Seorang anak yang berusia 7 tahun, sebut saja Jack, merasa kesulitan untuk membaca. Masalah ini tidak pernah membaik, walau dia sudah berulang kali latihan membaca. Padahal teman seusianya sudah bisa membaca, tapi kenapa dia tidak? Ini dikarenakan Jack memiliki disleksia.
Disleksia adalah suatu gangguan belajar yang ditandai oleh kesulitan membaca. Gangguan ini dialami oleh anak-anak yang memiiliki penglihatan dan kecerdasan normal. Kadang anak penderita disleksia tidak terdiagnosis dan disadari sampai anak tersebut sudah dewasa.
Apa Saja Gejala Disleksia?
Sebelum Usia Sekolah
Gejala disleksia sulit terlihat ketika anak belum sekolah, karena pada saat itu kemampuan membaca anak biasanya belum terlalu dibutuhkan. Namun, ada dua petunjuk yang dapat Anda perhatikan yaitu terlambat bicara serta kesulitan/lambat belajar kata baru.
Saat Usia Sekolah
Di usia ini, gejalanya akan terlihat lebih jelas dan biasanya mencakup:
- Membaca lebih lama dibandingkan teman sekelasnya atau bahkan sama sekali tidak bisa membaca.
- Anak kesulitan untuk mengerti apa yang didengarnya.
- Anak sulit memahami intruksi yang dikatakan dengan cepat.
- Anak sulit mengikuti lebih dari satu perintah.
- Bermasalah dalam mengingat urutan suatu kejadian.
- Kesulitan melihat—dan kadang mendengar, persamaan serta perbedaan dalam beberapa huruf dan kata.
- Ketidakmampuan untuk mengucapkan suatu kata baru.
- Sering terbalik dalam melihat huruf atau kata-kata yang mirip, misalnya b menjadi d.
- Kesulitan dalam mengeja suatu kata.
- Kesulitan belajar bahasa asing.
- Kesulitan Belajar
Apa Penyebab Disleksia?
Disleksia dikaitkan dengan gen tertentu yang mengontrol perkembangan otak. Jika ada anggota keluarga yang memiliki disleksia, anak Anda pun cenderung memilikinya juga. Gangguan belajar ini tampaknya mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa.
Anak penderita ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder) memiliki resiko lebih tinggi terkena disleksia, begitu juga sebaliknya. ADHD dapat menyebabkan berbagai kesulitan yang berkaitan dengan konsentrasi dan perilaku hiperaktif/impulsif, yang mana membuat disleksia lebih sulit ditangani.
Masalah yang Mungkin Ditimbulkan Disleksia
Kesulitan Belajar
Anak akan mengalami kesulitan belajar karena tidak mampu membaca dengan baik. Padahal kebanyakan mata pelajaran di sekolah memerlukan kemampuan membaca yang baik agar bisa dipahami.
Kesulitan Bersosialisasi
Jika terus dibiarkan dan tidak ditangani, disleksia dapat membuat anak menjadi rendah diri dan cemas. Tidak jarang anak penderita disleksia akan menarik diri dari pergaulan dengan teman sebaya dan tertutup bahkan kepada orang tuanya. Selain itu, beberapa di antara mereka juga berperilaku buruk atau agresif.
Masalah Ketika Sudah Dewasa
Berbagai kesulitan yang disebabkan oleh disleksia membuat anak tidak bisa mencapai potensi terbaiknya. Jika hal ini terus terjadi selama bertahun-tahun seiring dia beranjak dewasa, masalah lain seperti sudah dijelaskan di atas pun akan bertambah parah.
Berbagai masalah di atas sebenarnya bisa dicegah atau dikurangi jika Anda mengidentifikasi disleksia sedini mungkin dan ditangani dengan tepat. Oleh karena itu disarankan untuk membaca artikel berikut mengenai cara membantu anak disleksia.