Benarkah BPJS jamin obat kanker serviks? Jika benar, maka ini dapat memberikan kelegaan bagi penderita kanker serviks. Mengingat kanker serviks atau kanker leher rahim telah menduduki urutan kedua di antara penyakit kanker yang ada di dunia. Tentu banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan jaminan kesehatan tersebut. Belum lagi ada sekitar 26 wanita yang meninggal dalam hitungan hari karena penyakit ini.
Dalam artikel ini Anda akan melihat apa sebenarnya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan sehubungan dengan pengobatan kanker serviks. Juga beberapa alternatif herbal yang dapat digunakan sebagai penunjang obat kanker serviks. Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Benarkah BPJS Jamin Obat Kanker Serviks?
Apa yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan? Rumor yang beredar menyebutkan bahwa BPJS jamin obat kanker serviks, namun sama seperti pihak asuransi lainnya. Tentu tidak semuanya dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan. Jenis obat kanker serviks yang dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan hendaknya masuk dalam Formularium Nasional.
Salah satu jenis obat kanker serviks yang ditanggung oleh pihak BPJS ialah bleomisin. Obat ini sebenarnya digunakan untuk membantu pengobatan karsinoma sel skuomosa yang ada di beberapa area tubuh, salah satunya serviks.
Pihak BPJS kesehatan hanya menanggung obat bleomisin selama 12 kali pemberian saja, dengan takaran injeksi 15mg. Obat ini tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Biaya grosir obat ini senilai Rp 1 juta per dosis pemakaian.
Maka dari itu penting untuk mengetahui apa saja yang dijamin dalam pengobatan kanker serviks. Hal ini biasanya disampaikan kembali oleh petugas rumah sakit, baik sebelum maupun setelah perawatan dilakukan.
Upaya Menerapkan Program Berbasis “Managed Care”
Dalam sebuah informasi berita liputan6 tertanggal 4 Februari 2015 menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan membenarkan adanya perbaikan mengenai perawatan kanker serviks. Hal ini dikaitkan dengan deteksi dini kanker serviks yang dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Kepala Subdit Pengendalian Kanker di Dit Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dirjen P2PL, Dr. Niken wastu palupi, MKM mengatakan bahwa prioritas utama yang jadi perhatian Kementerian Kesehatan ialah tindakan promotif dan preventif. Baru tindakan kuratif, paliatif dan rehabilitatif dilakukan.
Peserta BPJS dapat mengunjungi Kantor Cabang BPJS Kesehatan yang kemudian mengisi formulir permohonan pelayanan pemeriksaan deteksi kanker yang sudah ditandatangani. Jika ini sudah dilakukan, maka Anda dapat mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama atau puskesmas – tentunya yang memiliki layanan Papsmear maupun IVA.
Jika terdeksi adanya kanker, maka Anda dapat melakukan pengobatan kanker serviks dengan cara pembekuan yang disebut krioterapi. Peserta BPJS juga dapat melakukan pengobatan lanjutan dengan demikian BPJS jamin obat kanker serviks.
Mengurangi Jumlah Penderita Kanker Serviks di Indonesia
Hal ini perlu dilakukan mengingat data WHO Information Centre on HPV and Cervical Cancer memperlihatkan perbandingan penderita kanker di Indonesia sebersar 2:10000. Artinya setiap 10 ribu wanita yang ada di Indonesia ada 2 orang yang mengidap kanker serviks atau kanker leher rahim.
Sepanjang tahun 2016 didapati ada 12.820 kasus Rawat Jalan Tingkat Lanjutan terkait dengan kanker serviks. Kasus rawat jalan ini telah menghabiskan dana sebesar Rp56,5 miliar. Sedangkan pada kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan didapati ada 6.938 kasus dengan dana sebesar Rp87,1 miliar.
Bahkan hingga bulan september tahun 2017, pihak BPJS Kesehatan telah berhasil membantu 155.326 peserta JKN-KIS untuk memperoleh deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Sedangkan 197.593 peserta telah mengikuti pemeriksaan Papsmear yang juga dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan.
Hingga saat ini BPJS Kesehatan telah membantu banyak wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Jika ternyata kanker menyerang, maka rujukan dapat diberikan. Dengan demikian BPJS jamin obat kanker serviks dapat diberikan kepada penderitanya.
Tentu saja dengan adanya jaminan yang diberikan oleh pihak BPJS Kesehatan, akan membantu penduduk Indonesia supaya lebih sehat lagi. Namun, masyarakat juga perlu mengetahui beberapa tindakan yang harus dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit kanker serviks. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga pola makan serta kebiasaan hidup. Salah satunya ialah upaya deteksi dini kanker serviks.
Deteksi Dini Kanker Serviks Dijamin BPJS Kesehatan
Guna mewujudkan Indonesia Sehat, BPJS Kesehatan berpartisipasi aktif dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan Papsmear dan IVA (Inspeksi Visual Asetat). Tindakan ini dapat Anda lakukan secara gratis.
Pihak BPJS Kesehatan sendiri tengah menargetkan 5 juta orang untuk pemeriksaan IVA, serta 1,6 juta orang untuk pemeriksaan Papsmear. Program ini sudah berlangsung sejak Juni 2014 dan masih berlangsung hingga saat ini. Seperti metode deteksi dini kanker serviks yang dijamin BPJS Kesehatan?
Papsmear
Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui adanya kanker yang berada disekitar organ kelamin wanita. Jika kanker ditemukan, maka BPJS Jamin obat kanker serviks sesuai dengan rekomendasi dokter. Tentunya pemeriksaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan privasi dan kenyamanan pasien.
Sebisa mungkin dokter akan mencegah timbulnya rasa sakit selama pemeriksaan ini dilakukan. Papsmear sebaiknya dilakukan secara teratur khususnya pada pasien yang menginjak usia 21 tahun. Terlebih jika mereka terlibat aktif dalam akivitas seksual.
Jika Anda berusia dibawah 21 tahun dan diketahui tidak berisiko atau tidak aktif secara seksual maka pemeriksaan ini dapat ditunda. Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan Papsmear setiap 3 tahun sekali jika Anda telah mencapai usia 21 tahun dan terlibat aktif secara seksual.
Halnya sama pada rentang usia 21 hingga 29 tahun. Sampai berapa lama pemeriksaan ini harus Anda jalani? Pada usia 30 hingga 65 tahun Anda tetap perlu melakukannya setiap 3 hingga 5 tahun. Sekalipun hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tidak adanya indikasi kanker atau infeksi HPV (Human Papiloma Virus).
Namun, Anda tak lagi memerlukan pemeriksaan ini setelah melewati usia 65 tahun. Terlebih jika hasil pemeriksaan tetap menunjukkan ketiadaan indikasi infeksi virus atau kanker. Bagaimana Anda dapat mempersiapkan diri sebelum melakukan Papsmear?
Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari hubungan seksual selama 1 hari sebelum pemeriksaan. Sebaiknya papsmear tidak dilakukan saat sedang menstruasi, atau setidaknya beritahu dokter yang akan memeriksa kondisi Anda.
Pemeriksaan papsmear juga dapat dilakukan selama masa kehamilan di minggu ke-24, lewat dari masa tersebut akan sangat menyakitkan. Anda juga dapat menunda pemeriksaan papsmear hingga minggu ke-12 setelah melahirkan.
Perlu diingat bahwa Anda perlu tenang dan relaks selama pemeriksaan, karena jika Anda merasa tegang atau panik ini dapat menyulitkan pemeriksaan bahkan menyakitkan. Setelah pemeriksaan Anda mungkin akan merasa keram atau tidak nyaman pada area kelamin, bahkan perdarahan ringan. Cobalah untuk konsultasikan ini dengan dokter yang merawat.
Inspeksi Visual Asetat
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bagian dari deteksi dini kanker serviks. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Hans Hinselman dari Jerman pada tahun 1925. Hanya saja di Indonesia baru dilakukan sejak tahun 2005. Hasil pemeriksaan cukup akurat dan mencapai angka 90% dalam mendeteksi keberadaan luka prakanker.
Tak butuh waktu lama untuk memperoleh hasil pemeriksaan dan proses pemeriksaan ini juga tidak memakan banyak waktu. Jika kanker ditemukan, maka BPJS Jamin obat kanker serviks sesuai dengan rekomendasi dokter.
Inspeksi visual asetat sebaiknya tidak dilakukan selama siklus menstruasi berlangsung dan tidak dalam keadaan hamil. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama 1 hari sebelum pemeriksaan dilakukan. Kapan sebaiknya tindakan ini dilakukan?
Bagi wanita yang berusia 35 hingga 40 tahun, setidaknya pemeriksaan ini pernah Anda lakukan sebanyak 1 kali. Namun pada rentang usia 35 hingga 55 tahun, pemeriksaan dapat dilakukan 5 hingga 10 tahun sekali. Umumnya pada usia 25 hingga 60 tahun, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan selama 3 tahun sekali.
Perlu diingat bahwa pemeriksaan ini hanya ditanggung BPJS Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun sekali. Maka dari itu, perlu peranan masyarakat untuk sadar diri dalam mencegah penyakit kanker serviks. Ingatlah tidak semuanya dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan.
Jika Anda mengalami penyakit kanker serviks stadium lanjut, maka biaya pengobatan pun semakin tinggi. Sedangkan harapan untuk dapat bertahan hidup selama 5 tahun hanya mencapai kisaran 20% atau kurang dari itu. Adakah solusi lain bagi penderita kanker serviks?
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGSolusi Praktis Bagi Penderita Kanker Serviks
Penderita yang merasa bingung apakah BPJS Jamin obat kanker serviks, sebenarnya tak perlu khawatir. Memang tidak semua obat dijamin, namun bukan berarti Anda tak dapat melakukan pengobatan.
Direktur Pengandalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, menyatakan, program JKN yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah menjamin sejumlah pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker.
Namun, jika Anda mencari herbal penunjang obat kanker serviks, Sarang Semut Papua bisa menjadi rekomendasi yang tepat. Selain sudah melalui tahap pengujian dan terdaftar di BPOM RI, herbal ini juga memiliki reputasi yang baik dikalangan penggunanya.
Terutama dalam menghadapi penyakit kanker dan keberadaan benjolan abnormal lainnya. Berikut pengalaman penderita kanker serviks selama mengonsumsi herbal kanker Sarang Semut!
Kisah Novyanti
Seorang anak pasti ingin agar kondisi sang Ibu tetap dalam keadaan sehat. Namun, sayangnya terkadang kondisi yang diinginkan justru tak terwujud. Inilah yang dihadapi oleh Ibu mertua Novyanti.
Kondisi ini mengharuskan sang ibunda harus menjalani operasi, karena penyakit kanker serviks stadium lanjut.
Pada kasus kanker serviks stadium lanjut, sel kanker memang sulit diberantas. Terlebih jika sudah terjadi penyebaran kanker menuju organ tubuh lainnya.
Mengingat akan risiko ini, Novyanti memutuskan untuk mengombinasikan pengobatan kanker serviks yang harus dijalani Sang Ibu. Ia menganjurkan Sang Ibu untuk mengonsumsi Sarang Semut Papua.
Herbal ini dikonsumsi oleh sang Ibu selama 2 bulan sebelum dan 2 bulan setelah menjalani tindakan operasi. Dalam periode 4 bulan penyakit kanker stadium lanjut berhasil disingkirkan berkat perpaduan antara pengobatan medis dengan herbal kanker.
Perlu diingat, bahwa kecepatan penyembuhan tidak selalu sama, hal ini bergantung pada seberapa parah penyakit yang dialami penderita kanker serviks. Selain itu, jenis pengobatan yang dijalani juga menentukan efektivitas pemulihan diri dari serangan kanker. Belum lagi pola makan dan kebiasaan sehari-hari yang harus terkontrol.
Maka dari itu, jika BPJS jamin obat kanker serviks – Saatnya bagi Anda untuk memanfaatkan baik-baik kesempatan tersebut. Termasuk kombinasi pengobatan medis dengan herbal.
Pengobatan herbal bukanlah hal yang baru, mengingat sudah banyak pengujian dan pengguna yang merasakan manfaatnya. Jika dikonsumsi dengan teratur dan sesuai dengan dosis, maka pengobatan dapat berlangsung tanpa kendala. Sama seperti konsumsi obat medis.
Demikianlah informasi mengenai deteksi dini kanker serviks yang dijamin oleh BPJS Kesehatan, serta alasan mengapa BPJS Kesehatan jamin obat kanker serviks. Serta solusi praktis bagi penderita kanker serviks yang ingin melakukan pengobatan dengan herbal pendukung obat kanker serviks.