Bayi yang lahir disertai munculnya tanda lahir di permukaan kulitnya sebenarnya lazim terjadi. Meski begitu jumlahnya tidak banyak, prosentasinya hanya sekitar 1 : 1000 kelahiran. Anda mungkin akan terbiasa menemukan tanda lahir berupa bercak dalam warna kecoklatan seperti susu atau berupa noda putih pada permukaan kulit.
Sebenarnya, kebanyakan tanda lahir tidak berbahaya untuk kesehatan bayi. Sebagian besar bahkan akan memudar atau malah hilang seiring perkembangan usia mereka. Anda bisa menganggap kemunculkan tanda lahir tak ubahnya dengan tahi lalat yang hampir kebanyakan tak akan memberi efek apapun pada kesehatan bayi.
Namun rupanya, tak selamanya Anda bisa memandang sepele tanda lahir yang muncul pada permukaan kulit bayi. Meski tak selalu terjadi, kadang muncul tanda lahir yang bisa berakibat fatal pada kesehatan bayi. Beberapa bisa meningkatkan risiko perdarahan, menyebabkan masalah pada sistem penglihatan, merujuk pada penyakit genetik tertentu pada bayi, dan sejumlah lain justru akan menjadi pemicu munculnya tumor dan kanker kulit.
Apa saja tanda lahir yang perlu Anda waspadai? Berikut beberapa jenis tanda lahir yang bisa berkembang dan menjadi tanda dari beberapa kondisi kesehatan bayi.
-
Strawberry Nevus
Bila di permukaan kulit muncul tanda dalam warna merah yang terang, tampak timbul dan terasa tidak halus atau bertekstur gelombang, bisa jadi di permukaan kulit bayi Anda muncul tanda lahir satu ini. Termasuk jenis hemangioma karena sifatnya yang timbul. Kadang tanda lahir ini muncul bahkan sebelum bayi lahir dan bisa terdeteksi melalui program USG 4D bila ukurannya relatif besar.
Sebenarnya, tanda lahir ini merupakan bentuk pembuluh darah kecil yang naik ke permukaan kulit dan menonjol keluar. Kadang ukurannya bisa membesar seiring usia meski beberapa juga bisa mengecil.
Akan berbahaya bila membesar, karena pembuluh darah yang demikian dekat dengan permukaan kulit membuatnya menjadi rentan untuk pecah atau mengalami perdarahan hanya karena benturan ringan. Juga berbahaya ketika tumbuh di area mata, karena bisa menurunkan fungsi penglihatan.
-
Sebaceous Nevus
Tanda lahir satu ini memang terjadi pada area kelenjar minyak. Biasanya muncul pada area kulit kepala, meski beberapa juga muncul pada area wajah dan leher. Bentuk khasnya berupa sejumlah bagian timbul dengan permukaan kasar namun terasa lembut ketika di sentuh, dengan warna jingga kekuningan muda dan berbentuk melingkar. Biasanya bila tumbuh pada area kepala, maka bagian tanda lahir akan tampak botak.
Kadang seiring usia, tanda lahir ini akan semakin melebar, semakin tampak timbul dan mengeras permukaannya. Meski jarang, sebaceous nevus bisa berkembang menjadi tumor dan menyebabkan pertumbuhan tengkorak yang asimetris. Akan lebih baik kondisi ini segera diatasi dengan pengangkatan jaringan abnormal sebelum berkembang memburuk.
-
Melanocytic Nevus
Sebenarnya keluhan melanocytc sendiri tidak selamanya berbahaya. Karena kebanyakan bentuknya berupa tahi lalat berukuran relatif kecil, tidak tumbuh, cenderung datar dan tidak timbul, dan tidak berbias atau muncul bayangan di sekitar tahi lalat utama.
Tetapi Anda patut waspada bila ukuran tahi lalat cukup besar, cenderung tidak simetris, memiliki rona warna pigmentasi yang tidak rata, dan disertai dengan bayangan gelap di sekitar tahi lalat utama. Sejumlah kondisi tanda lahir semacam ini kerap berkaitan dengan kasus tumor genetik dan bisa berkembang menjadi kanker pada kulit.
Meski jarang beberapa kondisi tanda lahir ini bisa berkaitan dengan keluhan neurofibromatosis. Kasus ini berkaitan dengan kecenderungan tubuh membentuk tumor dari jaringan saraf. Yang artinya bila ternyata memang berkaitan dengan neurofibromatiosis, maka tanda lahir ini bisa berisiko untuk berkembang menjadi tumor.
-
Capillery Nevus
Sebagian besar kasus tanda lahir jeni ini sebenarnya tidak berbahaya, kecuali fakta bahwa kadang noda yang muncul bisa mengganggu penampilan. Namun kadang warnanya muncul dengan gradasi merah dan keunguan, dengan ukuran membesar. Biasanya keluhan ini disebut dengan port whine stain.
Masalah akan timbul bila ukurannya semakin membesar, tampak seperti tebal, seperti berlapis dan mengeras. Tanda lahir satu ini berasal dari pembesaran jaringan pembuluh darah. Jadi bila diabaikan bisa memicu risiko luka bawah kulit. Kehadirannya pada area dekat mata bisa memicu perdarahan pada mata. Sedang beberapa efek tumor bisa terjadi pada jenis yang berukuran cukup besar.
-
Akromik Nevus
Sebagian besar akrmoik nevus tidak berbahaya. Bentuknya hanya berupa noda berwarna cerah pada kulit sehingga tampak seperti tanda lahir yang berwarna lebih cerah dari warna kulit asli. Biasanya tidak ada masalah serius yang menyertai kondisi ini selain fakta tanda lahir ini merupakan efek dari mutasi pigmentasi pada kulit.
Hanya saja sejumlah temuan melihat adanya kasus penyakit yang bisa menimbulkan iritasi kulit yang muncul dengan tampilan serupa dengan akromik nevus. Penyakit ini berkaitan dengan keluhan neurocutaneus. Dan bila diabaikan bisa memicu munculnya sejumlah mutasi gen pada sistem saraf.
-
Splitz Nevus
Keluhan satu ini sekilas tak banyak berbeda dengan tanda lahir biasa. Hanya saja ukurannya bisa menjadi cukup tebal, timbul dan menonjol dengan rona warna antara hitam, cokelat hingga keunguan.
Menjadi masalah bila ukuran semakin besar, menimbulkan rasa gatal atau sedikit linu. Bisa jadi terbentuk jaringan abnormal pada area tanda lahir yang kemudian berkembang menjadi tumor dan kanker.
Itulah 6 jenis tanda lahir yang biasa muncul pada kulit bayi dan perlu Anda waspadai. Perhatikan dengan baik kondisi kulit bayi, karena meski kemunculnya cenderung jarang, dan sebagian besar tidak berbahaya. Ada baiknya Anda tetap memastikan tanda lahir yang muncul tidak memberikan risiko pada kesehatan bayi.
Biasanya tanda lahir pada bayi berbentuk seperti tahi lalat, dan bukan hanya bayi saja yang bisa memiliki tahi lalat. Sebagian besar dari kita yang sudah beranjak dewasa pun sering memiliki tahi lalat yang muncul tiba-tiba. Bagi Anda yang ingin tahu perbedaan antara tahi lalat biasa dan tahi lalat yang berpotensi menjadi kanker, silakan kunjungi artikel berikut: “Tahi Lalat—Sekadar Pemanis Kulit Kah?“