Dunia kesehatan memang terus berkembang, temuan dalam bidang medis terus bertambah seiring dengan meningkatnya teknologi. Perkembangan baru inilah yang ternyata banyak menguak fakta baru seputar info kesehatan, bahkan membantah banyak info kesehatan lama yang sudah dipercaya bertahun-tahun.
Apa yang selama ini dipercaya sebenarnya bukan tanpa dasar, sebagian bahkan dikuatkan dengan sejumlah riset-riset lama. Namun temuan baru membuktikan bahwa info kesehatan itu sudah usang dan tidak lagi update.
Anda perlu mengupdate pengetahuan Anda seputar dunia kesehatan, termasuk memahami apa saja info kesehatan yang selama ini Anda percaya ternyata sudah terbantahkan oleh riset-riset dan argumen-argumen kesehatan terbaru. Dan apa saja 7 info kesehatan yang sudah berkembang menjadi mitos kesehatan?
Pada artikel bagian pertama, sudah diulas mengenai 6 info kesehatan yang ternyata tak lebih dari sekadar mitos. Maka dalam kesempatan kali ini kami akan berbagi kembali 7 info kesehatan yang rupanya hanya mitos, sebagai bagian dari 20 mitos yang selama ini terlanjur dipercaya masyarakat sebagai info kesehatan yang terpercaya.
1. Kopi itu tidak sehat
Selama ini kita sudah terdoktrin cukup lama bahwa mengonsumsi kopi itu tidak baik. Malah sejumlah pandangan menganggap kopi sebagai penyebab sejumlah keluhan kesehatan termasuk masalah jantung dan tekanan darah tinggi.
Namun dalam dunia kesehatan modern, kopi justru dipandang cukup positif. Sejumlah riset berkembang menunjukan bahwa kopi juga kaya manfaat. Bahkan Authoritynutrition.com mengungkapkan setidaknya ada 13 manfaat dari kopi berdasarkan berbagai temuan teranyar.
Dikatakan dalam laman tersebut, bahwa kopi membantu Anda bekerja dengan lebih baik, fokus lebih baik, membantu pembakaran lemak, menekan risiko diabetes juga alzheimer, bahkan termasuk melindungi kesehatan pembuluh darah dan mencegah sejumlah kasus kanker.
Syaratnya sederhana untuk Anda bisa menikmati kopi dengan mendapatkan manfaatnya, konsumsi dalam kadar moderat. Dan tentu saja formula terbaiknya adalah kopi hitam tanpa gula dan aneka ramuan susu dan krim.
2. Makan lemak membuat Anda gemuk
Prinsip lama satu ini sepertinya masih dipercaya oleh kebanyakan orang di seluruh dunia. Bahwa lemak adalah penyebab kegemukan dan makan banyak lemak akan membuat Anda gemuk. Dan dari sana pula kemudian dipercaya diet terbaik adalah rendah lemak.
Namun kini berkembang diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang justru memiliki efektifitas penurunan berat badan yang lebih tinggi. Rupanya pengaruh karbohidrat terhadap berat badan jauh lebih besar dari lemak. Riset yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine tahun 2003 dalam tajuk “A Low-Carbohydrate as Compared with a Low-Fat Diet in Severe Obesity” membuktikan pandangan ini.
Sementara itu, mereka yang memilih diet sepenuhnya rendah atau tanpa lemak, akan menemukan tubuh mereka tampak berkerut dan menua pasca diet. Sekalipun Anda mengonsumsi sangat banyak sayuran dan buah yang dipercaya baik untuk kesehatan kulit.
Karena rupanya, salah satu komponen penting dari lapisan bawah kulit adalah lemak. Lemak berperan menjaga elastisitas kulit, membantu kulit tampak tetap lembut dan terlihat kenyal. Jadi diet tanpa lemak? Anda akan berhadapan dengan kulit keriput setelahnya.
3. Diet tinggi protein berbahaya untuk ginjal
Adalah benar, bahwa ketika kondisi ginjal seseorang menurun, maka sebaiknya seseorang tersebut mulai mengelola asupan proteinnya dalam level terbatas. Dan benar pula pola konsumsi tinggi protein dalam jangka panjang akan memberi risiko terhadap kesehatan ginjal. Sampai hari ini sejumlah fakta memang menunjukan pandangan yang sama dengan kedua hal tersebut.
Namun terbukti pula bahwa mereka yang mengonsumsi protein dalam jumlah besar tidak selalu mengarah pada kerusakan ginjal. Dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition 2004 dalam jurnal “High-Protein Weight Loss Diets and Purported Adverse Effects: Where is the Evidence?” Dijelaskan bagaimana para atlet tetap sehat meski mengonsumsi protein dalam jumlah besar.
Kuncinya terletak pada menjaga keseimbangan antara asupan minum, sayuran, buah dengan asupan protein. Malah pola konsumsi protein tinggi terbukti mencegah hipertensi, diabetes dan obesitas yang justru memiliki efek negatif terhadap kesehatan ginjal.
4. Susu full cream berbahaya untuk tubuh
Konsep lama seperti 4 sehat 5 sempurna sudah lama dianggap usang dengan sejumlah pandangan baru mengenai titik keseimbangan pola makan gaya kekinian. Sayangnya dalam konsep baru ini malah susu diklaim sebagai sumber lemak jenuh yang berbahaya untuk kesehatan, terutama bagi kalangan dewasa dan manula.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGDari sana, kebanyakan orang dewasa berpindah menuju susu rendah lemak yang dianggap lebih aman. Padahal sebenarnya komponen terpenting dari susu justru terletak pada lemaknya. Dan jangan berpikir semuanya adalah lemak jenuh, karena sebagian justru lemak tak jenuh yang sehat.
Dalam beberapa riset juga terbukti, susu sapi sebenarnya perlu ditelusuri dari teknik pertaniannya. Selama sapi mengonsumsi dedaunan lebih tinggi dari konsentrat, maka kadar lemak tak jenuhnya lebih tinggi. Susu dari sapi pemakan rumput memberi risiko serangan jantung dan hipertensi 69% lebih rendah dari susu sapi produksi massal. Ini dijelaskan dalam European Journal of Clinical Nutrition tahun 2010 dalam jurnal “Dairy consumption and patterns of mortality of Australian adults”.
5. Kalori bekerja dalam akumulasi
Dalam konsep yang selama ini banyak diinformasikan, dikatakan bahwa semua makanan akan dijumlah kalorinya. Dan di sanalah kemudian akumulasi kalori akan bekerja menjadi sumber energi bagi tubuh, sekaligus menjadi titik awal cadangan lemak Anda terbentuk.
Jangan terburu-buru percaya dengan pandangan lama ini, karena dalam temuan-temuan teranyar, terbukti setiap makanan memiliki kandungan kalori dengan sifat berbeda, cara kerja berbeda dalam tubuh dan efek berbeda pula dalam tubuh.
Ini karena beberapa makanan mengandung kalori dari golongan berbeda, sebut saja misalkan fruktosa dan sukrosa, atau karbohidrat kaya serat dan karbohidrat sederhana, Sedang beberapa makanan memberi pengaruh terhadap kinerja hormon yang bisa jadi mempengaruhi sistem metabolisme, pembakaran juga mempengaruhi rasa lapar, seperti pada makanan kaya protein dan sayuran kol-kolan.
Anda bisa menemukan fakta pada Bio Med Central—Nutrition Journal tahun 2004 dalam jurnal “A calorie is a calorie—violates the second law of thermodynamics” bahwa kalori tidak bisa diakumulasi menjadi satu sekaligus tanpa memisahkan sifat dan pengaruhnya dalam tubuh.
6. Lemak lebih berbahaya dari gula
Pandangan lama ini rasanya memang harus segera Anda perbarui. Karena terbukti pengaruh lemak terhadap tubuh, sekalipun untuk jenis lemak jenuh jauh lebih ringan dari konsumsi gula yang berlebihan.
Karena dalam tubuh gula yang tersisa dan tidak terolah dalam proses pembentukan energi akan tersimpan dan menjadi bagian dari cadangan lemak yang jauh lebih sulit diatasi ketimbang lemak itu sendiri. Ini belum bicara soal risiko diabetes yang bisa mengancam.
Dalam Current Opinion of Lipidology—National Institutes of Health tahun 2013 dalam jurnal “Adverse metabolic effects of dietary fructose: results from the recent epidemiological, clinical, and mechanistic studies” terbukti bagaimana bahayanya asupan gula berlebihan dalam formula apapun dibandingkan dengan lemak, dalam formula lemak jenuh sekalipun.
7. Daging merah sebaiknya dihindari
Masih berkaitan dengan pandangan bahwa protein berbahaya, ditambah dengan info kesehatan lama yang mengatakan kandungan kolesterol dalam daging merah relatif tinggi, maka banyak kalangan usia dewasa dan manula memilih mengurangi asupan daging merah dalam menu harian mereka.
Rupanya sejumlah riset mulai menunjukan bantahan. Dalam National Institutes of Health tahun 2010 pada jurnal “Red and processed meat consumption and risk of incident coronary heart disease, stroke, and diabetes mellitus: a systematic review and meta-analysis”, ditemukan fakta bahwa daging merah tidak seberbahaya yang selama ini dipercaya.
Masalah terbesar sebenarnya bukan terletak pada daging merahnya yang memiliki kandungan nutrisi tinggi, tetapi pada proses pengolahannya. Daging merah yang dimasak dalam suhu berlebihan, dipanggang berlebihan atau diolah sebagai makanan awetan rupanya lebih berbahaya dari daging merah yang Anda olah biasa.
Olahan daging merah dengan kandungan rempah tinggi juga relatif sehat, meski diolah dalam suhu tinggi dan waktu yang lama. Karena sifat rempah yang menetralkan efek karsinogen dan kolesterol dalam daging.
Kami masih akan membagikan 7 bagian terakhir dari 20 info kesehatan yang kini terbukti berdasarkan riset teranyar tak lebih dari sekadar mitos kesehatan belaka. Dapatkan lanjutan mengenai informasi ini dalam ulasan berikutnya di artikel selanjutnya: Bongkar 20 Info Kesehatan yang Cuman Mitos Belaka!—Bagian 3.