Apa yang Anda pikirkan ketika tangan Anda merasakan adanya benjolan yang tiba-tiba muncul tanpa sebab di kepala Anda atau buah hati? Apakah Anda cemas dan takut itu tumor atau kanker?
Fakta bahwa Anda sampai di halaman ini menunjukkan bahwa setidaknya inilah beberapa pertanyaan yang bisa jadi terlintas di pikiran Anda saat ini.
- Apakah benjolan di kepala selalu berupa tumor/kanker?
- Apa saja kemungkinan lain yang menjadi penyebab benjolan di kepala?
- Dalam kondisi apa saja benjolan di kepala bisa dikatakan berbahaya?
- Bagaimana cara mengatasi benjolan di kepala yang tepat untuk Anda atau buah hati Anda?
Jawaban atas 4 pertanyaan tersebut bisa Anda temukan dengan membaca keseluruhan artikel ini. Sambil membaca, berupayalah untuk tidak kalut agar Anda bisa membuat pertimbangan dan langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganannya. Pertama, mari kita mulai dengan langkah dasar untuk mengenali karakteristik benjolannya.
Kenali Karakteristik Benjolan di Kepala yang Berbahaya
Berikut beberapa pertanyaan panduan yang bisa Anda gunakan untuk mengenali karakteristik benjolan di kepala Anda atau buah hati Anda. Catatan mandiri yang Anda buat berdasarkan daftar pertanyaan berikut juga bisa mempermudah Anda nantinya sewaktu berkonsultasi dengan dokter.
- Di area sisi kepala mana benjolan tersebut timbul?
- Apakah benjolan ada di dalam atau permukaan kulit?
- Berapa perkiraan ukuran benjolannya?
- Apakah ukurannya cenderung stagnan atau semakin membesar?
- Apakah benjolan menimbulkan rasa nyeri baik ketika ditekan atau tidak?
- Apakah tekstur benjolannya lunak, kenyal, atau keras?
- Apakah benjolan tersebut melekat atau bisa digerakkan?
Waspadalah bila karakteristik benjolan terlihat tumbuh atau berkembang cepat dalam waktu singkat, menimbulkan rasa nyeri yang semakin intens, berubah menjadi luka, bernanah, dan menyebabkan perdarahan.
Dan, segera cari bantuan medis bila gejala-gejala berikut turut menyertai kemunculan benjolan di kepala Anda atau buah hati Anda.
- Demam.
- Pusing.
- Mual dengan/tanpa disertai muntah.
- Sakit kepala dan leher terutama bila disertai tekanan yang berat.
- Gangguan penglihatan termasuk sensitif terhadap cahaya.
- Gangguan pendengaran, bicara, keseimbangan atau motorik.
- Perasaan linglung, hilang ingatan, penurunan kesadaran, perubahan ukuran pupil mata, dan kejang.
Umumnya, gejala-gejala di atas akan dialami oleh penderita benjolan kepala yang mengalami infeksi, masalah pada pembuluh darah, atau masalah saraf pada area kepala yang terluka (trauma) maupun sebagai dampak dari keberadaan tumor ganas (kanker) pada kepala.
Pada kasus demikian, penanganan yang cepat, tepat, dan intensif sangat dibutuhkan untuk keselamatan nyawa penderitanya.
Apakah Posisi Benjolan di Kepala Memengaruhi Tingkat Bahayanya?
Benjolan di kepala bisa timbul di berbagai sisi kepala kita. Misalnya, pada bagian atas kepala maupun belakang bawah kepala. Kemudian, apakah benjolan itu ada di dalam kulit atau di atas permukaan kulit kepala.
Penilaian awal terhadap risiko bahayanya bisa diperoleh dengan menggunakan panduan pertanyaan dan daftar gejala di atas, tidak soal di mana posisi benjolan di kepala timbul.
Namun, tentu saja pemeriksaan dan penilaian akhir oleh dokterlah yang harus menjadi patokan dasar, termasuk dalam menentukan penanganan yang disesuaikan dengan penyebab benjolan tersebut timbul.
Sebagai gambaran awal, bagian berikut akan membantu kita mengenali secara singkat beberapa penyebab benjolan di kepala yang umum terjadi dan dampak yang mungkin dialami penderitanya baik pada usia dewasa, anak, hingga bayi yang baru lahir.
Pastikan untuk terus membaca hingga akhir ya, sebab bagian akhir artikel ini juga akan menyajikan informasi tambahan seputar cara mengatasi benjolan di kepala.
Penyebab Benjolan di Kepala
Benjolan di kepala bisa muncul baik di atas maupun bawah permukaan kulit. Berikut beberapa kemungkinan yang bisa jadi Anda alami.
1. Benjolan Kepala di Atas Permukaan Kulit
Hemangioma Kulit:
Tumor jinak pada pembuluh darah. Merupakan salah satu kasus yang sering menjadi penyebab benjolan di kulit anak entah pada area kulit kepala, wajah, dada, maupun punggung. Bentuk dan warnanya terlihat seperti strawberry pada permukaan kulit.
Dapat ditemukan sejak lahir dan terlihat membesar di tahun pertama kehidupan. Pada sebagian besar kasus, hemangioma pada kulit akan menghilang dengan sendirinya saat anak mencapai usia 10 tahun. Bila tdk ada keluhan nyeri, luka, atau perdarahan pada hemangiomanya, maka cukup dipantau saja perkembangannya.
Folliculitis:
Peradangan pada folikel/akar rambut akibat infeksi bakteri atau jamur. Karakteristik benjolannya terlihat seperti jerawat kecil yang merah, berkepala putih di area folikel rambut, atau kekuningan akibat adanya nanah.
Meski tidak mengancam keselamatan jiwa, keberadaan benjolan di kulit kepala ini akan menyebabkan rasa gatal, perih, kerontokan rambut, dan luka.
Pilomatrixoma (Pilomatricoma):
Benjolan tumor jinak terkait perkembangan abnormal sel-sel matrix di folikel rambut (seringkali pada area wajah atau kepala). Benjolannya berukuran kecil dan keras sewaktu diraba, terkadang berwarna kebiruan, namun tidak menimbulkan rasa sakit. Diduga, faktor genetiklah yang berperan terhadap kemunculannya.
Meski sangat jarang terjadi, tumor ini dapat berkembang menjadi kanker ganas. Pilomatrixoma seringkali ditemukan sebagai penyebab benjolan di kepala anak meski belakangan kasusnya juga mulai ditemukan pada usia dewasa.
Seborrheic Keratosis:
Benjolan pada permukaan kulit yang tampak seperti kutil dengan variasi warna coklat muda/gelap atau hitam. Bentuk benjolannya bulat atau lonjong, dengan permukaan yang datar dan bersisik atau sedikit terangkat. Ukuran benjolan umumnya tidak lebih dari 2,5 cm. Selain di kulit kepala, benjolan ini juga bisa muncul pada area permukaan kulit leher, dada, atau punggung.
Faktor risikonya seringkali terkait dengan penuaan atau paparan sinar matahari berlebih. Meski tidak berbahaya atau menular, namun bisa jadi menyebabkan penderitanya merasa gatal.
Seborrheic keratosis ini patut diwaspadai berkembang menjadi kanker kulit bila terjadi luka atau perdarahan yang tak kunjung sembuh atau tiba-tiba melesat perkembangannya dalam waktu singkat.
Karsinoma Sel Basal:
Salah satu jenis kanker kulit yang muncul dan berkembang dari sel basal (Bagian terbawah dari lapisan epidermis kulit). Ciri-cirinya bisa jadi tampak berbeda pada tiap penderitanya di antaranya berupa: Lesi berwarna coklat/hitam/biru dengan luka terbuka yang berdarah/berkoreng.
Lesi juga bisa tampak seperti bercak yang menyerupai lilin cair berwarna putih atau kekuningan, ruam yang bersisik, atau benjolan kecil seperti jerawat yang berwarna putih mengkilap.
2. Benjolan Kepala di Bawah Permukaan Kulit
Lipoma:
Tumor jinak yang terdiri atas jaringan adiposa (lemak tubuh), tumbuh di antara kulit dan lapisan otot. Â Ketika ditekan, tekstur benjolannya empuk, tidak menimbulkan rasa sakit, dan dapat digerakkan. Ukuran lipoma biasanya berkisar kurang dari 1 cm hingga 6 cm.
Meski tidak berbahaya, lipoma pada kepala bisa mengganggu penampilan penderitanya dan menimbulkan rasa sakit bila pertumbuhannya menekan saraf atau pembuluh darah di sekitar area lipoma tumbuh.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGOsteoma:
Tumor tulang jinak. Pada kepala, umumnya muncul pada area kubah tengkorak kepala atau dahi. Terkadang bisa menyebabkan masalah berupa sakit kepala atau infeksi sinus.
Kondisi ini akan lebih berbahaya ketika benjolan osteoma yang ada mengikis selaput selubung otak (meninges) dan menyebabkan infeksi pada area tersebut maupun organ otak itu sendiri.
Chordoma:
Benjolan kanker tulang yang umumnya muncul pada area dasar tengkorak atau tulang belakang. Meski perkembangannya terbilang lambat, kanker jenis ini sangat berisiko menyebabkan kelumpuhan atau kematian entah karena dampak keberadaannya sendiri maupun risiko dampak sampingan dari pembedahan yang menjadi metode utama penanganannya dalam dunia medis.
Penyebab Benjolan di Kepala Belakang Bawah
Selain beberapa penyebab di atas, benjolan di belakang kepala terkadang bisa disebabkan juga oleh pembengkakan kelenjar getah bening pada area tersebut termasuk karena infeksi. Benjolan yang disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening, umumnya memiliki karakteristik lembut dan tidak melekat (bisa digerakkan).
Untuk memastikan penyebab benjolan di kepala belakang bawah, tidak cukup hanya dengan meraba atau mengenali karakteristik benjolan berdasarkan ciri-ciri benjolan kepala yang sudah kita bahas di bagian sebelumnya.
Diperlukan konsultasi dan pemeriksaan langsung oleh dokter agar penanganan tepat sasaran sesuai pemicu benjolan timbul. Selain anamnesis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik termasuk merekomendasikan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi seperti pemeriksaan darah, MRI, CT Scan, dan Biopsi untuk menentukan diagnosis pasti.
Penyebab Benjolan di Kepala Bayi Baru Lahir
Kenapa bayi baru lahir bisa punya benjolan di kepalanya? Apakah ini normal atau berbahaya? Nah, rupanya itu hal yang bisa saja terjadi terkait dengan proses persalinan yang dilalui oleh ibu bayi itu.
Misalnya, kondisi ini terjadi pada Ibu bayi yang memiliki sedikit cairan ketuban atau mengalami pecah ketuban yang terlalu dini. Ketika bantalan cair pelindung bayi ini berkurang atau hilang, tulang panggul Ibu akan menekan langsung kepala bayi, bahkan sebelum persalinan benar-benar terjadi.
Selain itu, ukuran bayi yang lebih besar juga dapat mempersulit persalinan sehingga menyebabkan tekanan ekstra dari serviks maupun dinding vagina pada kulit kepala bayi.
Proses persalinan yang sulit itulah yang menjadi penyebab benjolan di kepala bayi baru lahir muncul, sebagai dampak dari pembengkakan pada kulit kepala bayi. Hal yang sama berisiko terjadi pada bayi yang dikeluarkan dengan bantuan mesin vacuum/forceps. Dalam dunia medis sendiri, benjolan di kepala bayi dikenal dengan 2 istilah berikut.
Caput Succedaneum
Benjolan lunak berisi cairan pada bagian bawah kulit kepala bayi yang baru lahir (pembengkakan pada kulit kepala bayi). Benjolan dapat meluas hingga garis tengah kepala atas bayi. Timbul segera setelah bayi tersebut dilahirkan dan umumnya menghilang sendiri dalam 2-3 hari.
Cephalhematoma
Pada kasus Cephalhematoma, benjolan terjadi karena penumpukan darah di bawah kulit kepala bayi (di atas tengkorak) yang membengkak akibat rusaknya pembuluh darah kecil yang terletak di area tersebut. Benjolan cephalhematoma umumnya muncul 1-2 hari setelah bayi lahir dan akan menghilang dalam hitungan minggu hingga bulanan.
Pada kepala bayi yang baru lahir, umumnya benjolan yang timbul memang tidak berbahaya. Namun, tetaplah waspada dan pastikan untuk memantau perkembangannya dengan berkonsultasi aktif pada dokter yang menangani persalinan. Karena, dalam beberapa kasus, komplikasi bisa saja terjadi akibat pembengkakan yang tak kunjung mereda.
Bagaimana Cara Menghilangkan Benjolan di Kepala?
Bagaimana cara menghilangkan benjolan di kepala yang efektif? Itu sangat bergantung dengan penyebab benjolan muncul. Karena itu, melakukan pemeriksaan sejak dini untuk mendapatkan diagnosa dari dokter adalah langkah awal yang harus Anda lakukan untuk mengatasi benjolan di kepala.
Pengobatan benjolan di kepala akan disesuaikan dengan pemicu, gejala yang menyertai, dan lokasi benjolan tumbuh pada kepala.
Bila timbul iritasi atau peradangan ringan, dokter bisa jadi merekomendasikan penggunaan krim tertentu pada area kulit kepala yang terdampak benjolan. Atau, obat oral golongan antiinflamasi dan antibiotik juga bisa diberikan guna membantu meredakan keluhan dan meredakan infeksi yang mungkin menyertai.
Pada kasus dimana benjolan kepala tidak menimbulkan keluhan berarti maupun gejala yang berbahaya serta tidak termasuk kategori kanker ganas, umumnya dokter akan meminta Anda untuk memantau perkembangannya saja secara berkala. Kecuali kalau Anda ingin menghilangkannya karena alasan kosmetika.
Namun, bila hasil pemeriksaan benjolan di kepala Anda mengarah pada kanker ganas, dokter akan sesegera mungkin meminta Anda untuk mempertimbangkan satu atau beberapa metode kombinasi untuk menghilangkan benjolan tersebut. Umumnya, pengobatan medis yang utama untuk benjolan kanker di kepala adalah radiasi dan operasi pengangkatan.
Cara Menangani Benjolan di Kepala
Selama benjolan di kepala masih ada (entah karena dokter memutuskan untuk sekadar melakukan observasi secara berkala atau ketika Anda masih mempertimbangkan tindakan pengobatan yang direkomendasikan dokter), berhati-hatilah terhadap kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi.
Misalnya, untuk menghindari iritasi atau infeksi, hindari penggunaan produk dengan bahan yang menyebabkan kulit di kepala menjadi sensitif. Kemudian, hindari penggunaan penutup kepala yang ketat dan berisiko menyebabkan gesekan dan luka pada benjolan di kepala.
Sambil mengamati kondisi Anda, konsumsilah makanan dengan gizi yang sehat dan seimbang untuk membantu tubuh Anda menanggulangi dampak yang bisa jadi timbul akibat benjolan. Sebab, penurunan kualitas gizi bisa memperburuk peradangan dan pembengkakan yang terjadi.
Nah, bagi Anda yang sedang bingung menentukan penanganan yang tepat untuk benjolan di kepala Anda, herbal Sarang Semut bisa jadi alternatif tambahan yang kami rekomendasikan guna membantu menanggulangi dampak benjolan seperti iritasi, peradangan, dan infeksi ringan.
Pada kasus tumor dan kanker, herbal Sarang Semut juga bermanfaat karena aktivitas senyawa aktifnya yang berperan dalam membantu tubuh merangsang proses bunuh diri pada sel tumor dan kanker serta membantu tubuh menghambat proses perbanyakannya.
Meski bukan obat ajaib pembasmi kanker, penggunaan herbal Sarang Semut tetap bisa Anda pertimbangkan sambil membuat keputusan maupun menunggu tindakan pengobatan selanjutnya dari dokter.
Kombinasi perawatan dan pengobatan yang baik akan membantu Anda menangani benjolan di kepala dengan cara yang bijak dan sesuai dengan kondisi Anda. Tentu saja akan lebih baik bila langkah-langkah tersebut Anda terapkan segera setelah menyadari keberadaan benjolan di kepala Anda. Semakin cepat ditangani, potensi pemulihan tentu akan lebih besar disamping meminimalisir komplikasi jangka panjang yang mungkin timbul.