Selama ini secara umum testosteron lebih dikenal sebagai hormon yang banyak berpengaruh pada pria. Hormon ini bertanggung jawab pada pertumbuhan fisik, kemampuan kerja, sampai urusan mood dan libido kaum pria. Dan itu sebabnya ada begitu banyak efek samping kekurangan testoseron yang bisa menjadi masalah bagi kaum pria.
Lalu apa kabar dengan kaum wanita? Sebenarnya wanita pun membutuhkan sejumlah hormon testosteron dalam tubuh mereka. Sebagaimana pada pria, hormon ini juga membantu meningkatkan ritme tubuh wanita di hari-hari menjelang periode menstruasi mereka, meningkatkan libido, dan kemampuan mereka untuk bekerja.
Secara umum, kadar normal testosteron pada wanita setidaknya hanya sekitar 1/10 dari kadar testosteron normal pria. Meski demikian, dalam kondisi tertentu adakah kesamaan efek samping testosteron rendah antara pria dan wanita? Apakah wanita juga merasakan efek samping pada tubuh mereka bila kadar hormon androgen ini diproduksi terlalu sedikit dalam tubuh mereka?
Pada pria efek samping testosteron rendah bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti :
- Libido menurun
- Rambut rontok hebat atau kebotakan
- Otot yang melonggar/tidak kencang
- Perut membuncit
- Terbentuknya daging pada dada seolah memiliki payudara
- Mudah depresi
- Menurunnya metabolisme sehingga mudah lelah
Beberapa orang mengira dengan rendahnya kadar normal testosteron dan kebutuhan hormon testosteron dalam tubuh wanita, maka tubuh cenderung akan toleransi ketika tubuh mengalami defisiensi (kekurangan) hormon testosteron.
Padahal kenyataannya beberapa kondisi bisa terjadi sebagai efek samping testosteron rendah pada wanita. Beberapa kondisi yang bisa muncul pernah diulas oleh Dr David P. Cohen, MD, Kepala The Section of Reproductive Endocrinology and Infertility, University of Chicago dalam salah satu jurnalnya, dan berikut beberapa efek samping kekurangan testosteron pada wanita tersebut:
-
Masalah dengan libido
Rasanya ini memang mahfum terjadi mengingat bisa dikatakan testosteron adalah “sex drive”. Wanita membutuhkan hormon ini untuk memacu hasrat seksual dan kemampuan seksual mereka. Beberapa wanita paruh baya sering mengeluhkan kondisi dimana mereka kehilangan hasrat seksual karena sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas harian mereka, namun bisa jadi ini dipicu oleh masalah defisiensi hormon testosteron.
-
Mood yang buruk
Beberapa pakar melihat adanya kaitan antara hormon mood seperti dopamine dan endorphin dengan tingkat hormon testosteron. Mereka dengan kadar hormon testosteron yang cukup cenderung memiliki mood yang lebih baik, tidak mudah stress dan tidak mudah merasa depresi. Mereka siap menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah, dan biasanya cenderung terlihat ceria atau setidaknya terlihat nyaman dengan dirinya.
-
Masalah dengan kesehatan tulang
Tulang yang sehat membutuhkan suplai kalsium yang memadai. Dan menurut fakta yang disampaikan oleh WebMD, kalsium yang kita konsumsi sedikit banyak membutuhkan peran testosteron untuk bisa masuk dan diserap tulang untuk mengisi kekosongan jaringan yang ada pada tulang. Itu pula sebabnya beberapa penelitian membuktikan tulang pria cenderung lebih kuat dari wanita.
-
Membentuk lemak-lemak tidak diinginkan
Testosteron berkaitan erat dengan kinerja hati dalam memproses lemak dalam tubuh, berkaitan pula dengan masalah metabolisme, pembakaran lemak, dan pembentukan cadangan lemak. Sehingga mereka para wanita dengan kadar testosteron rendah cenderung membentuk lemak pada beberapa bagian terutama pada kawasan perut dan pinggang, serta kesulitan untuk membentuk massa otot.
-
Mudah lelah dan lemas
Meski faktor penyebab keluhan mudah lelah dan lemas tak melulu soal kadar hormon testosteron yang rendah, David P. Cohen mengatakan bahwa hormon testosteron dalam menurunkan kemampuan membentuk energi dan menghimpun zat besi dalam darah menyebabkan tubuh lebih mudah lelah dan lemas. Sebenarnya poin ini masih berkaitan denga masalah dari poin sebelumnya mengenai pembentukan lemak yang tidak diinginkan.
Meski ditemukan beberapa efek samping testosteron rendah, disarankan untuk bijak dalam mengonsumsi terapi testosteron atau suplemen testosteron karena justru bahaya dari testosteron tinggi pada wanita bisa lebih tinggi. Kalaupun merasa perlu melakukan terapi, sebaiknya mengonsumsi dalam jumlah kecil atau cukup dengan beberapa jenis pil kb yang juga dapat memicu produksi hormon testosteron dalam jumlah kecil.