Apa sebenarnya yang menjadi ciri kurang gizi pada anak? Seberapa parahkah kondisi malnutrisi yang dialami oleh sang buah hati? Bagaimana para ahli dapat melakukan evaluasi terhadap kesehatan gizi anak? Mari kita simak bersama uraian lebih lanjut dalam artikel ini!
Prosedur yang biasanya dilakukan oleh para ahli dalam mengetahui tanda atau ciri anak yang mengalami malnutrisi (kurang gizi) adalah dengan melakukan analisis dari gejala yang tampak. Selain itu, Anda bisa jadi dimintai keterangan sehubungan dengan kebiasaan makan anak dan jenis makanan yang biasa ia konsumsi.
Tak jarang juga penelitian lebih lanjut berupa analisis laboratorium dilakukan, hal ini melibatkan pengukuran tinggi badan atau penimbangan berat badan anak, guna menentukan jenis malnutrisi yang dialami sang anak dan seberapa parahkah kondisinya.
Tahukah Anda!
Selain berat badan dan tinggi badan, mereka juga memperhitungkan ukuran lingkar lengan dan usia. Kekurangan gizi pada anak dapat terlihat dari perubahan warna kulit dan rambut, perubahan sikap menjadi lebih sensitif, kondisi fisik yang tampak lemah atau kelihatan sangat kurus.
Seorang penderita malnutrisi biasanya memiliki berat badan 10-25% berat normal, ukuran tersebut menandakan bahwa kondisi kurang gizi masih dalam tahap ringan. Namun, jika kondisi berat badan menurun mulai dari 25-40% berat normal bahkan lebih dari 40%, Anda perlu waspada karena batas tersebut merupakan kondisi malnutrisi tahap sedang hingga berat yang membutuhkan perawatan.
Setidaknya ada dua jenis malnutrisi protein-energi (PEM) yaitu: marasmus dan kwashiorkor,juga satu jenis yang merupakan gabungan dari keduanya. Apa yang membedakan jenis-jenis malnutrisi atau kurang gizi ini?
Marasmus disebut juga kemunduran progresif yang terlihat pada bayi usia 6 bulan sampai 1 ½ tahun. Sesuai sebutannya, kekurangan gizi jenis ini seringkali muncul bertahap dan disebabkan oleh perawatan anak yang kurang baik ataupun pemberian susu encer sebagai pengganti ASI (air susu ibu).
Bayi yang mengalami jenis malnutrisi ini cenderung memiliki berat badan yang menurun drastis, kondisi otot-otot tampak mengerut dan terlihat jelas, begitu pula dengan kulit tipis yang tampak menempel dengan tulang, kondisi wajah yang tampak menua bahkan terlihat cengeng.
Kwashiorkor hal ini terjadi karena kekurangan asupan protein akut yang menyebabkan tubuh menyimpan cairan, sehingga anak terlihat membengkak pada setiap ujung tubuhnya, seperti pada kepala dan perut. Selain itu, sang anak dapat mengalami pengelupasan kulit dan perubahan pada warna maupun tekstur rambut, juga kerusakan liver. Kondisi ini juga dapat terlihat dari wajah yang tampak masa bodoh dan sedih.
Oleh karena itu ada baiknya agar Anda tidak menghentikan pemberian ASI selama tahun-tahun pertama sejak kelahiran sang buah hati. Hindari penggantian ASI dengan sup sayuran ataupun air gula. Pemberian sup sayuran hendaknya di selingi dengan ASI. Demikianlah tanda atau ciri anak yang mengalami malnutrisi (kurang gizi).