Sesekali merasa sedih itu wajar, tapi kalau muncul perasaan-perasaan seperti tidak punya harapan dan putus asa dan itu terus-menerus dirasakan, Anda mungkin sudah depresi. Gejala-gejala depresi membuat Anda sulit untuk ‘hidup’ dan menikmatinya seperti sebelumnya. Hanya melewati hari demi hari saja bisa terasa berat. Tapi betapa pun Anda merasa tak berdaya, Anda bisa membaik.
Dengan memahami penyebab dari depresi Anda dan mengenali gejala-gejala serta jenis-jenis depresi, Anda bisa membuat langkah awal untuk merasa lebih baik dan mengatasi masalahnya.
10 Gejala Depresi yang Utama
Depresi berbeda-beda pada setiap orang, tetapi ada beberapa kesamaan gejala yang dialami. Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini mungkin adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan. Namun, semakin banyak gejala yang Anda alami, semakin berat gejalanya, dan semakin lama dirasakan—maka semakin mungkin Anda benar-benar depresi.
• Merasa Tidak Berdaya dan Putus Asa
Punya pandangan yang suram—merasa keadaan tidak akan pernah membaik dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi.
• Tidak Lagi Berminat Melakukan Kegiatan Sehari-hari
Tidak lagi peduli dengan hobi, hiburan, aktivitas sosial, atau seks. Tidak lagi mampu merasakan sukacita dan kesenangan.
• Nafsu Makan dan Berat Badan Berubah
Berat badan naik atau turun drastis—dalam sebulan perubahannya lebih dari 5% dari berat badan tubuh.
• Kebiasaan Tidur Berubah
Insomnia (susah atau tidak bisa tidur)—terutama terbangun dini hari—atau terlalu banyak tidur.
• Marah-Marah atau Gampang Marah
Merasa gusar, gelisah, atau bahkan ingin bertindak kasar. Tingkat toleransi yang rendah, temperamen yang pendek, dan segala sesuatu atau semua orang terasa menjengkelkan.
• Tidak Punya Tenaga
Merasa lelah, lamban, dan terkuras secara fisik. Seluruh tubuh mungkin terasa ‘berat’, dan bahkan melakukan pekerjaan ringan saja sudah melelahkan atau butuh waktu lama untuk diselesaikan.
• Membenci Diri Sendiri
Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang kuat. Mengkritik diri sendiri dengan sangat keras karena merasa melakukan kekeliruan dan kesalahan.
• Perilaku Ceroboh
Terlibat dalam perilaku ‘pelarian’ seperti penyalahgunaan zat-zat (contohnya narkoba dan alkohol), berjudi, mengemudi dengan sembrono, atau olahraga ekstrem.
• Susah Konsentrasi
Sulit untuk fokus, membuat keputusan, atau mengingat sesuatu.
• Sakit dan Nyeri Tanpa Sebab
Sering mengeluhkan sakit fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot-otot, dan sakit perut.
Apakah Saya Depresi?
Diagnosis dan pengobatan depresi hanya bisa dilakukan oleh dokter, atau ahli kesehatan mental seperti seorang psikolog atau psikoterapis. Tetapi, jika kita mengenali dan mengindahkan gejala-gejalanya, kita bisa membantu para ahli tersebut agar lebih baik lagi dalam mengobati gangguan mental ini.
Ingatlah: Masalah kesehatan lain juga bisa menimbulkan keluhan-keluhan yang menyerupai gejala depresi. Karena itu dibutuhkan pemeriksaan medis lengkap demi memastikan penyebab sebenarnya dari gejala-gejala tersebut.
Adalah sesuatu yang wajar jika kita merasakan beberapa gejala itu dari waktu ke waktu, tapi kalau kita mengalami gejala-gejala itu selama lebih dari 2 – 3 minggu, mungkin itu memang tanda-tanda dari depresi atau gangguan mental lainnya.
Ingatlah, Anda harus mencari bantuan ahli medis untuk memperoleh diagnosis yang akurat. Silakan klik Beyond Blue yang mengarahkan ke situs Beyond Blue dan hanya sebagai bantuan bagi Anda untuk menentukan apakah perlu bicara dengan dokter atau ahli kesehatan lain mengenai apa yang Anda rasakan akhir-akhir ini.
Gejala Depresi atau Gangguan Bipolar?
Gangguan bipolar, juga disebut sebagai gangguan manik depresif, mengakibatkan perpindahan mood, energi, cara berpikir, dan perilaku yang drastis. Karena ciri-cirinya bisa sangat mirip dengan depresi ketika di fase rendah, gangguan ini sering keliru dianggap depresi. Kekeliruan itu bisa menjadi masalah serius, karena mengonsumsi obat antidepresan untuk gangguan bipolar—yang seharusnya untuk obat depresi—malah dapat memperparah keadaan.
Jika Anda pernah melalui fase-fase dimana Anda merasakan kegembiraan yang berlebihan, merasa tidak butuh tidur, pikiran yang menggebu-gebu, dan perilaku yang mengikuti dorongan sesaat (impulsif), sebaiknya pertimbangkanlah untuk mendapat pemeriksaan atas gangguan bipolar.
Perbedaan Gejala-Gejala Depresi
Depresi sering kali bervariasi sesuai dengan usia dan jenis kelamin, dimana gejala-gejalanya berbeda-beda antara pria dengan wanita, atau antara orang-orang muda dengan lansia.
• Depresi pada Pria
Pria yang depresi lebih jarang merasakan perasaan benci diri sendiri dan putus asa. Sebaliknya, mereka cenderung mengeluh tentang kelelahan, gampang marah, gangguan tidur, dan kehilangan minat pada pekerjaan serta hobi mereka. Mereka juga lebih sering mengalami gejala-gejala seperti perasaan marah, bertingkah kasar, sembrono, dan penyalahgunaan zat-zat.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANG• Depresi pada Wanita
Wanita lebih sering mengalami gejala-gejala depresi seperti perasaan bersalah, tidur berlebihan, makan berlebihan, dan berat badan naik. Depresi pada wanita juga dipengaruhi oleh faktor gangguan hormon selama menstruasi, kehamilan, juga menopause. Faktanya, depresi pasca-melahirkan memengaruhi hingga 1 dari 7 wanita yang mengalami depresi setelah melahirkan.
• Depresi pada Remaja
Gampang marah, amukan, dan sikap suka melawan sering kali menjadi gejala-gejala yang terlihat pada remaja yang depresi—bukan kesedihan. Mereka juga lebih sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau sakit-sakit fisik lainnya.
• Depresi pada Lansia
Orang yang usianya sudah tua lebih cenderung mengeluh tentang gejala fisik, bukannya gejala emosi. Mereka mungkin merasa kelelahan, sakit dan nyeri tanpa sebab, dan kesulitan untuk mengingat. Mereka juga mungkin mengabaikan penampilan pribadi dan berhenti mengonsumsi obat-obat yang seharusnya mereka minum.
Jenis-Jenis Depresi yang Umum Dialami
Depresi dapat terjadi dalam banyak bentuk dan jenis. Jika mengetahui apa jenis depresi yang diderita, Anda bisa dibantu untuk mengendalikan gejala-gejalanya serta mendapatkan perawatan yang paling efektif.
• Depresi Mayor
Depresi mayor (atau gangguan depresi mayor) jauh lebih jarang terjadi dibandingkan depresi ringan dan sedang. Depresi ini dicirikan dengan gejala-gejala yang berat dan tanpa henti.
- Jika dibiarkan tak diobati, depresi mayor biasanya akan berlangsung hingga sekitar 6 bulan.
- Beberapa orang mengalami hanya satu episode depresi dalam hidup mereka, tetapi depresi berat dapat kambuh berulang-ulang.
Apa Itu Episode Depresi?
Satu episode depresi adalah satu kumpulan gejala-gejala depresi yang dialami seseorang, selama lebih dari 2 minggu, dan mengalami sedikitnya 5 gejala depresi utama. Dan yang dia alami berbeda dari perilaku normalnya.
• Depresi Atipikal
Depresi atipikal adalah sub-jenis dari depresi mayor yang memiliki pola gejala spesifik. Depresi ini dapat membaik dengan dibantu terapi dan pengobatan tertentu, jadi mengenali jenis depresi ini bisa membantu seseorang untuk mendapat bantuan yang diperlukan.
- Penderita depresi atipikal akan sementara merasa lebih baik ketika mengalami kejadian-kejadian positif, misalnya setelah mendapatkan kabar baik atau sewaktu bersama teman-temannya.
- Gejala depresi atipikal lain antara lain: berat badan naik, nafsu makan meningkat, tidur berlebihan, kaki dan tangan terasa ‘berat’, dan sensitif terhadap penolakan.
• Distimia (Depresi Ringan, Kambuh-kambuhan)
Distimia adalah jenis depresi kronis “tingkat rendah”. Pada kebanyakan hari dalam seminggu, Anda merasa sedikit atau cukup depresi, meskipun ada hari-hari dimana mood Anda baik-baik saja.
- Gejala distimia tidaklah sekuat gejala depresi mayor, tetapi gejalanya berlangsung lebih lama (sedikitnya 2 tahun).
- Beberapa orang juga mengalami episode-episode depresi mayor pada puncak distimia mereka, yaitu suatu keadaan yang disebut “depresi ganda”.
- Kalau Anda menderita distimia, Anda mungkin merasa seperti selalu depresi. Atau Anda mungkin berpikir bahwa keadaan mood ini memang diri Anda “apa adanya”.
• Gangguan Afektif Musiman
Ada beberapa orang yang mengalami suatu jenis depresi akibat kurang terkena sinar matahari selama musim dingin. Jenis depresi ini disebut gangguan afektif musiman (seasonal affective disorder – SAD) atau “depresi musim dingin”. SAD dialami oleh sekitar 1 – 2% orang di dunia, terutama oleh wanita dan anak muda.
SAD bisa membuat Anda merasa seperti orang yang sangat berbeda dengan diri Anda saat musim panas: merasa putus asa, sedih, tertekan, atau stres, tidak punya keinginan untuk berkumpul bersama teman atau melakukan kegiatan yang disukai. SAD biasanya mulai terjadi di musim gugur atau dingin ketika siang hari jadi lebih pendek dan terus berlangsung hingga musim semi, dimana hari-hari menjadi lebih cerah.
Kesimpulan
Jika Anda depresi, mungkin saat ini tampaknya tidak ada jalan keluar dari masalah Anda dan perasaan negatif yang Anda rasakan tidak ada ujungnya. Tetapi sebenarnya ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk membuat diri Anda merasa lebih baik dan lebih stabil.
Kuncinya adalah dengan memulai dari hal-hal yang sederhana dan sedikit demi sedikit meningkatkannya secara bertahap. Memang butuh waktu untuk merasa lebih baik, tetapi Anda bisa hanya jika Anda bertekad untuk melakukannya.
Perubahan pada gaya hidup dengan mengupayakan kesehatan melalui makanan bergizi, cukup tidur, dan olahraga juga dapat membantu Anda untuk pulih dari gejala-gejala depresi. Jika depresi sudah begitu berat, Anda bisa mempertimbangkan untuk pergi ke dokter.
Demikianlah informasi tentang gejala-gejala depresi. Dapatkan ulasan lainnya yang tak kalah penting, yaitu tentang: penyebab depresi, pencegahan depresi, pengobatan depresi, dan cara mengatasi depresi. Nantikan juga artikel menarik lainnya seputar informasi kesehatan, tips kesehatan, dan pengobatan alternatif hanya di Deherba.com.