1 April 2018 – merupakan hari dimana para penderita kanker payudara tak lagi dapat bergantung pada obat kanker Trastuzumab. Padahal obat ini sudah digunakan dalam pengobatan kanker di Amerika Serikat pada tahun 1998. Harga obat kanker payudara yang sangat mahal ini membuat para penderita kanker payudara tak lagi mampu memanfaatkannya. Belum lagi, berita viral terkait dengan BPJS tidak menjamin obat kanker payudara yang telah tersebar luas.
Bagaimanakah nasib para penderita kanker payudara yang bergantung pada obat kanker Trastuzumab? Adakah solusi pengganti pengobatan kanker payudara dengan metode lainnya? Bagaimana dengan penggunaan herbal pendukung obat kanker payudara seperti Sarang Semut Papua – bisakah menjadi solusi bagi masalah ini? Temukan info selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Obat Kanker Payudara Yang Tidak Dijamin BPJS Kesehatan
Berita mengenai dihentikannya obat kanker oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan telah menjadi perhatian masyarakat. Salah satu obat yang tidak lagi dijamin oleh BPJS Kesehatan ialah obat kanker Trastuzumab.
Obat ini ditujukan bagi penderita penyakit kanker payudara. Sebelumnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tertanggal 28 Desember 2017, perihal Formularium Nasional 2018 telah memasukkan jenis obat ini ke dalam daftar obat yang dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Namun per-tanggal 1 April 2018 obat senilai $1,800 atau sekitar Rp 25 juta per-botol takar 440 mg tidak lagi ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Menurut Nopie Hidayat selaku Kepala Humas BPJS Kesehatan mengatakan bahwa Dewan Pertimbangan Klinis memutuskan bahwa obat kanker Trastuzumab memiliki harga yang mahal dan tidak ada dasar indikasi medis bagi penderita kanker payudara tahap metastatik. Tahap ini berada di sekitar stadium 3 dan 4 yang masuk dalam kategori kanker stadium lanjut dengan angka kemungkinan hidup sebesar 22% dalam jangka waktu 5 tahun.
Trastuzumab merupakan jenis obat kanker tertarget yang disebut antibodi monoklonal. Obat kanker ini bekerja dengan menempel pada reseptor faktor pertumbuhan epidermal manusia 2 (HER2). Kemudian obat akan menghentikan sel kanker dari proses pertumbuhan. Obat ini memiliki efek samping, mulai dari infeksi, gangguan jantung hingga gangguan paru-paru.
Pengobatan Kanker Payudara yang Dijamin BPJS Kesehatan
Ketahuilah sekalipun Anda dapat menggunakan fasilitas jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan, ini tidak mengartikan bahwa seluruh pengobatan Anda akan dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan seutuhnya. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengenali apa saja yang termasuk dalam jaminan kesehatan tersebut.
Hal ini dapat ditanyakan sewaktu Anda mengunjungi dokter dan pihak terkait di rumah sakit. Khususnya sebelum Anda menyetujui semua tindakan medis yang akan mereka berikan. Bisa jadi BPJS tidak menjamin obat kanker payudara yang diberikan.
Kepala Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi menyampaikan bahwa “pengobatan kanker dibiayai BPJS Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Sedangkan, standar pengobatan untuk kanker yang ditanggung oleh BPJS, ialah kemoterapi dan radioterapi.
Kalau ada tambahan pengobatan di luar itu ditanya dulu apakah ada dalam Permenkes, kalau memang sangat dibutuhkan harusnya bisa diajukan”.
Beberapa jenis obat yang digunakan dalam immunoterapi juga dijamin oleh BPJS Kesehatan. Namun, untuk deteksi dini kanker payudara seperti; Mammografi belum ditanggung oleh pihak BPJS Kesehatan. Lain halnya dengan deteksi dini kanker serviks yang sudah ditangani oleh BPJS Kesehatan.
Bagi peserta BPJS Kesehatan harus memperoleh surat rujukan terlebih dahulu, sebelum menikmati manfaat jaminan kesehatan tersebut. Selain itu, masih ada solusi praktis bagi penderita kanker payudara berupa herbal sebagai pendukung obat kanker payudara. Sehingga Anda tak perlu merasa khawatir akan ketiadaan obat Trastuzumab.
Benarkah BPJS Tidak Menjamin Obat Kanker Payudara?
BPJS Kesehatan merupakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan bagi warga Republik Indonesia. Keberadaan badan penjamin kesehatan ini telah membantu banyak warga dari beragam golongan untuk memperoleh kondisi kesehatan yang lebih baik. Hal ini juga dirasakan oleh penderita kanker payudara.
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 2017, obat kanker Trastuzumab sempat dimasukkan dalam daftar obat yang dijamin oleh BPJS Kesehatan. Sayangnya, belakangan “BPJS tidak menjamin obat kanker payudara” bagi pengguna BPJS Kesehatan per tanggal 1 April 2018.
Segi Finansial Obat Kanker Trastuzumab
Alasan utama BPJS tidak menjamin obat kanker payudara jenis Trastuzumab ialah harganya yang sangat mahal. Bayangkan saja 1 botol berisi 440mg cairan obat Trastuzumab memiliki harga yang mencapai Rp. 25 juta. Bagaimana dengan penggunaan dosisnya?
Dosis awal ialah 4mg/kg infus selama 90 menit, sedangkan dosis perawatan ialah 2mg/kg infus selama 20 menit, sebanyak 1 kali per minggu. Perlu diingat dosis penggunaan seharusnya diberikan oleh dokter yang merawat. Informasi ini tidak menggantikan konsultasi medis apapun.
Lamanya dosis penggunaan obat ini bergantung kondisi penyakit. Jika 1 kali pemakaian membutuhkan 4mg/kg, maka 1 botol berisi 440mg hanya dapat digunakan sebanyak 110 kali. Bayangkan jika 1 botol hanya diperuntukkan untuk satu penderita kanker payudara, berapa banyak obat Trastuzumab yang dibutuhkan oleh 347.000 orang penderita kanker payudara di Indonesia?
Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan hanya untuk obat Trastuzumab? Ini mencapai Rp 8.675.000.000.000 alias 8.6 Triliun rupiah, angka yang tidak sedikit.
Segi Klinis Obat Kanker Trastuzumab
Alasan lain BPJS tidak menjamin obat kanker payudara jenis Trastuzumab ialah ketiadaan indikasi medis, khususnya pada penderita kanker payudara metastatik. Kesimpulan ini diperoleh dengan mempertimbangkan masukan dari Dewan Pertimbangan Klinis (DPK) di bawah naungan Kementerian Kesehatan.
Disebutkan masih banyak penggunaan obat lain yang dapat menggantikan Trastuzumab. Penggunaan obat ini biasanya diberikan pada penderita kanker atau tumor yang memproduksi substansi cairan protein reseptor faktor pertumbuhan epidermal manusia (HER2) secara berlebihan.
Tidak dijelaskan secara gamblang sehubungan dengan ketiadaan indikasi medis yang dimaksudkan. Namun faktanya, pada kasus kanker payudara metastatik atau kanker payudara yang penyebarannya sudah menjangkau area tubuh lainnya. Penyembuhan tidaklah mudah untuk dilakukan, mengingat kemungkinan hidup hanya sebesar 22% dalam periode waktu 5 tahun.
Hanya saja itu masih kemungkinan yang diperkirakan oleh pakar medis. Kenyataannya masih banyak penderita kanker stadium lanjut yang bertahan hidup dengan bahagia meski harus terus berjuang menghadapi kanker.
Berita lainnya terkait dengan viralnya kasus “BPJS tidak menjamin obat kanker payudara” menyebutkan bahwa pengguna BPJS Kesehatan masih dapat menikmati manfaat dari obat Trastuzumab, namun dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. Dihentikannya jaminan penggunaan obat kanker tersebut hanya berlaku pada kasus penderita kanker (baru) per tanggal 1 April 2018.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBagi mereka yang dianjurkan untuk melakukan terapi dengan obat tersebut, sebelum tanggal itu masih dapat melanjutkan pengobatan sampai siklus pengobatan selesai.
Solusi Praktis Bagi Penderita Kanker Payudara
Bagi penderita kanker payudara yang ingin memanfaatkan herbal pendukung obat kanker payudara dapat memanfaatkan Sarang Semut Papua. Berdasarkan pengalaman pengguna herbal Sarang Semut, didapatkanlah bukti empiris yang memperlihatkan efektivitas herbal dalam membantu pengobatan kanker.
Biology Pharmaceutical Bulletin mencatat hasil uji in-vitro yang memperlihatkan kinerja herbal sarang semut dalam menghadapi sel kanker. Sayangnya BPJS tidak menjamin obat kanker payudara berupa herbal, jika ini terjadi tentu akan sangat membantu penderita kanker payudara.
Sarang Semut Papua yang memiliki nama latin Myrmecodia Pendans, merupakan tanaman herbal yang tumbuh di pedalaman Papua. Jenis ini sudah dikenal baik oleh penduduk setempat dalam mengobati beragam penyakit, termasuk kanker payudara.
Lalu, bagaimana pemanfaat tanaman ini dapat menjadi solusi bagi para penderita kanker payudara? Berikut perbandingannya secara finansial, maupun berdasarkan klinis. Berikut keterangan selanjutnya mengenai herbal kanker!
Segi Finansial Herbal Sarang Semut
Tak seperti obat kanker Trastuzumab dengan harga satu botol berisi 440mg yang mencapai Rp 25 juta untuk 110 kali pakai. Harga herbal kanker Sarang Semut cukup terjangkau, tentu hal ini bergantung proses pengolahan dan distributor yang menjualnya. Proses pengolahan Sarang Semut dengan metode pengekstrakan telah terbukti lebih efektif dengan produk rebusan.
Hal ini dikarenakan proses ektstraksi Sarang Semut lebih memungkinkan keberadaan kandungan alami Sarang Semut secara utuh tanpa mengurangi manfaat yang seharusnya Anda dapatkan.
Dosis pemakaian Sarang Semut ialah 3 kali sehari per 2 kapsul. Diminum 1 jam sebelum atau sesudah makan. Beri selang waktu 2 jam jika ada obat lain. Sewaktu dalam proses kemoterapi, penggunaan sebaiknya dihentikan sementara, kemudian dilanjutkan kembali 1 minggu setelah proses kemoterapi selesai.
1 botol kapsul Sarang Semut berisi 50 kapsul yang bisa digunakan hingga 25 kali pakai dengan harga sekitar Rp 215,000 (Harga bisa berubah sewaktu-waktu). Jika dibandingkan dengan harga obat kanker Trastuzumab, maka harga herbal Sarang Semut sangatlah terjangkau bagi penderitanya.
Segi Klinis Herbal Sarang Semut
Dalam pengujian yang dilakukan oleh Qui Kim Tran dari University National of Hochiminch City beserta rekannya memperlihatkan bahwa ekstrak Sarang Semut mampu menghentikan proses penyebaran kanker, khususnya kanker serviks, kanker paru-paru dan kanker usus.
Bahkan hasil pengujian ini memperlihatkan tingkat efektivitas EC50 yang mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol Sarang Semut. Hasilnya ekstrak Sarang Semut mampu menekan proses pertumbuhan dan perkembangan kanker hingga 50%.
Riset yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperlihatkan adanya aktivitas sitotoksik (LC50) senyawa aktif Sarang Semut terhadap sel kanker payudara dan nasofaring sebesar 30 hingga 88 ppm.
Inhibitor HDAC terbukti mampu menghambat perkembangan sel tumor, menginduksi diferensiasi, serta mematikan sel kanker payudara, kanker paru-paru, kanker indung telur, kanker prostat dan kanker usus.
Penggunaan Sarang Semut sudah dikenal oleh penduduk Asia, seperti; Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Namun jenis yang digunakan tidak sama dengan Indonesia. Sarang Semut Papua menggunakan jenis Myrmecodia Pendans, sedangkan produk Sarang Semut yang digunakan oleh negara tersebut ialah Hydnophytum Formicarum.
Diantara kedua jenis Sarang Semut ini, Myrmecodia Pendans lebih dianjurkan bagi pengobatan kanker, hal ini diketahui berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh Qui Kim Tran dan rekannya yang berasal dari Toyama Medical and Pharmaceutical University.
Pengalaman Pengguna Sarang Semut
Keampuhan suatu produk herbal seharusnya dapat dirasakan oleh penggunanya hal ini tentu sama dengan penggunaan obat medis. Itulah salah satu alasan mengapa BPJS tidak menjamin obat kanker payudara. Namun selain itu, ada beberapa faktor yang seringkali mempersulit proses penyembuhan diri dari serangan kanker payudara.
Pola hidup dan kebiasaan yang dapat memicu perkembangan kanker juga perlu dihindari, sekalipun Anda mengonsumsi obat kanker payudara. Hal ini dapat menentukan tingkat keparahan dan keberlangsungan hidup dalam menghadapi kanker. Adakah yang berhasil melakukan hal ini? Berikut beberapa pengalaman yang bisa Anda ikuti sebagai penderita kanker payudara.
Kisah Ibu Asmawati
Benjolan di payudara yang disertai dengan rasa sakit seringkali dirasakan oleh Ibu Asmawati selama bertahun-tahun. Melalui pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan dengan meraba area sekitar ketiakdan payudara, ia mendapati adanya benjolan di payudara sebelah kanannya.
Rasa nyeri juga menyertainya dan terasa panas, bahkan kian membesar. Rasa sakit ini membuatnya tidak dapat tidur dalam posisi miring.
Bahkan mengangkat beban beratpun terasa sangat sulit, sehingga mengganggu aktivitas hariannya sebagai seorang karyawati.
Ia segan untuk melakukan pemeriksaan medis, mengingat khawatir jika harus menghadapi proses pengangkatan payudara yang terkena kanker. Maka, ia memutuskan untuk mencari pengobatan herbal dan menemukan informasi mengenai Sarang Semut Papua.
Ia kemudian mengonsumsi Sarang Semut selama 6 bulan, hasilnya secara bertahap benjolan di payudara kian mengempis. Ibu Asmawati tak perlu merasa tidak nyaman saat hendak tidur dalam posisi miring. Kini benjolan di payudara sudah tidak ia rasakan lagi dan tak lagi mengonsumsi obat kanker payudara.
Kisah Ibu Poppy
Saat itu Ibu Poppy merasakan ada benjolan di payudara kanan yang saat diraba terasa seperti bola yang dapat bergerak saat ditekan. Karena khawatir, ia segera melakukan pemeriksaan medis dan sayangnya hasil USG menunjukkan adanya tumor jinak.
Ia kemudian mencari pengobatan herbal dengan konsumsi keladi tikus, namun masalah benjolan di payudara tak kunjung mengempis.
Benjolan payudara yang sudah diderita beberapa tahun lalu malah bertambah parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Karena merasa benjolan yang kian memanjang dan melekat, serta bergerak-gerak. Maka, ia mencoba konsumsi kapsul ekstrak Sarang Semut selama beberapa bulan. Hasilnya benjolan tumor kian mengempis dan belakangan tak ada lagi keberadaan benjolan tumor. Saat ini ia bahkan sudah memiliki Anak dan memberikan ASI pada sang buah hati.
Hal ini telah berlangsung selama 2 tahun tanpa adanya gejala kambuh atau masalah terkait dengan payudaranya. Untuk memastikan kondisi kanker, hendaknya dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kisah Ibu Nita
Semula benjolan yang muncul tampak kecil, namun benjolan ini semakin membesar hingga berukuran sebesar kelereng. Hal ini tentu tidak nyaman bagi Ibu Nita terlebih dengan posisinya yang sedang menyusui.
Kondisi ini kemudian diperiksa oleh dokter dan berdasarkan konsultasi dengan dokter, gejala yang dirasakan oleh Ibu Nita mengarah pada kondisi kanker.
Hal ini terlihat pada kondisi benjolan payudara yang kian mengeras dan membengkak, bahkan terjadi perubahan warna kulit di payudara.
Dokter menyarankannya untuk melakukan pembedahan, namun ia mempertimbangkan dampak lanjutan dari pembedahan yang tak dapat dihindari. Terlebih biaya pembedahan kanker payudara yang tidak sedikit. Ia kemudian memutuskan untuk menjalani pengobatan alternatif dengan obat kanker payudara yang konon dipercaya mampu atasi kanker.
Sayangnya obat kanker payudara tersebut tidak memberikan dampak yang berarti. Setelah itu, ia memutuskan untuk mencoba herbal Sarang Semut Papua. Hasilnya benjolan di payudara berangsur-angsur mengecil dan ia dapat pulih kembali tanpa harus menjalani pembedahan.
Masih banyak pengalaman pulih dari serangan kanker payudara setelah menggunakan herbal Sarang Semut Papua, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memiliki pengalaman serupa sewaktu mengonsumsi Sarang Semut?
Sudahkah Anda memanfaatkan penggunaan herbal Sarang Semut sebagai pendukung obat kanker payudara? Sarang Semut dapat menjadi alternatif pengobatan yang dapat dikombinasikan dengan pengobatan medis dalam menghadapi serangan kanker.
Demikianlah informasi lengkap terkait dengan kasus BPJS tidak menjamin obat kanker payudara, serta beberapa alasannya. Juga solusi bagi para penderita kanker payudara dalam mengatasi serangan kanker, tatkala obat kanker payudara Trastuzumab tak lagi dijamin oleh pihak BPJS Kesehatan. Anda juga telah mengetahui apa saja yang dijamin oleh pihak BPJS dalam menghadapi kanker payudara.