Kadang kanker payudara tak bisa segera ditemukan pada stadium paling awal, namun pada stadium kedua. Apa yang akan dihadapi pasien yang didiagnosis kanker payudara stadium 2? Apa keluhan yang akan pasien rasakan? Dan bagaimana proses perawatan yang harus dijalankan?
Stadium kanker payudara ditinjau setelah pasien didiagnosis menderita kanker payudara, dimana dokter akan memeriksa apakah kanker tersebut sudah menyebar, dan jika sudah, seberapa jauh penyebarannya. Penentuan stadium kanker akan membantu memastikan seberapa serius kanker dan bagaimana cara terbaik untuk menanganinya.
Diagnosis Kanker Payudara Stadium 2
Kebanyakan kanker payudara stadium dini sama sekali tidak menunjukan adanya gejala atau tanda apapun. Ini menyulitkan pasien untuk mengidentifikasi keberadaan kanker.
Apalagi, tidak semua orang cukup mawas untuk melakukan pemeriksaan reguler dengan mammogram. Dan itu sebabnya sejumlah kasus kanker payudara dapat terdeteksi setelah kanker berkembang lebih jauh hingga stadium 2.
Masalahnya, kebanyakan kasus kanker payudara stadium 2 masih tidak menunjukan gejala yang jelas. Tetapi, pemeriksaan mandiri atau kita kenal dengan istilah SaDaRi (Periksa Dada Sendiri) akan cukup membantu. Dan prosedur SaDaRi ini adalah sebagai berikut.
- Periksa permukaan payudara depan cermin
- Lihat bentuk payudara saat dijepit dengan lengan, menunduk dan tangan diangkat
- Tekan puting untuk melihat adanya cairan keluar
- Pijat memutar dengan tekanan
Pada stadium 2, gejala yang bisa terlihat dari prosedur SaDaRi adalah temuan benjolan, kadang disertai efek nyeri bila ditekan, kadang juga tidak. Sulit untuk melihat perubahan pada permukaan kulit atau pada bentuk payudara secara keseluruhan, karena pada umumnya kanker belum merusak payudara sampai sejauh itu.
Bila Anda Didiagnosis Kanker Payudara Stadium 2
Terdiagnosis mengidap kanker payudara stadium 2 memberi Anda kemungkinan bertahan hidup lebih dari 5 tahun dengan presentasi cukup besar. Bahkan bisa mencapai kisaran 90%.
Secara umum, kanker belum merusak sel-sel payudara secara menyeluruh. Beberapa kasus sudah mulai menginvasi area kelenjar getah bening, baik pada kedua ketiak ataupun pada area punggung. Ukuran kanker yang menyebar ke kelenjar getah bening relatif kecil masih di kisaran 0, 2 – 2 cm.
Lebih jelasnya, berikut adalah gambaran mengenai tipe-tipe kondisi dari kanker payudara stadium 2.
-
Kanker Payudara Stadium 2 A
Kanker bisa jadi masih berukuran di bawah 2 cm (atau belum ditemukan) (T1 atau T0), terlihat adanya massa kanker pada kelenjar getah bening dengan ukuran kisaran 1- 2 cm (N1). Kanker payudara stadium 2 A belum menyebar ke area atau tempat yang jauh (M0).
Selain itu, kanker juga bisa sudah berukuran antara 2 – 5 cm (T2), tetapi sama sekali tidak ada metastasis atau penyebaran kanker (M0), termasuk pada kelenjar getah bening (N0).
-
Kanker Payudara Stadium 2 B
Pada stadium ini, kanker telah berada pada ukuran antara 2 – 5 cm ( T2) dengan disertai terbentuknya metastasis pada kelenjar getah bening (N1). Kanker mungkin belum menyebar ke tempat jauh (M0).
Atau bisa juga kanker sudah berukuran lebih besar dari 5 cm tapi tidak bertumbuh ke dinding dada atau kulit (T3). Namun kanker belum mencapai kelenjar getah bening (N0) atau tempat yang jauh (M0).
Yang Dikeluhkan Pasien Kanker Payudara Stadium 2
Sebagaimana dijelaskan bahwa secara umum, pasien belum banyak menunjukkan gejala kanker payudara yang jelas, dan juga efek invasif dari sel kanker belum terlalu merusak sel-sel sehat pada payudara.
Ini mungkin membuat pasien tidak dapat menyadari adanya keluhan dan keganjalan pada payudara mereka. Secara umum pasien masih merasa baik-baik saja, meski kadang merasa lebih mudah lelah dan lemas.
Beberapa pasien kerap mengeluhkan payudara yang terasa kencang. Keluhan ini mungkin rasanya sama ketika Anda di masa-masa menjelang haid. Namun keluhan ini bisa muncul di luar waktu menjelang haid tiba.
Perawatan untuk Kanker Payudara Stadium 2
Penanganan kanker payudara stadium 2 pada umumnya hampir sama dengan prosedur pada kanker payudara stadium 1. Pengobatan dilakukan dengan mengangkat atau menghilangkan massa kanker dari payudara dan kelenjar getah bening bila ada. Kemudian disempurnakan dengan terapi tambahan untuk sepenuhnya membersihkan tubuh dari sisa-sisa kanker yang ada.
Prosedur tersebut dapat dijabarkan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Pengangkatan Jaringan Kanker
Ini masih menjadi pilihan pengobatan kanker payudara yang utama. Sejumlah prosedur standar yang lazim dilakukan untuk pengangkatan kanker adalah:
-
Masektomi
Ukuran kanker yang lebih besar memaksa diperlukannya pengangkatan sebagian dari payudara yang telah terinvasi kanker. Payudara akan tersisa sebagian karena prosedur ini akan mengangkat bagian payudara yang terserang kanker berikut dengan sel sehat yang ada disekitarnya.
-
Bedah Laser
Ukuran kanker yang relatif lebih besar dari 2 cm akan memungkinkan untuk diterapkannya prosedur ini. Prosedur ini dilakukan dalam beberapa tahap selama 4 pekan sampai sel kanker mengering dan dengan mudah diangkat dari dalam tubuh dengan prosedur pembedahan kecil. Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 91%.
Selain prosedur pengangkatan kanker, tentu secara medis pasien juga masih perlu mengikuti prosedur tambahan berupa sejumlah terapi khusus yang bekerja mematikan sel-sel kanker tersisa dari operasi. Dan prosedur-prosedur tersebut antara lain.
2. Radioterapi
Terapi dengan menggunakan efek radiasi ini dilakukan untuk mengeringkan sisa-sisa kanker dalam tubuh. Pasien akan menjalankan terapi radiasi secara general menggunakan terapi eksternal ataupun dengan prosedur internal melalui cairan radioaktif yang disuntikan.
Ada pula prosedur brakhiterapi atau terapi radiasi yang ditembakan langsung jarak dekat pada area kanker. Prosedur ini dianggap efektif hanya sampai ukuran kanker 3 cm.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANG3. Kemoterapi
Pengobatan ini dilakukan dengan menyuntikan atau mengonsumsi obat kanker payudara kimiawi khusus yang bekerja sebagai cytotoxin. Senyawa ini bekerja merusak sel-sel dalam tubuh yang bekerja agresif.
Terapi ini efektif mematikan sel kanker, tetapi juga memberi efek samping yang cukup berat. Pasien akan merasakan efek mati rasa, menurunnya imunitas, pusing, mual, rambut rontok, nyeri-nyeri dan lain sebagainya.
4. Terapi Tertarget
Terapi ini dilakukan dengan menembakan sejenis senyawa kimia khusus pada sel kanker yang akan bekerja sebagai sistem antibodi terhadap protein tertentu yang dilepas oleh kanker.
Protein ini bernama Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2) dan akan menjadi selubung utama sistem pertahanan dari sel kanker. Dan dengan peran senyawa kimia yang diketahui bernama Herceptin (trastuzumab), pembentukan protein dapat dihambat dan sel kanker akan melemah.
5. Terapi Hormon
Terapi ini sangat sering dilakukan untuk mengatasi kanker payudara. Ini karena beberapa jenis kanker payudara bekerja karena efek hormonal. Terapi dilakukan dengan menghambat enzim aromatase, yang bekerja merubah enzim androgen menjadi estrogen.
Perilaku ini menyebabkan kadar estrogen dalam tubuh meningkat dan beresiko mendorong pertumbuhan sel kanker pada payudara semakin aktif.
6. Terapi Biologi
Terapi modifikasi sel-sel imun dalam leukosit, sel T dan sel B ditemukan juga efektif untuk menangani kasus kanker payudara stadium 2. Menurut Journal Maedica, terapi ini membantu meningkatkan kemampuan sel T dan sel B dalam menyerang sel kanker dalam payudara.
Sel T dan Sel B akan ditingkatkan volumenya atau dengan meningkatkan kemampuan serang sel T dan sel T terhadap kanker melalui prosedur modifikasi biologis.
Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Stadium 2
Pasien kanker payudara stadium 2 memiliki sejumlah keluhan terkait dengan mudahnya tubuh pasien mengalami penurunan kondisi. Ini karena invasi kanker yang lebih kuat membuat pasien mudah merasa lelah, mudah sakit dan mudah mengalami masalah anemia.
Selain itu, pasien juga harus berhadapan dengan sejumlah terapi pengobatan yang akan memberi efek samping relatif berat. Sebut saja seperti efek mual, sakit kepala, kerontokan rambut, kehilangan selera makan, menurunnya daya tahan tubuh dan lain sebagainya.
Itu sebabnya, pasien perlu mengatur waktu biologisnya dengan sangat baik, mengingat pasien sangat membutuhkan istirahat. Istirahat akan membantu pasien memulihkan tubuh pasca operasi, kemoterapi dan terapi lainnya.
Aktivitas ringan seperti olahraga sederhana atau sekadar jogging ringan masih diperbolehkan untuk membantu menjaga sirkulasi darah berjalan baik. Sirkulasi darah yang baik akan membantu mempertahankan kondisi tubuh pasien.
Tambahkan dengan asupan makanan yang kaya vitamin, antioksidan, protein, dan asam lemak omega 3. Sebagaimana dijelaskan dalam ulasan kanker payudara stadium 1, asupan makanan ini akan membantu mempercepat proses pemulihan pasien pada masa perawatan.