Ada begitu banyak jenis artritis misalnya; osteoartritis, systemic lupus erythematosus (penyakit lupus), penyakit Lyme, gout, demam rematik, bursitis, carpal tunnel syndrome, fibromialgia, spondilitis rematoid, dan sindroma Reiter. Namun, dari sekian banyak jenis peradangan sendi, artritis rematoid adalah penyakit yang paling sering dan banyak dialami beberapa orang.
Mengenal lebih jauh artritis rematoid!
Artritis rematoid merupakan penyakit radang sendi yang dikarenakan oleh serangan dari sistem kekebalan tubuh terhadap sendi tanpa sebab yang jelas. Serangan dari sel T pada sistem kekebalan tubuh memicu rangkaian reaksi kimia sehingga peradangan sendi terjadi.
Hal ini terjadi karena sel sinovial mulai menggandakan diri dengan tak terkendali sehingga terbentuk gumpalan seperti tumor, jaringan yang menggumpal disebut panus. Lalu, mereka menghasilkan enzim yang dapat merusak kartilago. Jika hal ini terjadi permukaan tulang akan saling menempel dan menimbulkan hambatan saat bergerak, inilah penyebab rasa nyeri yang tak tertahankan.
Pada awalnya serangan artritis rematoid bisa berupa nyeri dan kaku yang muncul secara bertahap dalam kurun waktu berminggu-minggu hingga tahunan. Namun tidak semua orang mengalami hal ini secara bertahap, beberapa orang mengalami ini secara mendadak.
Ada yang sembuh total, adapula yang penyakitnya semakin buruk. Misalnya, sering mengalami kekambuhan secara tiba-tiba, lalu tampak membaik, namun kambuh lagi secara berulang sepanjang tahun.
Ciri-ciri lain artritis rematoid!
Selain nyeri pada sendi, artritis rematoid seringkali melemahkan fungsi kerja ligamen, otot, maupun tendon. Hal demikian menyebabkan persendian mudah goyang dan sebagian sendi dapat berpindah tempat sehingga tampak perubahan bentuk secara fisik pada organ yang terserang.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGArtritis rematoid biasanya menyerang kaki, pergelangan tangan, dan lutut secara simetris. Hampir 50% penderitanya memiliki benjolan di bawah kulit yang disebut nodulus. Beberapa orang merasa nyeri ataupun kering pada mata dan tenggorokkan mereka. Keadaan lainnya yang sering tampak adalah demam, nyeri otot, dan serangkaian gejala flu.
Lalu, siapa yang berpotensi mengalami artritis rematoid? Wanita usia tengah baya lebih cenderung mengalaminya, demikian halnya jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang menderita artritis rematoid. Faktor obesitas, kebiasaan merokok, dan penerimaan transfusi darah juga memperbesar resikonya, seperti kasus artritis pada umumnya.
Terapi alternatif bagi penderita artritis rematoid!
Sebagai pengingat, penggunaan obat-obatan terapi berikut harus di konsultasikan lebih dahulu kepada dokter yang menangani penyakit Anda, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari—obat-obatan berikut dicantumkan hanya sebagai informasi tambahan bagi pembaca!
Penggunaan obat terapeutik dirasa lebih aman untuk digunakan karena memiliki efek samping yang lebih sedikit ketimbang obat-obatan lainnya. Beberapa ahli percaya bahwa minum kolagen tipe II dapat mengurangi pembengkakkan maupun nyeri sendi yang diakibatkan oleh artritis rematoid. Bagaimana cara kerja obat tersebut?
Sewaktu Anda menggunakan obat-obat demikian, kandungan dalam obat akan menghambat sitokin penyebab radang (faktor nekrosis tumor α dan interleukin-1). Selain itu penggunaan vitamin C dan E, minyak ikan dengan kandungan GLA (asam gamalinoleat) dan EPA (asam eikosapentanoat), niasinamida, Tripterygium wilfordii, minyak evening primrose, dan minyak biji borage—dipercaya dapat atasi artritis rematoid.