Apakah Anda pernah mendengar ADHD? Atau Anda lebih familier dengan istilah anak hiperaktif? Apakah setiap anak yang tidak bisa diam bisa dikategorikan sebagai ADHD? Bagaimana mengenali tanda-tanda ADHD pada bayi dan anak? Dan apakah kondisi ini benar-benar merupakan situasi yang buruk untuk anak?
Tidak mudah memang mengenali keluhan ADHD pada bayi dan anak. Ini karena kebanyakan orang relatif asing dengan kondisi tersebut. Bahkan dengan mudah menilai seorang anak dengan perilku tidak bisa diam sebagai hiperaktif. Sementara beberapa orang tua kesulitan mengenali apakah anak mereka mengalami ADHD.
ADHD Pada Bayi
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Kondisi ini memang kerap disama ratakan dengan kondisi hiperaktif biasa. Padahal sebenarnya tidak lantas setiap kasus anak yang cenderung tidak bisa diam akan memiliki masalah ADHD. Kondisi ADHD memiliki kompleksitas yang lebih mendalam dibandingkan sekedar anak yang tidak bisa diam.
Kasus ADHD pada bayi bisa berkelanjutan hingga seseorang dewasa. Biasanya ADHD pada bayi sudah bisa terdeteksi jelas sejak usia mereka menginjak 6 tahun. Pada umumnya disertai dengan keluhan anak yang terlihat belum bisa mengikuti pendidikan formal di sekolah, baik materi maupun tata perilaku normal dalam sekolah. Kebanyakan kasus ADHD menyerang anak laki-laki ketimbang anak perempuan.
Banyak dugaan mengenai penyakit ADHD ini sebagaimana dijelaskan dalam situs webmd, sejumlah pakar sendiri bahkan melihatnya dalam sudut pandang berbeda. Beberapa pakar melihatnya sebagai kekurangan, sedang sisanya justru melihatnya sebagai kelebihan.
Perilaku mereka yang aktif berlebihan dan kecenderungan mereka untuk mudah emosi juga tantrum dianggap sebagai pengaruh dari kinerja otak mereka yang sangat cepat. Pola pikir cepat mereka mendorong mereka bereaksi dengan cepat, bergerak terus menerus bahkan cenderung sulit untuk berkonsentrasi pada satu hal dalam tempo yang lama.
Kondisi ADHD pada bayi kadang sulit dikenali, karena kebanyakan anak usia ini cenderung tidak bisa diam dan sulit berkonsentrasi. Jadi sulit membedakan apakah seorang anak menderita ADHD dengan hiperaktif biasa.
Namun pada saat anak berusia sekolah seharusnya mereka mulai mengembangkan kemampuan untuk memahami perintah dan kemampuan konsentrasi dalam tempo panjang. Dan ketika kemampuan ini tidak muncul, maka bisa jadi anak tersebut menderita ADHD.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGPenyebab ADHD Pada Bayi
Sulit dipahami apa yang mempengaruhi penyimpangan perilaku ini pada anak-anak. Pakar sepakat bahwa kondisi tidak biasa ini berasal dari perkembangan pada fungsi otak yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Namun dugaan terkuat adalah kebanyakan anak ADHD memiliki kelemahan dalam perkembangan otak dimana kemampuan konsentrasi diatur. Juga diduga ada peran ketidak seimbangan hormonal yang bekerja mempengaruhi fungsi neurotransmitter pada otak.
Selain itu, sejumlah dugaan seperti efek infeksi, mal nutrisi juga efek keracunan pada janin atau bayi, menjadi penyebab lain yang banyak dikemukakan. Selain itu cidera otak tertentu pada anak atau bayi juga bisa mempengaruhi kinerja sistem emosi dan konsentrasi pada anak.
Tanda-Tanda ADHD Pada Bayi
Sebagaimana dijelaskan beberapa tanda dari ADHD pada bayi memang sulit dikenali. Ini karena anak-anak pada usia ini cenderung masih menunjukan sikap-sikap dan perilaku yang hampir serupa dengan gejala ADHD. Anak baru lebih mudah dikenali memiliki kasus ADHD ketika mereka mulai berusia 7 tahun. Kadang seorang anak baru bisa didiagnosa penuh mengidap ADHD setelah berusia di atas 10 tahun.
Apa saja sebenarnya sinyal-sinyal yang menandakan seorang anak memiliki masalah ADHD? Berikut adalah beberapa tanda utama yang lazim ditemukan pada anak dengan ADHD sebagaimana dilangsir pada laman healthline.
-
Ketidakmampuan untuk fokus
Anda bisa waspada ketika anak tampak sulit untuk fokus pada satu hal atau satu tugas dalam waktu yang lama. Mereka tidak betah berlama-lama dengan satu hal dan cepat meninggalkannya, atau mungkin terkesan cepat bosan.
Tetapi masalah lemah fokus ini bukan hanya soal menjalankan tugas, tetapi juga ketika seseorang berbicara dengan mereka. Sulit untuk membuat mereka diam dan memperhatikan apa yang Anda sampaikan, bahkan terkesan mereka mengabaikannya. Mereka bisa jadi sepenuhnya tidak menghiraukan juga menjawab apa yang Anda katakan.
Pada beberapa anak, mereka bisa memiliki dua atau lebih ketertarikan pada satu waktu, dan kadang membuat mereka seolah mengerjakan beberapa hal sekaligus. Inilah sebabnya sejumlah terapi ADHD dilakukan dengan memberi mereka pengalih perhatian sehingga bisa fokus pada satu hal. Ini dianggap efektif mengimbangi kecepatan otak mereka.
-
Terlalu fokus pada diri sendiri
Sementara sulit untuk membuat mereka fokus dan perhatian pada sesuatu, mereka justru lebih fokus pada diri sendiri. Mereka kesulitan untuk memahami kebutuhan dan keinginan orang lain. Juga kesulitan untuk menerima kebersertaan orang lain dalam aktivitasnya.
Demikian halnya sehingga kadang mereka bisa saja mendadak bicara hal yang menarik bagi mereka dengan mengabaikan sepenuhnya pembicaraan yang disampaikan padanya. Mereka akan bicara mendadak ditengah orang lain yang sedang bicara.
Mereka bisa bersikap acuh dan hanya peduli pada apa yang mereka inginkan. Dan kadang ini menyebabkan mereka sulit memahami sistem antrian, sistem kerjasama, aktivitas bersama dengan teman juga kemampuan toleransi.
-
Sangat emosional
Pada saat anak berusia di bawah 5 tahun, menjadi mudah tantrum masih bisa dianggap lazim. Ini karena sulit bagi anak di usia ini untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran mereka sehingga satu-satunya cara yang dipahaminya adalah menangis dan marah.
Tetapi seharusnya hal ini tidak lagi terjadi pada anak usia di atas 7 tahun. Mereka seharusnya lebih mampu untuk menyampaikan emosi mereka, tanpa harus menjadi mudah marah dan menangis, apalagi tantrum.
Dan ketika anak usia di atas 7 tahun masih saja mudah mengamuk atau tantrum, akan lebih baik untuk Anda waspada. Meski tidak selalu mengartikan keberadaan ADHD pada bayi, mudah tantrum adalah salah satu gejala utama dari ADHD pada bayi.
-
Tidak bisa diam
Ini masih berkaitan dengan kesulitan anak ADHD untuk fokus. Karenanya mereka menjadi sulit untuk duduk diam. Mereka menjadi sangat aktif, tidak bisa diam, terus bergerak, terus melakukan observasi untuk apa saja yang ada disekitar mereka.
Mereka bisa menjadi masalah dengan perilaku ini, karena kemudian mereka juga tidak bisa diam dan duduk mengikuti pelajaran ketika berada dalam kelas. Juga menjadi terlalu mengganggu dalam situasi serius atau keramaian.
-
Tidak mampu merampungkan tugas
Masih berkaitan dengan masalah fokus juga dengan masalah mereka untuk duduk diam dalam jangka panjang. Kadang mereka hanya mampu bertahan pada satu hal dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Karenanya sulit bagi mereka fokus pada satu hal dalam jangka waktu lama serta mudahnya mereka berpindah perhatian dari satu hal ke hal yang lain, termasuk mudah sekali bagi mereka terpikat pada hal baru, membuat sulit bagi mereka merampungkan satu tugas dengan baik.
Kebanyakan dari mereka akan memiliki prestasi sekolah yang buruk. Ini karena mereka cenderung tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah dengan baik sehingga mereka tidak bisa mencapai prestasi yang memadai.
-
Mudah lupa
Sebenarnya ini karena efek dari ketidak mampuan mereka untuk fokus ketika seseorang menyampaikan pesan pada mereka. Otak mereka bekerja dengan cara unik untuk menangkap pesan, sehingga kadang justru membuat sejumlah informasi luput untuk terekam.
Hasilnya, kadang mereka lupa dengan tugas yang perlu dilakukan. Lupa dengan tata urutan dalam mengerjakan sebuah hal. Juga tidak dapat mengikuti sebuah program sesuai rencana yang sudah ditentukan. Bisa dikatakan, penjelasan panjang dengan perencanaan mendalam bukan bidang yang mudah mereka kuasai.
-
Sering melamun
Sementara anak-anak dengan ADHD sangat aktif dan tidak bisa diam, di waktu lain ternyata mereka bisa berperilaku sangat pasif. Ini karena mereka sedang memiliki pikiran yang menguasai benaknya sehingga pikirannya terpusat pada hal tersebut terus menerus. Mereka tetap tidak perhatian pada lingkungan, karena mereka sepenuhnya terhanyut oleh pikiran mereka sendiri.
Pada kasus dimana masa pasif menjadi lebih dominan, biasanya anak cenderung memiliki kasus ADD atau Attention Deficit Disorder. Mereka cenderung tidak terlalu aktif, bahkan bisa duduk diam berlama-lama. Tetapi mereka tidak memperhatikan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Mereka tenggelam dalam pikiran mereka sendiri dan tidak mendengarkan sama sekali ucapan orang lain.
Itulah beberapa gejala dari kondisi ADHD pada bayi dan anak. Kadang kasus ini bisa terus terjadi hingga seseorang dewasa, meski kadang disertai dengan penurunan intensitas gejala seiring waktu, meski kadang tidak signifikan.
Pada dasarnya anak dengan ADHD bisa diatasi. Banyak kasus ADHD bisa berkembang untuk hidup normal setelah menjalankan terapi memadai. Diperlukan terapi rutin dan dukungan orang tua untuk membantu mereka hidup dengan normal. Kadang mereka bahkan menjadi relatif lebih cerdas dari rekan sepantaran mereka.