“Rasanya seperti semua orang di dunia sedang menunggu-nunggu saya terjatuh, supaya mereka bisa menertawakan saya. Saya jadi gelisah dan tidak tahu harus lakukan apa.” Itu adalah perasaan yang dirasakan oleh salah seorang penderita gejala anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Apa penyebab gangguan kecemasan dan bagaimana cara mengatasi gangguan ini?
Artikel ini akan membantu Anda untuk lebih memahami tentang salah satu jenis gangguan kesehatan mental ini. Seorang penderita gangguan ini bisa jadi merasa bahwa penderitaannya tidak akan berakhir. Tapi sebenarnya, dengan memahami gangguan yang dirasakan, seseorang akan tahu apa yang perlu dilakukan untuk mengendalikannya.
Apa Itu Gangguan Kecemasan?
Rasa cemas adalah reaksi normal terhadap bahaya. Itu adalah perasaan yang timbul sebagai respons otomatis fight-or-flight (lawan atau lari) yang terpicu saat Anda merasa terancam, di bawah tekanan, atau menghadapi situasi yang penuh tekanan.
Dalam batas wajar, rasa cemas justru berguna untuk membantu Anda merasa waspada, fokus, memacu Anda untuk bertindak, dan mendorong Anda untuk menyelesaikan masalah. Tapi jika rasa cemas terus-menerus muncul atau menjadi sangat hebat, hingga mengganggu kehidupan normal, itu sudah kelewat batas wajar dan dapat mengarah pada gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan (anxiety disorder) adalah istilah untuk sekelompok masalah kesehatan yang bervariasi, dengan penyebab dan gejala yang berbeda pada masing-masing orang. Meski berbeda-beda, semuanya adalah anxiety disorder yang memunculkan rasa takut atau khawatir yang tidak masuk akal dan tidak perlu.
Walaupun gangguan ini bisa sangat melelahkan dan menguras tenaga, tapi ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Anxiety disorder adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum diderita. Dan ada berbagai cara yang efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Apa Itu Respons “Fight-or-Flight”?
Tubuh kita diciptakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga sanggup melindungi diri dari bahaya. Ketika kita merasa terancam, tubuh akan bereaksi dengan cara menghasilkan hormon-hormon tertentu, seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon itu bertugas:
- Membuat kita jadi lebih waspada, sehingga bisa bertindak lebih cepat
- Membuat jantung berdetak lebih cepat, sehingga dengan cepat mengalirkan darah ke bagian-bagian tubuh yang paling membutuhkan
Setelah kita merasa ancamannya sudah berlalu, tubuh akan menghasilkan hormon-hormon lain yang bertugas untuk merilekskan otot-otot yang tadinya menegang. Hal ini kadang bisa membuat tubuh kita gemetar.
Semua itu adalah reaksi otomatis tubuh untuk melindungi diri dari bahaya dan sering disebut reaksi “fight-or-flight” (lawan atau lari). Karena sifatnya otomatis, kita tidak bisa mengendalikannya.
Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
- Gangguan kecemasan umum
- Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial)
- Gangguan panik
- Fobia
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
- Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
- Kecemasan akan kesehatan
- Gangguan dismorfik tubuh
- Kecemasan perinatal atau OCD perinatal
Seperti Apa Gejala Gangguan Kecemasan?
Walaupun gangguan panik memiliki banyak jenis dan bentuk yang berbeda, namun gejala utamanya yaitu perasaan takut dan khawatir yang berlebihan dan tidak masuk akal. Di samping gejala utama itu, gejala-gejala lain yang sering menyertai anxiety disorder adalah:
- Perasaan ngeri
- Memperhatikan tanda-tanda bahaya
- Mengantisipasi keadaan terburuk
- Kesulitan konsentrasi
- Merasa tegang dan gelisah
- Gampang emosi atau marah
- Pikiran terasa menjadi “kosong”
Kecemasan bukan hanya memengaruhi perasaan. Sebagai akibat dari respons “fight-or-flight” dari tubuh, kecemasan juga memengaruhi fisik seseorang, sehingga menghasilkan gejala-gejala fisik seperti berikut:
- Jantung berdebar
- Berkeringat
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Kepala pusing
- Beser atau diare
- Sesak napas
- Otot tegang atau berkedut
- Gemetar
- Insomnia atau susah tidur
Karena gejala-gejala fisik itu, penderita gangguan panik sering kali salah mengira bahwa yang dialaminya adalah gejala penyakit lain. Mereka mungkin berkali-kali periksa ke dokter sebelum akhirnya mendapat diagnosis yang tepat.
Apa Kata Mereka?
“Semua gejala fisik ini meliputi diri saya, rasanya benar-benar memenuhi setiap bagian tubuh saya sampai saya merasa sangat pusing dan “terpisah” dari tubuh.”
“Saya terus-terusan mengira saya sedang sekarat karena penyakit yang tidak diketahui. Karena rasanya gejala fisik ini terlalu buruk, tidak mungkin cuma ‘kecemasan’.”
“Rasanya seperti ada sekawanan lebah yang terus berdengung, berdengung, dan berdengung tanpa henti. Mustahil saya bisa fokus dan sangat sulit untuk menarik napas dan rileks.”
“Saya didiagnosis gangguan kecemasan umum dan depresi yang tampaknya datang dalam siklus. Yang paling sulit adalah serangan-serangannya yang muncul tidak diduga-duga.”
Apa yang Menjadi Penyebab Gangguan Kecemasan?
Saat ini masih belum jelas diketahui apa penyebab dari gangguan kecemasan. Namun para ahli sudah menemukan berbagai faktor yang membuat seseorang berisiko mengembangkan gangguan ini. Faktor-faktor itu disebut “faktor risiko”. Berikut adalah empat faktor risiko yang paling utama:
Kejadian di Masa Lalu atau di Masa Kecil
Kesulitan yang dihadapi di masa kecil, remaja, atau dewasa adalah penyebab umum untuk gejala gangguan kecemasan. Stres dan trauma kemungkinan punya dampak yang sangat besar jika itu terjadi sewaktu Anda masih sangat muda.
Kejadian atau pengalaman yang dapat memicu masalah kecemasan contohnya: kekerasan fisik atau emosional, diabaikan, kehilangan orang tua, di-bully, atau dikucilkan. Seorang anak juga berisiko mengalami masalah kecemasan jika orang tuanya tidak memperlakukannya dengan kasih sayang, terlalu protektif, atau tidak tidak stabil secara emosional.
Situasi yang Sekarang Dihadapi
Kesulitan atau masalah di kehidupan sekarang juga dapat menjadi pemicu kecemasan. Contoh-contoh situasi sulit tersebut yaitu:
- Kelelahan atau stres yang menumpuk
- Terlalu banyak bekerja
- Dikeluarkan dari pekerjaan
- Tekanan di sekolah atau tempat kerja
- Masalah keuangan
- Tidak punya rumah atau sulit mencari tempat tinggal
- Kehilangan orang yang disayangi
- Merasa kesepian atau terasing
- Di-bully, dianiaya, atau dilecehkan
Masalah Kesehatan Fisik atau Mental
Masalah kesehatan lain juga dapat menjadi penyebab gangguan kecemasan, atau setidaknya memperparah gangguan yang sudah ada. Sebagai contoh:
- Masalah kesehatan fisik: mengidap penyakit ganas atau penyakit kronis.
- Masalah kesehatan mental: menderita depresi, gangguan bipolar, atau gangguan mental lainnya.
Konsumsi Obat dan Narkotik
Kecemasan juga kadang merupakan efek samping saat mengonsumsi:
- Obat-obatan untuk gangguan kesehatan mental
- Obat-obatan untuk penyakit fisik
- Narkotik atau alkohol
Apa Kata Mereka?
“Saya dimasukkan ke sekolah asrama dan mengalami gangguan kecemasan perpisahan yang akut. Saya jauh dari rumah. Dan saudara laki-laki saya hampir meninggal waktu saya umur 12 tahun. Ibu saya mengalami stres berat selama sekitar 1 tahun dan harus dirawat di rumah.”
“Belakangan ini saya baru sadar bahwa saya cenderung menghabiskan uang saat merasa cemas. Akibatnya saya jadi tambah cemas karena pengeluaran saya tidak terkontrol.”
“Saya sudah . . . berhenti minum alkohol. Banyak orang mengira [minum alkohol] membantu mengatasi kecemasan, tapi sebenarnya itu lama-kelamaan malah memperparah kecemasan.”
Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan?
Hidup dengan anxiety disorder adalah pengalaman yang bisa sangat menyusahkan. Namun ada berbagai cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. Cobalah sesuaikan kebiasaan dan kehidupan Anda untuk meminimalkan rasa cemas dan gejala gangguan kecemasan lainnya.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBicara dengan Orang yang Dipercaya
Anda bisa merasa lebih lega jika berbicara dengan seseorang yang Anda percayai tentang perasaan Anda. Mintalah dia untuk mendengarkan tanpa menyela. Biasanya yang Anda butuhkan hanya didengarkan saja, tanpa diberitahu harus lakukan apa.
Coba Kendalikan Kekhawatiran Anda
Tetapkah waktu khusus untuk fokus pada kekhawatiran Anda. Dengan begitu Anda bisa meyakinkan diri sendiri bahwa Anda tidak lupa untuk memikirkannya. Beberapa orang terbantu dengan memasang timer untuk waktu khusus itu.
Atau tuliskan kekhawatiran Anda dan simpan di tempat khusus. Misalnya, Anda bisa tulis di buku catatan, atau di selembar kertas lalu dimasukkan ke dalam amplop atau kotak.
Rawat Kesehatan Fisik Anda
Cukupi kebutuhan tidur Anda, setidaknya 7 – 9 jam setiap malam. Konsumsi makanan yang sehat, hindari makanan yang mengandung banyak gula atau yang berminyak. Upayakan untuk berolahraga secara teratur setiap minggu.
Lakukan Terapi Pernapasan
Terapi latihan pernapasan dapat membantu mengendalikan perasaan Anda. Saat mulai timbul rasa cemas, cobalah tarik napas dalam-dalam dan buang secara perlahan sebanyak 60 kali.
Buat Catatan Diary
Ada yang terbantu dengan membuat catatan tentang apa yang terjadi ketika mengalami serangan panik atau gejala-gejala kecemasan lainnya. Dengan mencatatnya, Anda bisa terbantu untuk tahu apa pemicu gejala-gejala itu, atau tahu apa saja tanda-tanda awal dari kecemasan Anda.
Anda juga dapat mencatat apa saja yang berhasil dilakukan dengan baik. Dengan mencatat hal-hal baik yang sudah Anda lakukan, maka di lain waktu Anda bisa melihat-lihat lagi catatan itu dan semakin termotivasi untuk melakukannya lagi.
Apa Kata Mereka?
“Mengutarakan perasaan membantu saya meringankan beban di dada.”
“[Saya mencoba] menerima bahwa inilah perasaan saya saat ini, dan perasaan saya tidak akan terus seperti ini.”
“Saya merasa lebih baik setelah berjalan kaki, meskipun tidak jauh-jauh. Saya jalan-jalan di sekitar taman dan makan siang di luar.”
“Tarik napas . . . ingat selalu untuk tarik napas. Luangkan waktu untuk menarik napas dalam-dalam. Kedengarannya sangat sederhana, tapi itu sering dilupakan waktu serangan panik terjadi.”
“Sekarang saya mencari cara alami untuk kendalikan perasaan panik dan cemas, misalnya dengan olahraga, latihan pernapasan, dan pola makan yang baik.”
“Saya buat diary foto tentang semua yang berhasil saya lakukan! Itu bikin saya berpikir “Saya bisa lakukan ini.” Jadi waktu duduk di kafe, atau pergi jalan kaki, saya ambil foto untuk ditambahkan ke diary. Lalu saat merasa takut saya lihat-lihat lagi diary foto itu . . . saya jadi yakin kalau saya bisa lakukan itu lagi.”
Kapan Harus Minta Bantuan Dokter?
Apakah gejala yang Anda rasakan tidak membaik, atau malah memburuk, meski sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi gangguan kecemasan? Sebaiknya Anda mencari bantuan medis dari dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah penyebab gejala gangguan kecemasan Anda merupakan masalah fisik, seperti gangguan tiroid, hipoglikemia, atau asma. Dokter juga mungkin bertanya apakah Anda mengonsumsi obat atau suplemen tertentu yang bisa menyebabkan kecemasan.
Jika penyebabnya bukan masalah fisik atau konsumsi obat tertentu, beliau akan merujuk Anda pada seorang ahli kesehatan mental yang telah berpengalaman menangani gangguan serupa. Anda akan dibantu untuk mengenali penyebab dan jenis gangguan yang diderita, lalu merencanakan metode pengobatan yang sesuai.
Ayo Berjuang Hadapi Gangguan Kecemasan!
Anxiety disorder adalah salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang paling banyak diderita dan kemungkinan sembuhnya cukup besar. Ada banyak jenis gangguan kecemasan, masing-masing dengan penyebab dan gejala yang berbeda. Begitu juga, tersedia banyak cara yang efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Begitu Anda memahami gangguan yang Anda alami, Anda jadi lebih tahu apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi gejala-gejalanya dan kembali pegang kendali atas kehidupan Anda. Selalu ada harapan bagi para penderita gangguan kesehatan mental bahwa mereka akan menjadi lebih baik jika mendapat bantuan yang tepat.
Demikianlah ulasan artikel ini mengenai gangguan kecemasan. Semoga informasi ini membantu Anda semakin memahami salah satu jenis gangguan kesehatan mental ini. Nantikan juga informasi menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.