Kebanyakan orang percaya bahwa keluhan sembelit selalu disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang rendah serat. Mungkin Anda sendiri telah mendengar bagaimana dokter pribadi Anda menyarankan Anda untuk lebih banyak makan buah dan sayuran untuk mengatasi sembelit yang kerap Anda keluhkan.
Tetapi sebenarnya, ada banyak penyebab sembelit lain yang kadang tidak banyak disadari. Bahwa sebenarnya, kekurangan serat bukan satu-satunya penyebab utama seseorang mudah mengalami sembelit.
Rupanya sembelit juga bisa menjadi tanda adanya masalah dalam sistem tubuh Anda. Atau karena Anda mengonsumsi makanan tertentu yang memicu feses Anda menjadi lebih keras atau kekurangan kadar air.
Bila Anda sudah merasa mengonsumsi sayuran dan buah yang cukup akan tetapi tetap saja mengalami sembelit, mungkin beberapa penyebab sembelit inilah alasannya.
Inilah bagian pertama dari beberapa penyebab sembelit yang tidak Anda duga.
Mengonsumsi Susu
Komponen lemak dan protein dalam susu cenderung membuat seseorang mengalami perlambatan pencernaan. Ini karena komponen lemak dan protein tertentu dalam susu cenderung sulit dicerna dan memakan waktu lebih lama di dalam usus.
Menurut ulasan Dr. John McDougall Journal kondisi ini membuat pencernaan berjalan tidak lancar. Apalagi bila Anda juga tidak mengonsumsi cukup serat, maka feses yang dihasilkan akan lebih liat dan membuatnya lebih sulit untuk dikeluarkan.
Beberapa orang menunjukan reaksi pada saat terlalu banyak mengonsumsi susu, bisa menjadi diare atau justru menjadi sembelit. Ini berkaitan dengan tingkat sensitivitas sistem pencernaan seseorang dengan komponen laktosa dalam susu.
Mengonsumsi Protein
Pola makan yang kaya akan protein seperti daging merah, ikan-ikanan dan telur akan membuat tubuh Anda mengasup protein dalam jumlah besar. Di satu sisi mengasup protein banyak dipercaya membantu berat badan Anda tetap ideal, tetapi di sisi lain ini membuat Anda mengalami konstipasi.
Menurut sumber LIVESTRONG.COM, proses metabolisme protein berjalan cenderung lebih panjang karena diperlukan proses kimiawi di dalam liver sebelum kemudian bisa diserap oleh tubuh. Proses ini membutuhkan peran air yang cukup besar yang nantinya akan menjadi residu dan terbuang menuju urin.
Semakin banyak air yang masuk ke dalam sistem liver dan ginjal, semakin sedikit air yang masuk ke dalam usus. Ini menyebabkan komposisi air dalam feses berkurang dan membuatnya keras serta lebih sulit untuk keluar.
Mengonsumsi Cokelat
Dalam jurnal Pediatrics tahun 2006, dijelaskan pada beberapa orang dengan kecenderungan sistem kinerja usus yang lebih lemah, mengonsumsi cokelat akan memicu efek konstipasi. Hanya saja apa yang menyebabkan cokelat memicu konstipasi belum dapat dijelaskan.
Diduga karena dalam cokelat ditemukan komponen kafein. Kafein memiliki efek diuretik yang menyebabkan kuantitas urin meningkat. Ketika air kencing lebih banyak, air dalam usus mungkin akan berkurang dan memicu sembelit.
Alasan lain karena dalam kebanyakan produk cokelat di pasaran terkandung komponen susu. Terlalu banyak susu atau pada beberapa orang yang sensitif dengan susu akan menyebabkan efek sembelit.
Mengonsumsi Suplemen Kesehatan
Beberapa jenis suplemen kesehatan rupanya juga bisa berakibat buruk pada sistem pencernaan. Sebut saja jenis suplemen yang kaya akan kalsium dan zat besi. Sejumlah fakta menunjukan keduanya menyebabkan masalah konstipasi pada beberapa orang.
Dalam Canadian Journal of Gastroenterology tahun 2011 dijelaskan bahwa ketika kadar zat besi dan kalsium dalam usus berlebihan, akan menyebabkan pencernaan bekerja melambat dan menurunkan komposisi air dalam feses. Ini memicu kasus sembelit pada banyak orang.
Dijelaskan pula dalam LIVESTRONG.COM, mengonsumsi suplemen vitamin D berlebihan juga memicu terjadinya konstipasi. Ini karena vitamin D akan berkolerasi dengan kadar kalsium dalam tubuh.
Mengonsumsi Herbal
Beberapa jenis herbal seperti teh hitam, beberapa jenis minuman teh lain dari beberapa jenis dedaunan dan biji-bijian akan memicu terjadinya konstipasi. Dijelaskan pula dalam LIVESTRONG.COM bahwa herbal lain seperti chitosan juga dapat memicu konstipasi.
Sejumlah herbal seperti contoh saja teh hitam dan teh merah memiliki kandungan kafein meski dalam kadar ringan. Tetapi ketika jumlahnya berlebihan kafein dalam teh menyebabkan efek diuretik. Tingginya kadar air yang masuk ke dalam ginjal akan menurunkan kadar air dalam usus dan menjadi penyebab sembelit
Mengonsumsi Karbohidrat Berlebihan
Kita memang membutuhkan karbohidrat, ini bukan sesuatu yang bisa dipungkiri. Anda bisa bertahan hidup tanpa karbohidrat dalam jangka tertentu, tetapi tidak untuk jangka panjang. Karena karbohidrat adalah komponen primer pembentukan energi tubuh.
Karbohidrat sendiri terbagi dalam sejumlah formula, yakni gula, serat dan pati. Dan bagian yang justru menjadi masalah pada kasus sembelit adalah pati. Zat pati cenderung memberatkan fungsi pencernaan. Dan menyisakan komponen feses yang liat dan keras.
Sejumlah makanan dengan kadar pati tinggi dan rendah serat seperti nasi putih, pisang yang belum sepenuhnya matang, roti tawar, singkong dan beberapa sumber pati lain bisa menjadi contoh makanan yang menjadi penyebab sembelit. Sebagaimana dijelaskan dalam laman MedicineNet.com.
Mengonsumsi Obat Analgesik
Sejumlah jenis obat analgesik atau pereda nyeri juga dapat menjadi penyebab sembelit menurut sumber Health. beberapa yang relatif dominan memicu sembelit adalah ibuprofen dan aspirin. Jenis analgesik agresif seperti Opioid juga dikenal memiliki efek konstipasi yang berat.
Tidak disarankan untuk mengonsumsi obat analgesik dalam waktu berkepanjangan dan jumlah berlebihan. Karena terapi analgesik akan meningkatkan kinerja liver dan mendorong suplai air menuju liver kemudian ginjal. Inilah yang dapat memicu terjadinya sembelit.
Dalam pandangan lain, efek analgesik ini terjadi karena kinerja obat yang juga menjadi anti piretik atau anti demam. Pasien pada umumnya akan memproduksi lebih banyak keringat sebagai mekanisme tubuh menyamakan suhu tubuh dengan suhu ruangan. Proses berkeringat inilah yang membuat kadar air yang seharusnya tersuplai menuju usus berkurang.
Terlalu Banyak Antasida
Ada banyak alasan kenapa mengasup terlalu banyak terapi antasida akan memicu terjadinya sembelit. Tetapi menurut sumber Health, alasan utamanya karena antasida pada umumnya mengandung kalsium, magnesium dan alumunium.
Komponen mineral logam yang bisa memberatkan kerja usus dan mendorong sejumlah enzim diproduksi lebih banyak. Ini kondisi yang memicu terjadinya sembelit.
Selain itu, terlalu banyak komponen logam berat dalam tubuh, terutama jenis alumunium akan menyebabkan tubuh mensuplai lebih banyak air ke dalam hati dan ginjal. Sebagaimana dijelaskan ketika suplai air menuju ginjal meningkat drastis, maka suplai air menuju usus bisa berkurang.
Mengonsumsi Anti Histamin
Dalam laman WebMD, dijelaskan bahwa beberapa jenis obat bisa memberi efek sembelit pada konsumennya. Salah satunya adalah jenis obat terapi untuk alergi, yakni anti histamin.
Pada umumnya jenis anti histamin yang memicu masalah sembelit adalah anti histamin yang lazim digunakan untuk keluhan flu dan batuk, seperti jenis obat diphenhydramine. Jenis anti histamin ini turut berperan melemahkan otot usus dan menurunkan fungsi peristaltik usus.
Tetapi tidak hanya komponen anti histamin saja, beberapa jenis komponen untuk obat batuk seperti ephedrine and terbutaline juga terbukti memberi efek konstipasi pada beberapa pasien.
Mengonsumsi Anti Depresan
Beberapa jenis anti depresan bekerja dengan mempengaruhi kinerja hormon serotonin. Beberapa anti depresan bekerja pada pelemasan fungsi saraf dan otot. Hanya saja kinerja anti depresan ini tidak secara langsung juga menurunkan fungsi pencernaan terutama fungsi pembuangan.
Sebagaimana dijelaskan dalam verywell, penurunan fungsi saraf dan otot akibat mengonsumsi obat anti depresan membuat fungsi peristaltik dan kepekaan fungsi saraf area anus menurun. Kondisi ini yang menjadi penyebab sembelit.
Anda yang mengalami kasus depresi dan harus mengonsumsi anti depresan dalam jangka panjang disarankan mengonsumsi lebih banyak air dengan asupan sayur dan buah yang tinggi. Bila feses memiliki komposisi air dan serat lebih banyak, tidak diperlukan kinerja peristaltik berlebihan untuk membuatnya keluar.
Mengonsumsi Makanan Kemasan dan Cepat Saji
Semua jenis makanan cepat saji dan kemasan seperti nugget, sosis dan criping cenderung rendah serat dan kaya akan minyak dan lemak. Komponen garam yang berlebihan dalam makanan akan memicu lebih banyak masalah dalam usus.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGKondisi ini membuat kinerja usus melambat, sejumlah komponen air dalam usus keluar dan akhirnya membuat feses kekurangan air dan berbentuk lebih liat akibat tingginya kadar pati dan lemak jenuh di dalamnya.
Dalam penjelasan LIVESTRONG.COM, diungkap pula bagaimana garam berlebihan memang berkolerasi dengan sembelit. Garam membuat pencernaan berjalan lambat dan mengurangi komposisi air dalam usus.
Mengonsumsi Terlalu Banyak Kopi dan Alkohol
Kopi memiliki dua sisi pengaruh ketika kita bicara soal kinerja usus dan pencernaan. Menurut LIVESTRONG.COM, kopi membantu meningkatkan gerak otot usus besar, sehingga feses lebih mudah keluar. Tetapi di sisi lain efek diuretiknya menarik banyak air menuju ginjal dan menurunkan kadar air dalam usus.
Alkohol juga memiliki efek diuretik. Bahkan lebih efektif dari kopi, karena adanya pengaruh alkohol membebani liver lebih berat sehingga memaksa liver menarik lebih banyak air menuju ginjal. Masalah lain, alkohol juga menyebabkan gangguan fungsi lambung yang semakin memperburuk fungsi pencernaan.
Mengalami Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika produksi hormon tiroid dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Kondisi ini mengacu pada pelambatan seluruh fungsi tubuh. Dan tentu saja termasuk sistem pencernaan.
Hormon tiroid berperan dalam fungsi metabolisme dan kinerja setiap sel. Bila kadar hormon tiroid rendah, sejumlah sel tidak terstimulasi untuk bekerja sebagaimana mestinya dan melambat.
Demikian halnya dengan usus yang menyebabkan proses cerna makanan dan proses pendorongan sisa makanan menuju anus melambat. Inilah yang menjadi penyebab sembelit.
Kebanyakan Terapi Enema
Terapi enema memang banyak direkomendasikan oleh beberapa dokter untuk membantu mengatasi keluhan sembelit dengan cepat dan mudah. Cara ini juga terbilang aman karena terapi sebenarnya tidak masuk ke dalam tubuh, melainkan hanya menyerap ke dalam feses dan membuat feses lebih mudah keluar.
Cara ini dilakukan dengan memasukan gel laksatif ke dalam anus untuk kemudian membiarkannya beberapa saat sebelum akhirnya pasien akan BAB dengan mudah. Pada batas tertentu terapi ini sepenuhnya aman dan bebas efek samping.
Tetapi bila kebiasaan ini terus menerus dilakukan, maka pasien akan mengalami ketergantungan. Sistem dinding anus yang seharusnya bekerja membaca sinyal dan membentuk gerakan peristaltik alami akan mengalami penurunan fungsi.
Beberapa terapi sejenis termasuk kopi enema, atau enema dengan sabun dan beberapa metode enema lain yang sejenis juga memiliki resiko hampir serupa pada fungsi usus besar.
Depresi
Sebuah fakta yang cukup kontradiktif ketika dikatakan dalam Health terapi anti depresan memberi efek konstipasi tetapi depresi itu sendiri juga bisa menjadi penyebab sembelit.
Meski tidak selalu terjadi, mereka dengan keluhan depresi berat juga bisa mengalami keluhan konstipasi. Depresi memicu otak untuk menurunkan sejumlah fungsi tubuh dengan alami. Kadang penurunan fungsi juga menyerang fungsi pencernaan.
Kehamilan dan Melahirkan
Semakin bertambah usia kehamilan, sejumlah ibu mengeluhkan semakin sering mereka mengalami masalah sembelit. Beberapa bahkan menjadi sangat serius sampai mengeluhkan keluarnya darah selagi BAB dan munculnya wasir kecil.
Ini sebenarnya efek dari dorongan rahim yang membesar dan menekan ke segala arah di dalam area perut, termasuk pula area usus besar. Ini membuat usus besar menyempit dan mengalami hambatan untuk bekerja sebagaimana mestinya. Dorongan ini pula kadang yang memicu munculnya wasir di saat hamil.
Setelah melahirkan masalah juga tak lantas usai. Beberapa alasan muncul berkaitan dengan sembelit di masa setelah melahirkan. Beberapa berkaitan dengan robeknya perineum atau dinding antara vagina dan anus yang membuat pasien mengeluhkan perih ketika BAB. Rasa perih ini membuat ibu akan kesulitan untuk BAB.
Di sisi lain, beberapa ibu membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama sehingga beberapa otot di sekitar pelvisnya melemah. Inilah yang membuat gerak peristaltik pada usus besar menurun.
Memiliki Keluhan Lambung
Keluhan lambung seperti ganguan iritasi lambung atau acid reflux yakni naiknya kadar asam lambung juga memicu terjadinya sembelit. Bukan hanya karena efek obat-obat antasida yang mengandung komponen logam berat, tetapi karena gangguan lambung juga akan menurunkan kinerja fungsi pencernaan secara menyeluruh.
Pada beberapa kondisi, gangguan lambung membuat makanan yang Anda asup tidak terproses sempurna. Ini membuat sisa makanan yang dihasilkan memiliki bentuk yang lebih padat dan keras. Kondisi yang menyebabkan terjadinya sembelit.
Mengalami Masalah Diabetes
Diabetes rupanya juga bisa mempengaruhi masalah konstipasi. Diabetes dalam beberapa level kondisi akan menurunkan fungsi sistem saraf dan kinerja sejumlah jaringan otot.
Sejumlah kasus diabetes menahun menunjukan pasien mulai mengeluhkan bagaimana mereka mudah merasa sebah dan mual. Ini disebabkan oleh melemahnya fungsi otot pada usus dan memperlambat kinerja pencernaan.
Beberapa pasien diabetes lain mengeluhkan bagaimana anus mereka tidak lagi cukup peka untuk BAB. Ini membuat mereka kesulitan membuang kotoran, apalagi ditambah dengan keluhan peristaltik pada area dinding anus yang juga turut menurun.
Mengalami IBD
IBD adalah kepanjangan dari Inflammatory Bowel Disease, atau lebih kerap disebut dengan infeksi usus. Penyakit ini terbagi dalam dua jenis yakni Crohn’s Disease and Ulcerative Colitis.
Kedua penyakit ini bisa memicu terjadinya konstipasi. Karena sejumlah penurunan fungsi usus sehingga memicu gagalnya pembentukan feses sempurna oleh usus. Ini menyebabkan feses menjadi terlalu keras dan sulit dikeluarkan. Sementara itu, IBD juga bisa mengganggu fungsi peristaltik usus sehingga menyulitkan gerakan alami feses menuju anus.
Tak perlu terlalu khawatir, meski IBD bisa berkolerasi dengan sembelit, Anda baru layak untuk khawatir bila sembelit Anda disertai dengan reaksi kram perut yang kuat, rasa mual dan sebah yang menekan dan ketika feses Anda tampak mengandung darah.
Mengalami Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi secara langsung memang tidak banyak mempengaruhi masalah konstipasi. Tetapi ditemukan fakta bahwa sejumlah terapi yang diberikan untuk penyakit tekanan darah tinggi bisa memicu sembelit.
Dalam ulasan Canadian Journal of Gastroenterology, juga diungkap beberapa terapi yang lazim diberikan pada penderita tekanan darah tinggi juga bisa menjadi penyebab sembelit. Beberapa diantaranya adalah methyldopa, clonidine, propranolol, kemudian juga Calcium channel blockers.
Memiliki Masalah Fungsi Saraf dan Otot
Memiliki masalah dengan fungsi saraf dan otot biasanya juga bisa berkolerasi dengan masalah sembelit. Ini terkait dengan terapi yang diberikan dan sejumlah koneksi sistem saraf yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Ketika fungsi neurotransmitter seseorang terganggu, maka beberapa fungsi dalam tubuhnya juga bisa terganggu. Dan tidak melepas kemungkinan bila gangguan muncul pada fungsi pencernaan.
Sedang menurut sumber News MEDICAL LIFE SCIENCES, beberapa terapi obat-obatan medis yang bekerja pada sistem saraf dan otot seperti sejumlah obat anti kejang (anti spasmodik), terapi anti parkinson, anti epilepsi dan anti kolinergik yang mempengaruhi fungsi neurotransmitter bisa menurunkan fungsi saraf dan otot pada usus.
Dalam hal ini terapi bisa menurunkan kinerja otot dan mengurangi kemampuan peristaltik usus dalam mendorong sari makanan dan sisa makanan menuju usus besar. Juga menurunkan kepekaan dinding rektum dan anus untuk mengenali sinyal pada usus besar.
Rupanya masalah sembelit bukan sekedar persoalan asupan makanan yang sehat. Sejumlah hal bisa pula menjadi penyebab sembelit. Dan dengan memahami hal tersebut secara baik dapat membantu Anda mengantisipasi dengan lebih efektif.
Cara antisipasi yang paling sederhana adalah dengan tetap menjaga asupan serat ke dalam tubuh Anda. Hindari asupan karbohidrat sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks yang kaya serat. Pastikan untuk mengonsumsi cukup buah dan sayuran. Dan jangan lupa untuk minum air 8 gelas sehari serta menjalankan aktivitas fisik dengan rutin.
Serat dan air akan membantu kinerja usus, bahkan bilapun sistem kerja usus mengalami pelemahan. Juga membantu menjaga komposisi normal feses sehingga lunak dan mudah dikeluarkan, meskipun sejumlah fungsi dalam ruas anus menurun. Demikianlah kedua seri artikel yang membahas mengenai penyebab sembeli yang perlu dihindari.