Sinar matahari tidak hanya penting bagi tulang tetapi ternyata juga penting untuk mencegah penyakit multiple sclerosis.
Penelitian baru-baru ini meneguhkan fakta ini, yaitu bahwa rendahnya frekuensi terpapar sinar matahari dapat meningkatkan resiko mengalami penyakit multiple sclerosis.
Diduga, kekurangan vitamin D juga bisa ikut terkait dengan timbulnya penyakit ini. Tetapi, apa sebenarnya penyakit multiple sclerosis itu?
Ada banyak penelitian yang mendukung dugaan bahwa resiko penyakit multiple sclerosis tinggi pada orang yang kurang terpapar sinar matahari.
Di Amerika Serikat saja, resiko menderita penyakit ini didapati dua kali lebih tinggi pada orang yang tinggal di bagian utara, yang sinar mataharinya kurang, dibandingkan dengan penduduk di bagian selatan.
Faktor resiko lain yang juga telah dikenali adalah virus Epstein-Barr (EBV), yang menyebabkan glandular fever. Sebelas tahun yang lalu, seorang peneliti asal Jerman menunjukkan kaitan antara EBV dengan penyakit multiple sclerosis.
Ternyata, 100 persen penderita penyakit multiple sclerosis memiliki antibodi terhadap EBV dalam darahnya. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology mempelajari lebih lanjut hubungan antara ultraviolet B (UVB) dan virus Epstein-Barr (EBV).
Dengan menggunakan data statistik dari English National Hospital Episode Statistics untuk prevalensi penyakit multiple sclerosis oleh virus EB dan data dari US National Aeronautics and Space Administration untuk intensitas UVB, mereka menyimpulkan bahwa kurangnya UVB menjadi penyebab dari 61 persen, dan kurangnya UVB dan glandular fever menjadi penyebab dari 72 persennya. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan untuk meringankan multiple sclerosis disamping pengobatan medis?
- Tingkatkanlah asupan vitamin D Anda
Ini sangat penting karena tingkat kebutuhan kita akan vitamin D agar memiliki kesehatan optimal adalah 50-70 ng/ml. Juga, sering-seringlah menikmati sinar matahari pagi agar kadar vitamin D Anda tetap mencukupi kebutuhan tubuh. Anda juga mungkin bisa mengonsumsi suplemen vitamin D tambahan. - Tingkatkan juga asupan lemak esensial, baik yang hewani maupun nabati
Salah satu bahan nabati yang mengandung cukup banyak lemak omega 3 adalah Noni juice. Asam lemak omega-3 dalam Noni juice dapat menghambat mediator inflamatori (eicosanoid dan cytokine) di jaringan periferal dan sel glial. - Kurangi gula, khususnya fruktosa, hingga 25 sehari saja
Dengan demikian, pembentukan lemak yang merusak juga bisa ditekan. Selain itu, gula juga perlu dikurangi karena bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang mengarah pada inflamasi kronis. - Kurangi susu dan produk susu hasil pasteurisasi
Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Neuroepidemiology, mengonsumsi susu sapi ada kaitannya dengan prevalensi penyakit multiple sclerosis. - Hindari aspartam dan jus buah kalengan atau botolan yang artifisial
Aspartam dapat dengan cepat dimetabolis menjadi metanol, yang merupakan neurotoksin. - Perbanyak makan makanan nabati yang belum diolah
Hal ini dapat membantu orang yang memiliki penyakit autoimun yang parah karena bahan organik yang belum diolah mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh. - Kontrol kadar zat besi Anda
Kelebihan zat besi dapat merusak endothelium dan merusak DNA. Maka, gunakanlah tes kadar zat besi yang mudah yaitu tes ferritin, dan pastikan kadar zat besi Anda berkisar antara 20 dan 80 ng/mg.
Masih ada banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit ini, tetapi sudah cukup banyak penemuan medis untuk mengobati penyakit ini. Perawatan secara medis, dan upaya-upaya yang disebutkan di atas—terutama konsumsi vitamin D dan nutrisi lainnya—bisa membantu meringankan penyakit multiple sclerosis.