tanaman ini dapat tumbuh di daerah panas, Kacapiring lebih menyukai kawasan sejuk seperti di pegunungan. Bunga Kacapiring berwarna putih bersih dan memiliki kelopak seperti bunga Mawar.
Namun, saat bunganya berumur semakin tua, maka warnanya berubah sedikit demi sedikit menjadi agak kekuningan. Sedangkan, Daun tanaman Kacapiring berwarna hijau pekat dan bersifat tunggal dengan tangkai pendek dan berbentuk lonjong. Hampir semua bagian tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan.
Pengobatan Diabetes
Tak hanya cantik dan harum, tanaman Kacapiring rupanya menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk dalam membantu pengobatan diabetes. Siapa yang menyangka jika tanaman yang biasanya menghiasi taman atau pekarangan Anda ini dapat berfungsi sebagai tanaman yang berkhasiat bagi pemulihan diri dari serangan diabetes melitus.
Meskipun belum ditemukan secara pasti bagaimana mekanisme Kacapiring bekerja sebagai tanaman antidiabetes, hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian infus daun Kacapiring pada tikus Wistar yang telah diberi beban glukosa sebelumnya, mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.
Berbagai kandungan senyawa aktif dalam daun Kacapiring yang diketahui berperan penting dalam hal ini, diantaranya berupa senyawa flavonoid, saponin, dan iridoid glikosida. Senyawa aktif tersebut, sudah dikenal dalam dunia herbal dalam mengobati berbagai gangguan kesehatan termasuk diabetes melitus. Namun, bagian mana dari tanaman ini yang bisa digunakan? Berikut ulasannya!
Cara Menggunakan Kacapiring
Sudahkah Anda mencoba pengobatan dengan tanaman ini? Lantas, bagaimana cara membuat ramuan herbal untuk penderita diabetes melitus? Berikut merupakan langkah yang harus dilakukan untuk membuat ramuan tradisionalnya. Perhatikanlah dengan saksama ulasan lengkap berikut ini!
- Ambil 12 lembar (kira-kira 10 g) daun Kacapiring segar. Lalu, cuci sampai bersih.
- Rebus daun Kacapiring dengan dua gelas air putih sampai mendidih.
- Tunggu hingga volume ramuan daun Kacapiring yang direbus berkurang menjadi separuhnya.
- Saring dan minum air rebusan secara rutin. Setiap hari satu gelas saja.
Itulah tahapan yang harus dilakukan untuk membuat ramuan antidiabetes dengan tanaman Kacapiring. Yang perlu diperhatikan, jangan meminum ramuan Kacapiring secara berlebihan karena dapat menyebabkan diare. Tentu Anda tak ingin mengalami hal ini bukan? Maka dari itu, takaran yang tepat harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Demikianlah info lengkap seputar tanaman kacapiring untuk pengobatan diabetes. Perlu diingat herbal ini sifatnya hanya menunjang pengobatan diabetes. Bukan sebagai pengganti pengobatan medis yang seharusnya dijalani. Pada kasus diabetes yang cukup parah, dibutuhkan penanganan medis yang dilakukan oleh dokter.