Penyakit chagas memang tidak umum di Indonesia, namun bagaimana jika Anda mengalami gejala akut dari infeksi parasit T. cruzi? Apakah masih ada harapan bagi jutaan orang yang terinfeksi penyakit chagas? Tentu masih ada, beberapa ilmuwan dari seluruh dunia berkumpul dalam membongkar rahasia dibalik 10.000 gen yang terdapat pada T. cruzi. Sehingga memungkinkan dihasilkannya tes diagnosis, vaksin, maupun obat yang lebih mujarab.
Mengapa dibutuhkan obat yang lebih mujarab dalam mengatasi penyakit chagas?
Karena gejala penyakit ini sulit terdeteksi terutama pada masa awal. Biasanya gejala terlihat jika keadaan pasien sudah sangat parah atau mencapai stadium akhir. Untuk mencapai hal tersebut, seorang biolog asal Brasil yang bernama Constanca Britto berhasil mengembangkan sebuah tes polimere sehingga diagnosis dapat berlangsung selama 2 hari.
Penyakit Chagas Tahap Awal!
Walau gejala awal sering tidak terlihat, pada beberapa kasus pasien yang menderita penyakit ini sering mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan bengkak pada area yang tergigit. Setelah 8 hingga 12 minggu barulah penderita masuk kedalam tahap kronis, dimana sekitar 60-70% penderitanya tidak memperlihatkan gejala perkembangan penyakit ini, dengan kata lain pasien tampak sudah sembuh padahal belum sehat.
Bagaimana Penyakit Chagas ditemukan?
Ini berawal dari penelitian dokter asal Brasil bernama Carlos Chagas terhadap malaria pada tahun 1909 yang menimpa Negara Bagian Minas Gerais. Dokter ini mendapati bahwa ada banyak pasien mengalami gejala-gejala asing yang tidak teridentifikasi saat itu.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGIa juga mengamati rumah-rumah di kawasan tersebut dan mendapati keberadaan serangga pengisap darah atau kumbang barber. Dokter Carlos tertarik untuk melihat isi usus pada serangga tersebut dan menemukan sejenis protozoa asing yang kemudian dinamakan Trypanosoma cruzi, guna menghargai upaya rekannya yang adalah ilmuwan bernama Oswaldo Cruz.
Pencegahan Penyakit Chagas!
Mengingat infeksi ini baru terlihat di masa kritis, ada baiknya untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum Anda terinfeksi. Apa yang perlu Anda lakukan?
Jika Anda tinggal di dalam bangunan yang terbuat dari lumpur atau lalang ada baiknya memakai kelambu sewaktu tidur. Resiko penularan juga dapat dicegah dengan menggunakan insektisida di area bangunan tersebut. Jika kondisi rumah atau bangunan memiliki celah ada baiknya untuk menambalnya, karena serangga tersebut gemar bertelur disana.
Maka dari itu, penting sekali menjaga kebersihan rumah, terutama pada peralatan masak, furniture, atau hiasan gantung. Pakaian, selimut, Kasur hendaknya dijemur secara berkala. Berhati-hatilah sewaktu memilih untuk melakukan transfusi darah, beberapa suplai darah hanya memeriksa kondisinya bebas dari AIDS bukan potensi penyakit chagas.
Penggunaan nifurtimoks digunakan dokter guna mengobati penyakit yang disebabkan oleh T. cruzi, namun ini memiliki efek samping yang berbahaya. Maka dari itu penggunaannya hanya boleh dilakukan berdasarkan konsultasi dokter! Penggunaannya seringkali dilakukan selama 30 hingga 60 hari, dengan efek samping berupa gangguan saluran pencernaan dan saraf. Demikianlah cara mengatasi penyakit chagas!