Apa Itu Anemia Defisiensi Besi?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Wajah yang pucat merupakan salah satu tanda yang sangat khas bahwa seseorang menderita anemia. Namun tidak semua orang yang berwajah pucat lantas langsung dikaitkan dengan gejala anemia. Ada faktor-faktor penyebab lainnya yang memicu tampilan pucat pada wajah.

Wajah yang pucat akibat gejala anemia atapun karena faktor lainnya (ketika sedang ketakutan) dapat dibedakan dari konjungtiva dan tampilan fisik telapak tangan. Telapak tangan yang berwarna kemerahan menandakan bahwa kita tidak terkena anemia. Sebaliknya, telapak tangan yang pucat bisa menjadi salah satu tanda bahwa kita terkena anemia.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Terdapat tiga kemungkinan penyebab anemia. Penyebab yang pertama, adanya gangguan produksi sel darah merah di dalam tubuh. Penyebab yang keduam terdapat gangguan dan kerusakan (hemolisis), dan adanya pendarahan/ tubuh kehilangan darah baik pendarahan yang tampak dari luar maupun pendarahan yang terjadi di dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang dipicu oleh gangguan proses produksi hemoglobin sebagai akibat kurangnya jumlah zat besi yang masuk ke dalam tubuh.

Anemia defisiensi di Indonesia cukup populer karena jumlah penderitanya yang cukup besar. Menurut data terakhir yang berhasil dikumpulkan, lebih dari setengah total jumlah penderita anemia di Indonesia adalah penderita anemia defisiensi zat besi. Pemicu  utama jenis anemia yang satu ini adalah kurang diperhatikannya kualitas dan kuantitas kandungan nutrisi  yang masuk ke dalam tubuh.

Tak heran jika anemia defisiensi zat besi ini sering dikaitkan dengan masalah gizi. Anemia defisiensi zat besi juga berpotensi diderita oleh mereka yang kekurangan jenis zat gizi tertentu seperti vitamin A dan jenis mineral tertentu seperti yodium.

Seseorang dengan gangguan produksi hemoglobin tak hanya akan mengalami anemia defisiensi zat besi, melainkan juga berpotensi mengalami beberapa gejala gangguan perkembangan dan pertumbuhan tubuh, khususnya jika diderita oleh anak-anak. Anak-anak dengan beberapa ganguan produksi hemoglobin, pertumbuhan, dan perkembangan juga cenderung mudah sakit karena sistem imun tubuhnya yang kurang baik. Dampak lainnya dari adanya gangguan produksi hemoglobin adalah adanya gangguan di dalam sistem pencernaan, perubahahan tingkat seluler, gangguan kardiovaskular, dan gangguan pada susunan saraf.

Orang dewasa idealnya memiliki kadar hemoglobin sebesar 53 mg/kg BB atau setara dengan berat 4 gram. Untuk bayi yang baru lahir, jumlah hemoglobin di dalam tubuhnya sekitar setengah gram yang mana dari total setengah gram hemoglobin tersebut 67% dalam bentuk hemoglobin, 30% hemoglobin dalam bentuk feritin, dan 3% berupa mioglobin.

Hemoglobin yang disimpan dalam bentuk feritin memiliki sifat mudah larut dan eksistensinya menyebar di seluruh sel makrofag dan parenkim. Jumlah feritin terbanyak ada pada organ hati. Bentuk lainnya dari hemoglobin selain feritin yaitu hemosiderin yang sifatnya sulit larut dan stabil. Hanya saja jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan feritin.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Hemosiderin ini dapat dijumpai pada sel makrofag pada organ limpa, sel kupfer pada organ hati, dan sumsum tulang belakang. Ketika tubuh kekurangan asupan gizi yang memadai, cadangan zat besi ini secara otomatis akan digunakan oleh tubuh untuk memproduksi sel-sel darah merah.

Untuk mencegah timbulnya gangguan produksi hemoglobin dalam tubuh, tubuh harus tercukupi kebutuhan zat besinya. Kebutuhan tubuh akan zat besi antara anak-anak dan orang dewasa berbeda. Anak-anak memerlukan zat besi sekitar 0,8 hingga 1,5 gram setiap harinya. Sayangnya semua zat besi yang didapat dari makanan tak sepenuhnya diserap oleh tubuh (hanya 10%-nya saja yang diserap oleh tubuh).

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dengan kisaran 8 hingga 10 gram sehari agar zat besi yang diserap oleh tubuh lebih banyak lagi.  Bayi atau balita yang masih mendapatkan ASI cenderung lebih aman dari kekurangan zat besi karena zat besi yang terdapat pada ASI sangat mudah untuk diserap oleh tubuh. Berbeda sekali dengan produk susu sapi di mana zat besi pada susu sapi sulit diserap oleh tubuh anak-anak. Meski demikian, mereka tetap memerlukan asupan zat besi dari MPASI yang sudah boleh diberikan pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi di dalam tubuh, yaitu:

  • Jumlah zat besi pada makanan atau minuman yang dikonsumsi
  • Penyerapan zat besi oleh mukosa
  • Bioavailabilitas zat besi pada makanan

Kemudian proses penyerapan zat besi di dalam organ usus dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Penyerapan zat besi yang berupa non heme di mana zat besi ini 90 persen berasal dari makanan. Zat besi dalam bentuk non heme merupakan  zat besi inorganik yang proses penyerapannya sangat tergantung pada vitamin C, asam amino, dan asam lambung yang kemudian ketiga komponen ini mengalami reduksi dan berubah menjadi fero. Fero inilah yang kemudian diserap oleh tubuh.
  • Penyerapan zat besi yang berupa heme yang hanya 10 persen saja didapatkan dari makanan atau minuman yang kita konsumsi. Zat besi ini langsung dapat diserap oleh tubuh tanpa adanya komponen pendukung lainnya seperti asam lambung, zat-zat makanan tertentu, dan cadangan zat besi di dalam tubuh.

Zat besi yang berupa heme yang terdapat di lambung kemudian akan dipisahkan dari  zat protein dengan bantuan enzim protease dan asam lambung. Heme ini kemudian akan berubah menjadi hemin melalui proses oksidasi. Hemin ini kemudian masuk ke dalam mukosa usus dan akan dipecah menjadi porfirin dan feri bebas dengan bantuan enzim hemeoksigenase.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}