Penyakit batu empedu memang tidak menunjukkan gejala yang khas. Kondisi yang diderita seringkali mirip dengan gejala penyakit lain, misalnya serangan jantung, radang usus buntu, sindrom iritasi usus, pankreatitis, dan hepatitis. Tentu saja, gejala-gejala yang ditimbulkan batu empedu ini harus didiagnosis dengan akurat agar pengobatan bisa dilakukan secara tepat. Maka, pemeriksaan apa saja yang mungkin direkomendasikan dokter untuk Anda?
Sebenarnya, dokter bisa jadi menduga keberadaan penyakit batu empedu hanya lewat wawancara mengenai keluhan dan pemeriksaan fisik penderita.
Namun, pemeriksaan lanjutan tetap harus dilakukan guna menegakkan diagnosa pasti dan rencana tindakan. Nah, metode-metode apa saja yang biasa digunakan untuk mendiagnosa keberadaan batu empedu?
Pemeriksaan foto Rontgen biasanya tidak direkomendasikan untuk penderita batu empedu walau biasanya keberadaan batu memang ditemukan secara tidak sengaja melalui jenis pemeriksaan ini ketika penderita melakukan pemeriksaan penyakit lain. Mengapa?
Rontgen yang dilakukan hanya dapat menangkap citra dari batu berukuran besar dengan kepadatan kalsium yang tinggi, tetapi tidak mampu mendeteksi batu pigmen yang lebih lunak.
Nah, sekarang mari kita kenali berbagai metode yang lebih tepat untuk mendeteksi keberadaan baru dalam saluran atau kandung empedu Anda.
Ultrasonografi/USG
Pemeriksaan batu empedu yang biasa dilakukan adalah dengan USG (ultrasonografi). Pemeriksaan standar ini berguna untuk melihat lokasi keberadaan batu empedu pada hati dan kandung empedu.
Selain itu, metode ini akan membantu dokter melihat apakah juga terjadi penyumbatan, infeksi atau ruptur pada kandung empedu. Keakuratan pemeriksaan ini mencapai 95 persen.
Apalagi, jika pemeriksaan dilakukan saat penderita sedang mengeluhkan gejalanya. Selain biaya yang relatif lebih murah, keunggulan metode ini adalah tidak adanya efek samping. Sedangkan, kelemahan metode pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk melihat batu jika letaknya berada di saluran dan muara saluran empedu.
Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography/ERCP
Metode ERCP digunakan untuk memastikan keberadaan batu, terutama pada duktus koledokus. Prosedurnya dilakukan dengan memasukan pipa lentur melalui mulut menuju lambung dan usus dua belas jari.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGSetelah mencapai usus dua belas jari, pipa kecil (kanula) dimasukkan menuju duktus koledokus setelah sebelumnya, zat kontras iodium disemprotkan ketika pipa berada di pintu masuk duktus koledokus.
Bila keberadaan batu ditemukan dalam duktus koledokus, batu akan langsung dikeluarkan saat itu juga. Karena itu, selain bersifat diagnostik, ERCP juga bersifat terapi. Inilah keunggulan utamanya.
Meski begitu, dengan kemajuan yang pesat di bidang radiologi diagnostik, pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography (MRCP) lebih sering digunakan untuk menggantikan metode ERCP sehingga kini, ERCP sering dilakukan guna terapi saja.
Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography/MRCP
Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography (MRCP) merupakan pemeriksaan pencitraan yang menggunakan resonansi gelombang elektromagnetik. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi batu di kandung empedu dan saluran empedu dengan sangat baik, bahkan apabila ada kanker pada saluran empedu.
Tingkat keakuratan metode pemeriksaan ini mencapai 90% dan relatif aman. Sayangnya, biaya pemeriksaan ini terbilang cukup mahal.
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan yang dilakukan akan memperlihatkan lebih detail lagi mengenai keberadaan batu, ada atau tidaknya sumbatan, dan pelebaran saluran empedu serta berbagai komplikasi yang terjadi seperti peradangan maupun kandung empedu yang pecah (ruptur). Sayangnya, metode pemeriksaan ini lebih mahal dibandingkan metode pemeriksaan dengan USG.
Hepatobilliary Scan/HIDA
HIDA scan sebenarnya tidak secara spesifik diperuntukkan untuk mendeteksi keberadaan batu empedu, namun hanya digunakan untuk memastikan apakah terjadi penyumbatan di duktus sistikus atau tidak, baik itu karena adanya batu maupun peradangan.
Selain itu, dengan metode ini, dokter dapat memastikan bagaimana fungsi ekskresi hati Anda, misalnya untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam proses pengeluaran garam empedu atau tidak.
Sebagai tambahan, selain berbagai metode pemeriksaan baru empedu di atas, pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang guna mendeteksi kondisi lain akibat adanya batu seperti radang, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi pankreas dan lainnya.