Daun Kumis Kucing untuk Pengobatan Penyakit

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Disclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat dokter atau tenaga medis profesional. 

Tahukah Anda seperti apa tanaman Kumis Kucing? Tanaman ini dinamakan kumis kucing karena bagian benang sari dari bunganya mencuat keluar dan berwarna putihmirip dengan kumis kucing. Bagian daun kumis kucing kerap dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Tampaknya kumis kucing sudah akrab bagi masyarakat Indonesia, ini terlihat dari banyaknya nama daerah yang dimilikinya. Misalnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai remujung, di Madura sebagai songot koneng, dan di Sumatera sebagai giri-giri marah. Kumis kucing diperkirakan berasal dari wilayah tropis Afrika yang kemudian menyebar menyebrangi benua-benua ke wialayah Australia dan Asia.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Ciri-Ciri Tanaman Kumis Kucing

Akar: Bercabang, tunggang, bulat, dan akar di ujung percabangannya semakin mengecil. Warna akarnya putih kekuningan dan panjangnya dapat mencapai hingga lebih dari 25 cm. Batang: Berdiameter sekitar 1,5 cm, agak beralur dengan warna hijau keunguan. Bercabang-cabang, dan pada ruas-ruas bagian bawahnya keluar akar.

Bunga: Ada dua jenis bunga, yaitu bunga tunggal dan majemuk. Bunga tunggal kumis kucing berbentuk bibir dengan mahkota bunga berwarna putih atau agak keunguan. Bagian ujungnya bundar, tumpul, dan memiliki benang sari warna putih yang mencuat keluar. Bunga majemuk: keluar dari ujung percabangan batang, warnanya putih atau agak keunguan, dan panjangnya sekitar 7-29 cm. Di sekelilingnya terdapat rambut yang panjangnya 1-6 mm, bagian dasarnya sedikit berambut pendek dan gundul di bagian teratasnya.

Daun: Bentuknya bulat lonjong, berwarna hijau, dan panjangnya kurang dari 10 cm dengan lebar antara 3-5 cm. Tangkai daun kumis kucing berwarna ungu atau agak kehijauan. Posisi daun di batang saling berhadapan, selang-seling, dan memiliki tulang daun yang bercabang-cabang.

Khasiat Daun Kumis Kucing untuk Pengobatan Batu Ginjal dan Rematik

Di Indonesia, kemampuan daun kumis kucing untuk pengobatan penyakit secara tradisional sudah cukup dikenal. Daun kumis kucing biasanya dikonsumsi dengan cara direbus maupun dikeringkan terlebih dulu baru kemudian diseduh.

Ahli Herbal

Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:

WHATSAPP SEKARANG

Daun kumis kucing dipercaya memiliki fungsi diuretik yang artinya mendorong produksi air seni. Hal inilah yang membuatnya cocok untuk membantu pengobatan batu ginjal. Daun kumis kucing bisa membantu pelarutan komponen-komponen pembentuk batu ginjal sekaligus sanggup melarutkan endapan batu ginjal yang sudah terlanjur terbentuk.

Berdasarkan penelitian yang mengikutsertakan pasien batu ginjal dari berbagai negara Asia, didapatkan hasil bahwa kumis kucing mampu menyembuhkan 40 persen pasien batu ginjal dari jumlah keseluruhan 23 partisipan. Setelah rutin mengonsumsi daun kumis kucing, mereka mengalami pengurangan ukuran endapan batu ginjal hingga sebesar 0,5 cm.

Untuk membantu pengobatan batu ginjal, petik beberapa lembar atau segenggam daun kumis kucing dan rebus dengan air secukupnya sampai mendidih. Minumlah air rebusan ini secara rutin untuk melarutkan endapan batu ginjal.

Daun kumis kucing juga sering dimanfaatkan untuk mengobati rematik. Rematik adalah penyakit di sendi dan jaringan sekitarnya. Untuk mengobati rematik, Anda bisa merebus beberapa lembar daun kumis kucing bersama bunganya dengan 3 gelas air. Rebus sampai airnya tinggal setengahnya dan minumlah air rebusan tersebut untuk meredakan nyeri rematik.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}