Apakah Makanan Fermentasi Aman bagi Penderita Diabetes?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Makanan fermentasi sudah cukup familier di dalam dunia kuliner, baik di dalam kuliner lokal maupun internasional. Proses fermentasi adalah salah satu cara pengolahan dan pengawetan makanan yang cukup lama di kenal di dunia. Dengan proses fermentasi sejumlah makanan bisa bertahan lebih lama, memiliki citarasa, aroma dan bentuk yang berbeda dan memberi efek lebih menarik untuk dinikmati.

Tetapi bagi Anda yang mengidap diabetes, kadang sulit untuk memastikan apakah suatu jenis makanan tergolong aman untuk dikonsumsi atau tidak. Termasuk ketika berhadapan dengan makanan fermentasi. Apakah makanan produk fermentasi cukup aman untuk dikonsumsi bagi pengidap diabetes? Diabetes dan makanan fermentasi, sejauh mana keamanannya?

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Apakah Makanan Fermentasi Itu?

Makanan fermentasi adalah makanan yang telah diproses dengan peran bakteri atau jamur tertentu untuk membantu mengubah formula fisik dan kimiawi sebuah produk makanan. Proses ini pada umumnya membantu meningkatkan nilai manfaat dari sebuah makanan, sebagaimana dijelaskan dalam draxe.com.

Dengan proses fermentasi ini, maka akan terjadi perubahan struktur kimia dari makanan bersangkutan sehingga memberi efek makanan menjadi lebih lunak. Biasanya juga akan mempengaruhi rasa seperti memberi efek asam pada sejumlah makanan tapi. Dan pada beberapa jenis juga meningkatkan kadar alkohol dan asam laktat pada makanan.

Pada dasarnya, makanan fermentasi memberi manfaat lebih bagi tubuh kita. Setidaknya makanan fermentasi akan membantu meningkatkan asupan probiotik ke dalam tubuh. Sementara dijelaskan dalam prescript-assist.com, probiotik baik untuk kesehatan pencernaan dan membantu menstimulasi imunitas.

Selain itu, proses fermentasi juga membantu memecah komponen nutrisi dalam makanan. Dalam sejumlah kondisi proses ini membantu makanan menjadi lebih mudah dicerna. Sedang pada kondisi lain justru membantu meningkatkan nilai gizi dari makanan.

Tetapi bagaimana dengan pemberian makanan fermentasi bagi pasien diabetes? Apakah makanan fermentasi sendiri cukup aman untuk diberikan pada pengidap diabetes? Ataukah ada produk-produk fermentasi tertentu yang sebaiknya tidak diberikan pada pasien diabetes?

Diabetes dan Makanan Fermentasi

Pandangan soal sejauh mana keamanan makanan fermentasi untuk pengidap diabetes memang cukup simpang siur. Beberapa pandangan mengatakan sejumlah jenis makanan fermentasi bisa cukup berbahaya bagi pengidap diabetes. Dan sisanya yang lain justru berpndangan abhwa makanan diabetes aman dan baik untuk dikonsumsi oleh pengidap diabetes.

Sebenarnya, sejumlah jenis makanan fermentasi masih bisa dikatakan aman dan tidak akan memberi pengaruh terhadap kenaikan kadar glukosa pada darah. Beberapa contoh makanan fermentasi yang tidak memberi efek terhadap kenaikan kadar glukosa darah adalah tempe, oncom dan natto.

Makanan-makanan fermentasi tersebut terbentuk dari proses fermentasi protein. Dan kinerja ragi justru terfokus untuk memecah komponen asam amino dalam makanan asli sehingga makanan bertekstur lebih lunak. Justru proses fermentasi akan membantu makanan lebih mudah dicerna karena dan diserap tubuh. Sementara proses fermentasi sama sekali tidak memberi pengaruh terhadap kenaikan kadar glukosa dalam darah.

Tetapi hal berbeda terjadi ketika kita bicara soal makanan fermentasi yang diolah dari makanan yang kaya karbohidrat sebut saja seperti beras ketan, singkong, sari buah, sayuran atau susu. Proses fermentasi akan melibatkan bakteri dan ragi tertentu yang kemudian akan membentuk proses pengasaman. Dari proses ini kemudian terbentuk senyawa alkohol, gula alkohol dan sejumlah komponen asam laktat.

Yang kemudian dikhawatirkan adalah fakta bahwa makanan fermentasi dari makanan kaya karbohidrat akan memiliki rasa manis yang kuat. Apakah rasa manis dalam makanan fermentasi ini aman untuk pengidap diabetes?

Menurut sumber authoritynutrition.com rasa manis dalam makanan fermentasi berbahan baku karbohidrat adalah rasa manis yang terbentuk dari gula alkohol. Secara struktur kimia, gula alkohol jelas berbeda dengan jenis gula biasa seperti sukrosa dan glukosa, meski dalam prakteknya gula alkohol bisa terbuat dari sukrosa atau elemen gula dari buah, makanan karbohidrat atau sayuran.

Yang menarik, gula alkohol yang terkandung dalam makanan fermentasi memiliki karakter berbeda dari jenis gula biasa. Secara umum sebenarnya gula alkohol dalam makanan fermentasi tidak memberi efek terhadap kadar glukosa darah, kinerja insulin dan masalah sensitivitas sel terhadap insulin.

Kalaupun setelah Anda mengonsumsi makanan fermentasi Anda menemukan kadar glukosa darah Anda meningkat, menurut sumber diabetes-warrior.net sebenarnya masih bisa lebih aman dari makanan manis biasa. Karena kenaikannya cenderung lebih ringan dari efek sukrosa dan juga akan lebih cepat turun daripada gula biasa. Ini karena gula alkohol lebih mudah untuk diserap sel dan lebih mudah untuk dilarutkan dalam urin sehingga lebih mudah pula luruh dari darah.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Hanya saja, berlebihan dengan elemen pemanis dalam makanan fermentasi bukan berarti aman untuk Anda lakukan selaku penderita diabetes. Bagaimanapun pemanis dalam makanan fermentasi masih bisa menaikan glukosa darah dalam level ringan. Dan ketika Anda mengasupnya berlebihan, bukan tidak mungkin akumulasi makanan fermentasi ini akan menaikan kadar glukosa dengan cukup signifikan.

Yang menarik lagi dari makanan fermentasi adalah fakta bahwa komponen bakteri dan serat yang terdapat dalam makanan fermentasi justru ditengarai memberi manfaat bagi kesehatan penderita diabetes.

Dalam artikel foodprocessing.com, dijelaskan bahwa makanan fermentasi dengan sejumlah aspek serat dan bakteri di dalamnya akan membantu dalam beberapa aspek bagi pasien diabetes, dan beberapa aspek tersebut seperti :

Membantu menjaga perut lebih tahan kenyang

Beberapa jenis makanan fermentasi membantu mendorong peningkatan kadar serat dalam makanan yang akan membantu menahan perut Anda merasa kenyang lebih lama. Ini karena serat akan menyerap air di dalam usus, mengembang dan membuat usus terasa lebih penuh dalam jangka waktu tertentu.

Di sisi lain, serat yang menyerap banyak air ini akan membuat saluran pencernaan menjadi lebih lancar. Ini juga akan membantu tubuh Anda mengurangi penyerapan karbohidrat dan gula dari makanan lain yang Anda asup.

Membantu memecah gula dalam usus

Menurut sumber Foodprocessing.com, masuknya elemen mikrobiota dalam usus bersamaan dengan makanan fermentasi akan membantu Anda memecah glukosa dalam usus sehingga tidak diserap oleh tubuh sebagai glukosa.

Pada dasarnya mikrobiota yang masuk dalam tubuh adalah mikrobiota yang sama yang memecah elemen gula dalam makanan fermentasi. Dan kinerjanya tentu saja akan tetap sama ketika masuk ke dalam pencernaan dan akan memecah setiap senyawa gula dalam usus yang Anda konsumsi dari makanan lain. Proses ini tentu akan sangat membantu untuk menurunkan kadar glukosa darah secara tidak langsung.

Membantu meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin

Dalam buku yang ditulis oleh Jyoti Prakash Tamang berjudul Health Benefits of Fermented Foods and Beverages dijelaskan bahwa makanan fermentasi ternyata memiliki manfaat membantu meningkatkan sensitivitas sel terhadap sinyal insulin. Bahkan juga membantu meningkatkan efektivitas insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan lebih cepat.

Dijelaskan dalam foodprocessing.com, bagaimana peran bakteri dan serat akan membantu memperbaiki meningkatkan daya serap sel terhadap glukosa dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap sinyal insulin. Terbukti bahwa mereka yang justru rutin mengonsumsi makanan fermentasi dalam kadar moderat akan memiliki kadar glukosa darah yang relatif normal.

Apakah Semua Produk Fermentasi Aman untuk Diabetes?

Faktanya, tidak semua makanan dan produk fermentasi aman untuk dikonsumsi. Karena rupanya sejumlah makanan fermentasi diproses dengan menambahkan sejumlah komponen yang bisa memicu kenaikan kadar kalori dan gula dalam makanan.

Beberapa produk yoghurt dan kefir di pasaran sudah ditambahkan dengan pemanis tambahan atau gula demi bisa mendapatkan rasa yang sesuai dengan selera pasar. Untuk jenis yoghurt dan kefir semacam ini jelas Anda akan menjumpai kadar gula murni yang bisa berbahaya bagi penderita diabetes.

Di sisi lain, sejumlah produk makanan fermentasi tidak diproses hingga menghabiskan seluruh komponen gula dan karbohidrat murninya untuk pecah dan berubah. Situasi ini menandakan dalam makanan fermentasi jenis ini Anda masih bisa menemukan komponen gula dan karbohidrat yang akan dengan efektif meningkatkan kadar glukosa darah.

Sejumlah pakar menilai pencampuran gula dan gula alkohol hasil fermentasi justru akan meningkatkan resiko bagi penderita diabetes. Karena, sejumlah komponen kimia hasil proses fermentasi akan membuat gula dalam makanan fermentasi lebih mudah diserap dan lebih cepat menaikan kadar glikemik dalam tubuh.

Itu sebabnya penting untuk penderita diabetes lebih waspada dalam memilih jenis makanan fermentasi yang disediakan. Pada dasarnya makanan fermentasi aman dan baik untuk penderita diabetes, bahkan bermanfaat untuk menekan kenaikan kadar glukosa darah. Hanya kadang produk fermentasi rumahan akan lebih aman dari pada jenis produk makanan fermentasi pabrikan. Karena demi alasan komersial, produk bisa saja ditambahkan elemen perasa dan pemanis untuk membuat makanan lebih mudah diterima di lidah konsumen. 

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}