Chloroquine (klorokuin) sering diresepkan dokter untuk mengobati penyakit malaria. Selain itu chloroquine juga digunakan untuk pengobatan amebiasis. Kadang obat ini juga diresepkan untuk penggunaan lainnya.
Klorokuin golongan obat apa? Bagaimana kegunaan obat chloroquine? Berapa dosis aman mengonsumsi chloroquine? Dan apa saja efek sampingnya yang perlui diwaspadai?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan dibahas dalam artikel ini. Semua informasi di artikel ini didasarkan atas sumber yang dapat dipercaya. Silakan lihat pada “sumber referensi” di akhir artikel.
Chloroquine Obat untuk Apa?
Chloroquine (klorokuin), disebut juga chloroquine phosphate, dikemas dalam bentuk tablet untuk ditelan melalui mulut (secara oral). Obat ini tersedia dalam dua ukuran: 150 mg base (250 mg salt) dan 300 mg base (500 mg salt). Perlu diketahui bahwa tablet 150 mg base sama dengan tablet 250 mg salt dan tablet 300 mg base sama dengan tablet 500 mg salt. Itu hanya dua cara berbeda untuk mendeskripsikan ukuran yang sama.
Klorokuin golongan obat apa? Klorokuin adalah obat antiprotozoal yang termasuk dalam golongan obat 4-aminoquinoline, berasal dari zat kimia quinoline yang dikenal dengan sifat anti-malarianya. Chloroquine obat untuk apa? Chloroquine dapat diresepkan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit malaria serta penyakit amebiasis yang telah menyebar ke luar usus.
Mekanisme kerjanya masih belum diketahui. Namun, parasit malaria menyerang sel-sel darah merah manusia, dan obat chloroquine dapat mencegah parasit itu memecah (memetabolisme) hemoglobin dalam sel-sel darah merah manusia. Chloroquine efektif terhadap parasit malaria Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan jenis Plasmodium falciparum yang rentan.
Berapa Dosis Aman Chloroquine?
Untuk pencegahan malaria pada orang dewasa, satu dosis biasanya diminum seminggu sekali pada hari yang sama dalam minggu itu. Dokter akan memberi tahu berapa banyak tabletyang harus diminum untuk setiap dosis.
Satu dosis diminum mulai 2 minggu sebelum bepergian ke daerah dimana malaria biasa terjadi, ketika berada di daerah tersebut, dan kemudian 8 minggu setelah kembali dari daerah tersebut. Jika tidak dapat mulai meminumnya 2 minggu sebelum bepergian, dokter mungkin akan meminta untuk menggandakan dosis.
Untuk pengobatan serangan akut malaria pada orang dewasa, satu dosis biasanya langsung diminum, diikuti dengan setengah dosis hingga 8 jam setelahnya dan kemudian setengah dosis sekali sehari selama 2 hari berikutnya.
Untuk pencegahan dan pengobatan malaria pada bayi dan anak-anak, dosis chloroquine disesuaikan dengan berat badan anak. Dokter akan menghitung dosis itu dan memberi tahu berapa banyak chloroquine yang harus diminum anak.
Untuk pengobatan amebiasis, satu dosis biasanya diminum selama 2 hari dan kemudian setengah dosis setiap hari selama 2 hingga 3 minggu. Biasanya diminum bersamaan dengan obat golongan amebisida lain.
Karena chloroquine dapat menyebabkan sakit perut, maka dianjurkan untuk mengonsumsinya bersama dengan makanan.
Selain untuk Malaria dan Amebiasis, Apa Kegunaan Lain Obat Chloroquine?
Chloroquine kadang juga digunakan untuk mengurangi gejala artritis reumatoid dan untuk mengobati discoid lupus erythematosus, skleroderma, pemfigus, lichen planus, polimiositis, sarkoidosis, dan porphyria cutanea tarda.
Ikuti petunjuk pada label resep obat dengan saksama, dan minta dokter atau apoteker untuk menjelaskan bagian yang tidak dimengerti. Konsumsi chloroquine persis seperti yang diarahkan dokter. Jangan mengonsumsi lebih atau kurang dari petunjuk atau mengonsumsinya lebih sering daripada yang ditentukan oleh dokter.
Apa Saja Efek Samping dari Obat Chloroquine?
Sama seperti obat-obat lainnya, chloroquin juga dapat menimbulkan efek samping. Untuk bisa mengetahui kapan harus waspada, apa saja efek samping obat chloroquin yang perlu segera diberitahukan ke dokter?
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBeritahukanlah dokter jika efek-efek samping di bawah ini sudah parah atau tidak kunjung menghilang:
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Diare
- Sakit perut
- Ruam atau gatal di kulit
- Rambut rontok
- Perubahan mood atau kondisi mental
Akan tetapi langsung temui dokter sesegera mungkin apabila Anda mengalami efek samping seperti berikut:
- Melihat kilatan dan goresan cahaya
- Penglihatan kabur
- Kesulitan membaca atau melihat sesuatu
- Kesulitan mendengar
- Telinga berdenging
- Kelemahan otot
- Rasa kantuk
- Muntah-muntah
- Detak jantung tidak teratur
- Kejang-kejang
- Kesulitan bernapas
Apa Chloroquine Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Obat Lain?
- Obat antasida dan kaolin dapat mengurangi penyerapan chloroquine di dalam tubuh. Karena itu konsumsi di antara keduanya harus diberi jarak setidaknya 4 jam.
- Obat cimetidine bisa menghambat pemecahan chloroquine, meningkatkan tingkat darah. Karena itu kedua obat ini tidak boleh dikonsumsi bersamaan.
- Chloroquine secara signifikan mengurangi tingkat ampisilin dalam darah. Konsumsi ampisilin dan chloroquine harus diberi jarak setidaknya 2 jam.
- Chloroquine dapat meningkatkan tingkat cyclosporine dalam darah. Tingkat cyclosporine dalam darah harus dipantau dan, jika perlu, konsumsi chloroquine sebaiknya dihentikan.
- Mengonsumsi chloroquine bersamaan dengan mefloquine bisa meningkatkan risiko kejang-kejang.
- Chloroquine bisa mengurangi respons antibodi terhadap imunisasi primer dengan vaksin rabies intradermal human diploid-cell.
Apa Hal Lain seputar Obat Chloroquine untuk Diingat?
Anak-anak sangat mudah mengalami overdosis obat, jadi jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Jika Anda mengonsumsi chloroquine dalam jangka waktu lama, dokter akan menyarankan untuk sering melakukan pemeriksaan mata. Hal ini sangat penting sebab obat chloroquine dapat menyebabkan masalah penglihatan yang serius. Bila Anda mengalami perubahan penglihatan, berhentilah mengonsumsi obat dan segera hubungi dokter.
Jangan biarkan orang lain minum obat Anda. Tanyakan pada apoteker setiap pertanyaan yang Anda miliki mengenai resep obat.
Penting bagi Anda untuk menyimpan catatan tentang semua obat resep dan non-resep (obat yang bisa dibeli bebas) yang Anda konsumsi, juga produk apapun termasuk vitamin, herbal, atau suplemen lainnya. Anda sebaiknya membawa catatan ini setiap kali menemui dokter atau masuk ke rumah sakit. Sebaiknya bawa selalu catatan ini bersama Anda untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat.
Apakah Obat Chloroquine Aman untuk Ibu Hamil atau Menyusui?
Belum ada penelitian yang mengevaluasi keamanan dan keefektifan chloroquin selama kehamilan. Jika Anda sedang hamil, sebaiknya hindari penggunaan obat ini kecuali jika diperlukan dan manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Ibu yang sedang menyusui juga perlu berhati-hati, sebab chloroquine yang dikonsumsi dapat diekskresikan ke dalam ASI.
Kesimpulan tentang Chloroquine Obat untuk Apa
Klorokuin golongan obat apa? Klorokuin adalah obat antiprotozoal yang termasuk dalam golongan obat 4-aminoquinoline, berasal dari zat kimia quinoline yang dikenal dengan sifat anti-malarianya.
Chloroquine obat untuk apa? Chloroquine dapat diresepkan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit malaria serta penyakit amebiasis yang telah menyebar ke luar usus.
Berapa dosis aman mengonsumsi chloroquine? Dosis penggunaan obat ini berbeda-beda tergantung pada kebutuhan setiap pasiennya. Jadi ikutilah petunjuk yang diberikan oleh dokter dan apoteker mengenai aturan konsumsi obat ini.
Apa saja efek samping obat chloroquine? Efek samping umum dari obat ini antara lain masalah pada penglihatan, gangguan pendengaran, telinga berdenging, mual, muntah, dan diare.
Demikianlah artikel ini yang menjelaskan tentang chloroquine obat untuk apa dan klorokuin golongan obat apa. Semoga artikel ini dapat membantu Anda yang sedang mencari informasi mengenai obat ini. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan di Deherba.com.