Begitu dokter mengatakan Anda mengidap diabetes, maka saat itulah Anda berasumsi Anda akan hidup tanpa gula. Dan kemudian menemukan informasi yang tampaknya semakin memperburuk situasi, kalau karbohidrat juga menjadi pantangan Anda.
Seburuk itukah situasi yang harus Anda hadapi? Sebenarnya tidak, mungkin yang perlu Anda pahami dulu adalah tidak semua karbohidrat buruk untuk pasien diabetes. Dan seburuk apapun kadar gula dalam darah Anda, faktanya tubuh Anda secara alami tetap membutuhkan sumber energi.
Mungkin Anda memang harus hapus donat favorit Anda dari list makanan yang boleh Anda makan. Tapi masih banyak sumber karbohidrat lain yang sepenuhnya aman bahkan dianggap baik untuk pengidap diabetes.
Kenapa Karbohidrat Berbahaya bagi Diabetes?
Sementara kebanyakan orang mungkin langsung bisa menerima ketika mereka diminta untuk menghindari gula, tak semua orang dengan mudah menerima permintaan dokter untuk mengatur ulang kadar karbohidrat yang mereka konsumsi.
Kenapa seorang dengan diabetes perlu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi karbohidrat? Kenapa karbohidrat untuk diabetes bisa berbahaya? Apa yang terjadi dengan karbohidrat dalam tubuh manusia?
Pada dasarnya karbohidrat secara menyeluruh tidak berbahaya. Hanya komponen zat pati dari karbohidrat saja yang kemudian oleh tubuh akan diolah menjadi glukosa. Dan inilah yang perlu Anda waspadai.
Sebagaimana dijelaskan dalam American Diabetes Association, karbohidrat pada dasarnya terbagi dalam serat , pati dan komponen gula itu sendiri. Dan khusus untuk zat pati, jenis karbohidrat ini bisa Anda temukan dalam segala jenis makanan legum, termasuk beras, gandum, oat, barley, jagung, kentang dan lain sebagainya.
Sebenarnya, makanan karbohidrat ini justru memiliki keistimewaan. Jenis ini memiliki 3 lapisan yang justru membuatnya sehat dan aman dikonsumsi. Karena terdiri dari lapisan kulit yang mengandung serat tinggi, lapisan ari yang kaya vitamin dan bagian inti yang kaya pati.
Jenis legum ini baru dikatakan tidak aman ketika Anda konsumsi tanpa kulit dan ari, sehingga hanya pati yang masuk ke dalam tubuh Anda. Sementara justru serat dan ari yang akan membantu menghambat proses pembentukan glukosa dari pati dan membantu menurunkan kadar glukosa yang sudah ada dalam tubuh.
Sebenarnya, ketika dikatakan karbohidrat merupakan sumber energi, maka formula pati yang telah diubah menjadi glukosa inilah yang kemudian disebut sebagai formula yang siap diubah menjadi energi.
Sel-sel dalam tubuh akan menarik glukosa dari dalam darah untuk kemudian akan diubah menjadi energi. Proses ini melibatkan insulin yang menjadi sinyal keberadaan glukosa dalam darah.
Hanya saja, kondisi tersebut menjadi masalah pada penderita diabetes, karena sejumlah aspek kebutuhan energi dan daya serap glukosa dari tiap-tiap sel tidak mampu mengimbangi tingginya kadar glukosa dalam darah. Kondisi yang kemudian merujuk pada hiperglikemia atau kelebihan gula dalam darah. Inilah sebabnya karbohidrat untuk diabetes bisa berbahaya.
Karbohidrat untuk Diabetes yang Aman
Untuk memastikan sejauh mana Anda aman mengonsumsi karbohidrat, akan dilihat dari sejauh mana pengaruh asupan karbohidrat yang Anda konsumsi akan menaikan kadar gula dalam darah.
Biasanya kondisi ini dinilai dengan menggunakan glikemik indeks. Menurut LIVESTRONG, ada penilaian dari 0 – 100 untuk melihat sebaik apa sebuah asupan aman untuk diabetes. Pada glikemik Indeks (GI) di bawah 55 maka makanan tersebut secara umum aman untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Dan dari begitu banyak pilihan karbohidrat yang tersedia, beberapa di antaranya justru dikatakan aman bahkan disarankan untuk dikonsumsi oleh mereka pengidap diabetes dengan nilai GI yang di bawah 55.
Apa saja pilihan karbohidrat untuk diabetes yang direkomendasikan? Berikut beberapa di antaranya.
Beras Berwarna
Selama ini Anda mungkin lebih terbiasa dengan beras putih bukan? tetapi belakangan di pasaran mulai banyak beredar beras hitam, beras cokelat dan beras merah. Dan rupanya memang jenis beras-beras ini dikatakan memiliki manfaat lebih baik untuk pengidap diabetes.
Pada dasarnya beras-beras berwarna ini mengandung ari yang lebih tebal dibandingkan kebanyakan beras putih. Dan itu artinya memiliki komponen nutrisi vitamin yang lebih unggul. Nilai GI dari keduanya berada di level 50.
Di sisi lain sebagaimana dijelaskan dalam LIVESTRONG.COM, warna dalam beras menambahkan komponen anti oksidan dan zat besi dalam beras. Semakin gelap beras, semakin tinggi kadar antoksidan antosianin yang terbukti baik meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Selain juga mengandung kadar kalori yang jauh lebih rendah dari beras putih.
Beras cokelat sendiri sebenarnya adalah beras putih biasa yang dipanen tanpa mengangkat kulit terluarnya. Ini membuat beras cokelat sama baiknya dengan gandum utuh karena kaya akan serat. Anda juga kini bisa menemukan beras hitam dan beras merah yang dijual dalam bentuk utuh.
Kentang
Pada dasarnya kentang bisa dikatakan sebagai asupan medium untuk Anda yang mengidap diabetes. Tak sepenuhnya aman, apalagi mengingat kebiasaan kebanyakan orang yang mengolah kentang dengan cara-cara yang membuatnya mengalami kenaikan kadar kalori. Sebut dengan di goreng atau dengan ditambahkan keju mozarella.
Kadar GI dalam kentang secara umum mencapai 53 – 55 dengan kadar kalori hanya 76 kal pada 100 gramnya atau sekitar 1/2 ukuran 1 butir kentang. Tidak rendah, tetapi relatif sedang dan masih aman untuk pengidap diabetes selama mereka tidak mengasupnya dengan tambahan yang kaya kalori.
Dalam laman diabetic connect, dikatakan pasien diabetes sebenarnya aman mengonsumsi kentang. Lebih aman dari nasi dan roti putih. Konsumsi dengan kulit arinya karena di sana tersimpan komponen anti oksidan dan serat oligosakarida yang sangat sehat. Oligosakarida baik untuk membantu mengendalikan daya serap tubuh terhadap glukosa.
Masalah terbesar dari kentang justru terletak pada pengolahannya. Kentang sendiri relatif aman, hanya ketika Anda goreng sebagai menjadi stik kentang, menjadi keripik atau Anda olah dengan limpahan keju, disaat itulah sebenarnya kentang menjadi pantang untuk Anda konsumsi.
Ubi
Sementara kentang dikatakan masih mengandung kalori yang lebih tinggi, rupanya kerabatnya ubi-ubian malah dianggap lebih sehat untuk penderita diabetes. Meski memiliki rasa lebih manis dari kentang, justru ubi lebih sehat untuk pasien diabetes.
Salah satu penyebabnya karena ubi pada umumnya memiliki warna yang lebih kuat sehingga dipastikan juga mengandung komponen anti oksidan yang lebih tinggi. Dalam jenis ubi ungu malah ditemukan kadar antosianin yang tinggi, yang telah dijelaskan sebelumnya sangat baik untuk penderita diabetes.
Dalam MedicalNewsToday, juga dijelaskan bahwa kadar kalori dalam seporsi ubi relatif sangat rendah, hanya dikisaran 103 kalori. Sedang di dalamnya terkandung komponen serat yang lebih tinggi dari kentang dan kaya pula dengan vitamin dan mineral. Juga terdapat komponen protein yang bebas sama sekali dari lemak.
Tak perlu khawatir dengan rasa manis dalam ubi karena sejumlah riset memastikan bahwa rasa manis dalam ubi relatif masih aman untuk pengidap diabetes. Ini karena komposisi seratnya yang tinggi membantu tubuh menahan proses penyerapan gula berlebihan.
Oatmeal
Yang satu ini mungkin Anda sendiri sudah mulai cukup familiar. Jenis grain yang terbuat dari tanaman oat ini dikenal kaya akan serat dengan komponen nutrisi yang tinggi. Dilengkapi dengan kadar kalori yang relatif sangat rendah.
Jenis bebas gluten ini mengandung serat sangat tinggi, dengan komponen asam lemak yang baik. Dalam laman healthline, diungkap bahwa oat mengandung komponen serat beta glucan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Juga mengandung jenis antioksidan khusus bernama avenanthramides yang terbukti baik untuk memperbaiki sirkulasi darah dan tekanan darah. Dan terbukti pula meningkatkan sensitivitas insulin.
Dan yang menarik dalam oatmeal tersimpan komponen anti inflamasi yang kuat. Ini sangat membantu pada pasien diabetes yang tengah mengalami kasus inflamasi dan luka berkepanjangan.
Menurut informasi LIVESTRONG.COM, dikatakan bahwa untuk semangkuk bubur oatmeal yang terbuat dari rebusan biji oat dengan air tanpa gula dalam porsi 200 gram mengandung kadar kalori sebesar 150 kal dan dengan nilai GI sebesar 50.
Menariknya, Anda bisa padukan oatmeal dengan beberapa jenis berry, pisang atau susu rendah lemak untuk membantu meningkatkan kualitas nutrisi dalam asupan Anda. Sebuah pilihan tepat dan sehat untuk sarapan memulai hari.
Gandum Utuh
Tak afdol jika tak memasukan yang satu ini dalam daftar karbohidrat untuk diabetes, bukan? Gandum utuh adalah bentuk terbaik untuk Anda bisa menikmati gandum dengan lebih sehat. Mengandung komposisi yang sama dengan beras cokelat, seperti pati, ari yang kaya vitamin dan mineral dan memiliki lapisan kulit yang kaya serat.
Dalam laman everyday HEALTH, dikatakan bahwa komponen serat dalam gandum utuh sangat membantu menghambat proses penyerapan gula dari zat pati dalam gandum.
Meningkatkan kadar lipid sehingga meningkatkan kadar HDL kolesterol yang pada akhirnya membantu tubuh memperbaiki metabolisme dan daya serap sel terhadap glukosa.
Selain kadar kalori dalam gandum utuh terbilang rendah hanya sekitar 260 kal per 100 gram. Dengan kadar serat yang tinggi gandum utuh justru membantu Anda mempertahankan rasa kenyang lebih lama.
Jagung
Di pasaran pada dasarnya tersedia dua jenis jagung, kita biasa menyebutnya jagung manis dan jagung bulir. Jagung manis mengandung kadar fruktosa yang lebih tinggi dengan sebagian lainnya adalah sukrosa.
Sedang jagung bulir memiliki rasa lebih tawar dan warna lebih pucat. Rasa tawar ini menandakan jagung jenis ini mengandung gula lebih rendah, tetapi juga komponen anti oksidan lebih rendah.
Anda dengan kondisi diabetes sebaiknya mengurangi atau malah menghindari asupan dari jagung manis mengingat komposisi gula di dalamnya yang relatif tinggi. tetapi untuk jenis jagung bulir, dalam skala moderat jelas lebih aman.
Selain rendah gula, jenis jagung bulir juga memiliki kadar serat relatif tinggi. Jagung memang tidak mengandung kulit luar atau sekam sebagaimana pada gandum atau beras, tetapi komponen serat dalam jagung juga tak kalah bersaing. Menurut LIVESTRONG.COM, ini adalah pilihan yang jauh lebih sehat dari roti tawar atau nasi putih.
Quinoa
Yang satu ini memang belum mudah ditemukan di pasaran Indonesia, penjualan masih berada di kalangan terbatas saja. Tetapi tampaknya tidak ada salahnya untuk mulai melirik jenis whole grain atau sereal utuh satu ini. Karena manfaatnya tak kalah dengan beras cokelat dan gandum utuh.
Quinoa berasal dari jenis tanaman sereal yang lazim tumbuh di kawasan Amerika Selatan. Sereal ini kaya akan vitamin, mineral dan beberapa komponen asam amino essensial dan non essensial. Tentu jangan lupa dengan kadar seratnya yang juga tinggi.
Menurut healthline, sebenarnya quinoa adalah jenis biji-bijian yang pengolahannya seperti berlaku pada pengolahan sereal. Yang lebih menarik kadar kaemferol dan quercetinnya terbilang tinggi untuk mengasup kebutuhan anti oksidan dalam tubuh Anda.
Kadar seratnya dikatakan termasuk paling tinggi, bahkan diatas serat pada oat, biji gandum dan beras cokelat. Sejumlah komponen di dalamnya membantu meningkatkan sensitivitas insulin pada sel tubuh.
Kadar GI dari quinoa terbilang rendah hanya seiitar 53 dengan kadar kalori hanya 180 kal per 100 gram. Termasuk jenis asupan gluten free jadi zat patinya bebas gluten. Cocok untuk Anda yang pantang pada gluten. Makanan yang kaya gluten oleh beberapa pakar lebih mudah diolah menjadi glukosa dibandingkan jenis bebas gluten.
Buckwheat
Satu lagi jenis sereal yang dikatakan baik untuk membantu Anda menjaga stabilitas kadar glukosa dalam darah. Buckwheat, sebuah pilihan sumber karbohidrat kompleks alternatif yang belakangan banyak dilirik pelaku diet, termasuk penderita diabetes.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGJenis sereal ini juga termasuk jenis makanan tradisional dari masyarakat kawasan Asia Tengah dan kemudian juga banyak dikenal di kawasan Balkan dan Mediterania. Sebenarnya buckwheat juga berasal dari tanaman biji-bijian yang diolah sebagaimana makanan sereal.
Menurut sumber Dr. Axe, terlepas dari kadar serat dan komponen bebas gluten di dalamnya, buckwheat sangat kaya nutrisi. Ditambah dengan kadar kalori per 100 gram yang hanya sekitar 155 kal.
Dijelaskan bahwa pasien diabetes yang mengonsumsi buckwheat dalam periode 2 bulan menunjukan progress positif terhadap stabilitas kadar glukosa darahnya. Ini karena dalam buckwheat ditemukan komposisi anti oksidan yang baik untuk normalisasi insulin.
Bukan hanya itu, dalam buckwheat ditemukan komponen mikro khusus bernama oligomeric proanthocyanidins yang terbukti bekerja memperbaiki fungsi liver. Ini meningkatkan kemampuan liver untuk mempercepat proses pembuangan kelebihan glukosa dari dalam darah.
Biji-bijian
Ingin sarapan sehat yang aman untuk diabetes Anda? Coba untuk menghadirkan semangkuk bubur kacang hijau atau bubur kacang merah di meja makan Anda. Pastikan untuk mengendalikan kadar gula dan santan dalam sajian.
Jenis biji-bijian macam ini rupanya memiliki manfaat sangat baik untuk diabetes. Dan kabar baiknya kadar kabohidrat di dalamnya tidak kalah mencukupi bila dibandingkan dengan nasi. Kulit ari yang melapisi sisi luar biji-bijian ini kaya vitamin, mineral dan anti oksidan yang membantu kinerja liver dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Yang membuatnya sangat layak menjadi pilihan karena dalam jenis biji-bijian macam ini Anda akan temukan kadar protein yang tinggi. Dilengkapi dengan komposisi serat yang tinggi, biji-bijian akan membantu Anda menahan lapar lebih lama. Sementara kadar Gi dalam kacang hijau dan kacang merah ini saja sudah relatif sangat rendah.
Menurut LIVESTRONG.COM, iji-bijian ini kaya akan vitamin B dan K. Vitamin B akan membantu mendorong metabolisme. Sedang vitamin K akan membantu mempercepat penyembuhan luka. Tentu Anda sudah pahami bahwa kasus luka yang sembuh lebih lama adalah masalah yang kerap muncul pada pasien diabetes.
Garut
Bila kita tidak mengenal dengan buckwheat atau quinoa, umbi yang satu ini sudah pasti cukup familier bukan? garut adalah jenis umbi-umbian yang dulunya hanya diolah sekedarnya menjadi penganan kecil atau keripik. Bahkan saking dipandang remeh banyak orang membuang begitu saja umbi-umbian berbentuk memanjang ini.
Siapa nyana di dalamnya tersimpan manfaat sebagai pengganti nasi bagi penderita diabetes. Ini karena ditemukan fakta bahwa garut mengandung komposisi glukosa yang paling rendah dibandingkan jenis umbi-umbian lain.
Data Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1981 menunjukan bahwa kadar GI dari garut hanya sekitar 14 dengan komposisi karbohidrat mencapai 85 gram. Kadar karbohidrat sebanyak inipun sebagian besar didominasi oleh serat yang mencapai 40%.
Talas
Masih soal umbi-umbian nusantara, sudah pasti talas juga menjadi salah satu jenis umbi yang tak asing bagi Anda bukan? Anda biasa menemukan umbi-umbian ini dimanfaatkan dengan digoreng, dijadikan keripik atau diolah sebagai bahan kolak.
Yang mungkin tidak banyak Anda tau, talas juga bisa Anda olah menjadi makanan sumber karbohidrat pengganti nasi. Dalam talas hanya ditemukan kadar kalori sekitar 142 kal untuk tiap 100 gramnya. Kadar karbohidrat dalam talas didominasi oleh serat yang mencapai lebih dari 5 gram.
Dan sebagaimana dijelaskan pada jurnal IPB, bagian terbaiknya talas memiliki manfaat membantu menormalkan kadar kolesterol. Ini menjadikan talas pilihan yang sangat tepat untuk menjaga kesehatan jantung. Salah satu resiko yang perlu Anda waspadai pada penderita diabetes.
Sagu
Pada beberapa suku di Indonesia, sagu juga dikenal akrab sebagai makanan pokok. Sebut saja olahan bubur sagu yang lebih akrab dengan nama pepeda. Bubur kental yang liat ini sangat digemari oleh masyarakat di Indonesia timur.
Rupanya, secara empiris juga terbukti bahwa sagu dalam beragam bentuk olahannya juga bisa menjadi pilihan sehat untuk mendapatkan asupan karbohidrat untuk diabetes.
Sagu sendiri berasal dari sisi dalam batang palem sagu. Biasanya tepung diperoleh dengan mengikir sisi tengah batang sagu yang telah ditebang. Hasil kikiran akan berbentuk tepung kasar yang menjadi bahan utama sagu.
Dalam LIVESTRONG.COM, dijelaskan bahwa sagu sebenarnya bukan jenis sumber karbohidrat dengan kadar nutrisi yang tinggi. hanya kadar serat yang tersimpan di dalamnya termasuk tinggi dan ini memberinya kadar GI yang relatif rendah.
Kadar kalorinya berada di kisaran 350 kal untuk tiap 100 gram, ini sebenarnya relatif medium untuk jenis makanan berkarbohidrat. Tetapi kadar seratnya yang tinggi dan sebagian dalam formula oligosakarida akan membantu menurunkan kadar gula dalam darah serta kemampuan tubuh dalam menyerap gula dalam makanan.
Ada efek astringent dalam sagu yang membantu meredakan rasa panas pada perut akibat efek makanan pedas dan asam. Komponen alkali di dalam sagu juga membantu memperbaiki kadar Ph tubuh yang dalam jangka panjang akan membantu meningkatkan kinerja liver termasuk dalam menetralkan kelebihan glukosa dalam darah.
Apel
Dalam healthline, dijelaskan bagaimana apel memberi manfaat pada pasien diabetes. Tentu saja mengingat kadar GI pada apel sangat rendah, mencapai kisaran 37. Tetapi peran apel pada pasien diabetes sebenarnya bukan hanya itu.
Meski tergolong buah, apel mengandung kadar karbohidrat yang cukup tinggi. kadar karbohidratnya mencapai kisaran 25 gram dengan sebagian di antaranya berupa fruktosa, atau jenis gula buah yang tidak secara langsung mempengaruhi komposisi glukosa darah.
Kadar seratnya relatif tinggi dengan komposisi pati yang tak lebih dari 7 gram perbuahnya. Bukan kadar yang besar untuk perlu Anda khawatirkan. Itu sebabnya mengonsumsi apel secara rutin, dan mengonsumsi apel untuk menutupi porsi nasi yang Anda kurangi di waktu makan akan membantu Anda menurunkan kadar gula darah dengan cepat.
Pisang
Bicara soal jenis buah yang paling mengenyangkan dan paling kaya akan pati, maka tentu saja pisang akan selalu masuk dalam urutan awal. Dalam satu buah pisang berukuran sedang, terdapat kandungan karbohidrat sekitar 30 gram dengan kadar kalori mencapai 110 kal.
Pisang menurut MedicalNewsToday juga disebutkan kaya akan nutrisi mulai dari vitamin B, C dan sejumlah mineral terutama potasium atau kalium. Sejumlah riset membuktikan kadar kalium dalam pisang termasuk paling tinggi dari jenis buah lain.
Itulah kemudian dikatakan pisang bisa menjadi terapi hipertensi mengingat kalium memiliki manfaat mengendalikan tekanan darah yang naik berlebihan. Kalium sendiri juga terbukti memberi manfaat untuk pemeliharaan kesehatan jantung.
Selain itu, kandungan serat dari pisang relatif tinggi hingga 3 gram. Terbukti bahwa mereka dengan kasus diabetes dan rutin mengonsumsi makanan kaya serat akan menunjukan progress positif terhadap stabilitas kadar gula dalam darahnya.
Alpukat
Menurut sumber MedicalNewsToday, kadar karbohidrat dalam alpukat relatif rendah, bahkan lebih rendah dari apel. Kadarnya hanya 17 gram perbuah dibawah komposisi karbohidrat pada apel yang mencapai 25 gram.
Dengan kadar karbohidrat yang relatif rendah semacam ini, jelas Anda tak perlu terlalu khawatir dengan asupan alpukat. Buah satu ini memberi efek kenyang karena kada lemaknya yang tinggi. Itu sebabnya kadar kalori perbuahnya relatif lebih tinggi, mencapai kisaran 300 kal perbuah.
Namun, kadar lemak dalam alpukat merupakan jenis lemak tak jenuh yang aman untuk tubuh. Kadar lipid di dalamnya sangat tinggi untuk meningkatkan komposisi HDL kolesterol.
Semakin tinggi rasio HDL kolesterol dalam tubuh, semakin baik tubuh Anda menghindar dari resiko serangan jantung. Sementara mereka dengan diabetes memiliki resiko sangat tinggi mengalami keluhan jantung.
Labu
Di Indonesia labu tak terlalu populer digunakan untuk pengganti makanan pokok. Kebanyakan hanya diolah sebagai camilan termasuk untuk bahan baku kolak. Sayang sekali, mengingat dengan cara-cara demikian akan banyak gula yang ditambahkan membuat labu kehilangan manfaatnya untuk penderita diabetes.
Ini karena pada dasarnya labu cukup baik menjadi pilihan asupan penderita diabetes. Komponen karbohidratnya yang bebas gluten dengan kadar serat yang tinggi dan komposisi vitamin, mineral serat kandungan antioksidan flavonoid dan betakarotennya sangat baik untuk tubuh.
Menurut LIVESTRONG.COM, dalam satu porsi labu terkandung kisaran 12 gram karbohidrat. Kadar yang relatif aman untuk penderita diabetes. Kadar GI dari labu hanya kisaran 30 dan itu menunjukan labu juga tidak memberi efek negatif pada kadar gula darah.
Dan bukan hanya itu, dalam labu terutama jenis labu merah atau labu jingga ditemukan komponen trigonelline dan nicotinic acid, yang memberi manfaat meningkatkan sensitivitas insulin juga membantu melancarkan sirkulasi darah. Karena itu, labu merupakan salah satu pilihan karbohidrat untuk diabetes terbaik.
Kurma
Kurma adalah salah satu pilihan buah unik yang banyak dimanfaatkan sebagai pengganjal perut atau penahan lapar. Buah ini mudah dibawa dengan ukurannya yang kecil, di masa lalu para traveler menyimpan kurma kering dalam tas mereka untuk menahan lapar selama perjalanan.
Tetapi apakah kurma aman untuk diabetes? Sementara buah ini dikenal memiliki rasa manis yang cukup kuat. Apakah mengonsumsi kurma dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam darah?
Menurut LIVESTRONG.COM, kurma dan jenis kismis lainnya sebenarnya sama sekali tidak dilarang untuk dikonsumsi mereka dengan diabetes. Meski manis, rasa manis yang dihasilkan sendiri kebanyakan berasal dari fruktosa.
Fruktosa tidak banyak mempengaruhi kadar gula darah. Apalagi dalam kurma juga ditemukan kadar serat yang sangat tinggi pada kisaran 8 gram per 100 gramnya. Di antaranya adalah jenis oligosakarida yang memiliki manfaat ganda dalam membantu menghambat penyerapan glukosa oleh usus. Oligosakarida juga memberi efek membantu normalisasi enzim termasuk fungsi enzim dalam kinerja liver.
Menurut LIVESTRONG.COM, dalam 1 cup kurma terkandung 415 kal energi dan 110 karbohidrat. Hanya saja kebanyakan orang tidak akan mengonsumsi kurma dalam jumlah relatif banyak seperti ini, karena kurma cenderung sangat cepat mengenyangkan.
Sedang dalam 1 butir kurma hanya terdapat 23 kalori. Ini menunjukan kurma relatif aman mengingat kebanyakan orang hanya akan mengonsumsi 2 – 3 butir kurma sekali makan. Yang perlu menjadi perhatian kurma termasuk jenis buah dengan kandungan nutrisi yang paling lengkap.
Jadi dengan hanya 3 butir kurma sebanyak 69 kalori Anda sudah memenuhi kebutuhan energi dan sejumlah kebutuhan nutrisi tubuh Anda. Mulai dari vitamin A, C, D, dan beberapa jenis vitamin B, juga sejumlah jenis mineral seperti zat besi, kalsium dan magnesium.
Sukun
Sukun berbeda dengan jenis bahan karbohidrat tradisional lain di Indonesia. Sukun adalah jenis buah dari tanaman jenis dikotil berukuran besar. Tetapi yang menarik sukun sudah lama dimanfaatkan sebagai asupan alternatif bagi penderita diabetes.
Natural Food Benefits menjelaskan bahwa komposisi serat dalam sukun sangat tinggi dan membantu memperlambat proses penyerapan gula dan kolesterol. Komponen HDL kolesterol dalam sukun juga relatif tinggi.
Ini berkat kandungan asam lemak omega 3 dan 6 yang membantu meningkatkan kadar kolesterol dalam makanan. Dan ini sangat baik untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, termasuk pada penderita diabetes.
Kadar vitamin B yang tinggi akan membantu meredakan keluhan lelah, penurunan metabolisme dan masalah kebugaran. Sedang kadar vitamin C yang relatif tinggi akan membantu asupan nutrisi terbaik.
Jadi, kalau selama ini Anda kira Anda hanya bisa mengganti nasi dengan sereal dan umbi-umbian, kini Anda tau lebih baik bahwa beberapa jenis buah juga bisa Anda jadikan sumber asupan karbohidrat untuk diabetes terbaik. Bahkan juga sangat aman untuk dikonsumsi oleh Anda dengan keluhan diabetes.