Metode deteksi dini yang paling mudah dan murah adalah dengan memeriksa payudara sendiri (SARARI). Namun, seperti dijelaskan dalam artikel sebelumnya, hasil pemeriksaan secara klinis seperti SARARI sangat bergantung pada keterampilan pemeriksa.
Bagi yang belum terampil melakukannya, tentu akan menimbulkan kebingungan tersendiri mengenai hasil pemeriksaan. Karena itu, selain melakukan SARARI atau pemeriksaan payudara sendiri, ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara. Metode pemeriksaan apa saja yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara? Mari kita simak satu-per-satu!
Clinical Breast Examination (Pemeriksaan Klinis Payudara)
Clinical Breast Examination (CBE) adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih lanjut.
CBE dapat menjadi metode deteksi dini kanker payudara yang efektif pada wanita yang tidak melakukan mammografi secara teratur. Secara spesifik, CBE memberikan kesempatan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi kanker payudara serta memberikan penyuluhan pada wanita tentang kanker payudara, baik gejala klinis, faktor resiko, serta peran deteksi dini untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.
Juga memberikan kesempatan kepada dokter untuk mendiskusikan manfaat dan keterbatasan CBE sebagai metode deteksi dini. Pada wanita berusia 20-40 tahun CBE dianjurkan untuk dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Pemeriksaan Mamografi
Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar rontgen, untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin. Mamografi telah terbukti mampu mendeteksi kanker payudara pada stadium dini dan apabila dilakukan tindak lanjut dengan diagnosis dan terapi yang memadai, dapat mengurangi angka mortalitas atau kematian akibat kanker payudara.
Panduan American Cancer Society untuk deteksi dini kanker payudara, yang terakhir diunduh dari tahun 2003, menyatakan bahwa wanita dengan resiko kanker payudara yang tinggi dapat menggunakan skrining tambahan, seperti USG atau MRI payudara daripada hanya mamografi dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan tersebut dianjurkan bagi wanita di atas 40 tahun, baik pada wanita yang bergejala dan yang tidak bergejala. Rekomendasi dari American Cancer Society, American College of Radiology, American Medical Association, National Cancer Institute, American College of Gynecology, dan U.S Preventive Services Task Force mengatakan bahwa wanita usia 40 tahun atau lebih dianjurkan mendapat skrining mamografi satu kali tiap tahunnya.
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi keberadaan kanker pada jaringan payudara. Prinsip utama pemeriksaan ini adalah dengan mendeteksi jaringan kanker menggunakan gelombang suara. Tiap jaringan dengan kepadatan yang berbeda akan menggambarkan hasil penampakan yang berbeda pula pada pemeriksaan USG.
Selain mamografi, pemeriksaan dengan USG biasanya dilakukan apabila pada pemeriksaan CBE ditemukan adanya benjolan. Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk membuktikan adanya massa kistik dan solid/padat yang mengarah pada keganasan atau pada wanita di bawah usia 40 tahun.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGMagnetic Resonance Imaging (MRI)
Para ahli dari berbagai studi menemukan bahwa penggunaan MRI sebagai metode skrining kanker payudara lebih sensitif daripada mamografi. MRI menggunakan bidang magnet untuk menghasilkan potongan gambar struktur jaringan secara detail, memberikan kontras yang sangat bagus untuk jaringan lemak.
Kontras antara jaringan di payudara (lemak, kelenjar, lesi, dan lain-lain) bergantung pada mobilitas dan lingkungan magnetis dari atom hidrogen di air dan lemak yang berkontribusi pada terang-tidaknya jaringan pada gambar yang dihasilkan.
Caranya, pasien disuntikkan agen kontras atau semacam cairan yang akan mengeluarkan warna. Kemudian pasien dimasukkan ke dalam lorong dan ditembakkan daya magnet yang akan menghasilkan warna tertentu pada jaringan yang telah diinjeksi agen kontras.
Akhirnya, akan didapat gambaran struktur, bentuk dan komposisi payudara secara lebih detail bahkan bisa menangkap adanya sel yang sudah mengarah menuju kanker.
MRI telah banyak diterapkan untuk memeriksa gejala penyakit, di mana hasil penelitian telah terbukti memiliki sensitivitas yang tinggi sebagai alat skrining untuk kanker payudara pada wanita dengan resiko tinggi berdasarkan riwayat keluarga. Pendekatan dengan MRI ini membutuhkan teknik dan peralatan yang memadai, serta tenaga yang berpengalaman.
Termografi Payudara
Pilihan lain deteksi dini kanker payudara adalah dengan breast thermography. Berdasarkan penelitian klinis, bila dilakukan bersama dengan mamografi, sensitivitasnya akan meningkat hingga 98%.
Termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun penekanan apa pun. Dengan memanfaatkan digital infra-red thermal imaging, akan didapat pola panas normal dan tak normal yang dihasilkan oleh adanya sel kanker.
Caranya, pasien cukup berdiri di depan alat termografi. Kemudian petugas akan merekam pola panas payudara. Bila terdapat warna merah (tanda suhu tinggi), maka terdapat aktivitas sel tumor.
Bagi Anda yang didiagnosa mengidap kanker, jangan putus asa! Temukan solusi yang Anda butuhkan dengan mengunjungi halaman Sekilas Sarang Semut dan kunjungi halaman Pencegahan Kanker Payudara untuk Anda yang terutama beresiko tinggi.