Kita pasti pernah mengalami luka goresan akibat benda-benda tajam atau kurang hati-hati saat bercukur. Ketika itu terjadi, kita perlu bersyukur karena tubuh punya proses penggumpalan darah alami. Proses itu langsung menghentikan pendarahan, dan ketika sudah beres, biasanya gumpalan darah akan pecah sendiri.
Tapi kadang, ada hal-hal tak terduga yang terjadi. Apabila gumpalan-gumpalan darah tidak pecah, mereka bisa berbahaya dan memicu masalah-masalah serius.
Proses Penggumpalan Darah
Proses normal penggumpalan darah membutuhkan serangkaian interaksi kimiawi berikut ini:
1. Trombosit membentuk semacam “plug” atau “colokan”
Sebagian kecil dari darah yang bernama trombosit akan “diaktifkan” oleh pemicu yang dilepaskan saat pembuluh darah rusak. Mereka menempel pada dinding-dinding di jaringan yang rusak dan saling menempel satu sama lain. Dan bentuk trombosit berubah seperti “colokan” yang menutup bagian yang rusak untuk menghentikan pendarahan.
Ketika diaktifkan, trombosit juga melepaskan bahan-bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit serta sel-sel lainnya, dan untuk memulai interaksi kimiawi selanjutnya.
2. Gumpalan darah bertumbuh
Protein-protein dalam darah, yang bernama faktor pembeku, saling memberi sinyal satu sama lain untuk memicu reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini berakhir dengan zat terlarut dalam darah yang berubah menjadi helaian-helaian panjang fibrin.
Helaian-helaian ini menjadi kusut saat trombosit berubah jadi “colokan” untuk menciptakan sebuah jaring yang menangkap lebih banyak trombosit serta sel-sel lain. Hasilnya, gumpalan darah menjadi lebih keras dan lebih tahan lama.
3. Reaksi-reaksi untuk menghentikan pertumbuhan gumpalan darah
Protein-protein lain mengimbangi protein-protein faktor pembeku sehingga gumpalan darah tidak berkembang/bertumbuh lebih daripada yang dibutuhkan.
4. Tubuh secara perlahan memecah gumpalan darah
Seraya jaringan yang rusak mulai sembuh, kita tidak lagi membutuhkan gumpalan darah. Helaian-helaian fibrin yang keras akan larut, dan aliran darah membawa kembali trombosit serta sel-sel lain dari gumpalan darah.
Gejala Penggumpalan Darah yang Berbahaya
Gumpalan darah bisa ada di pembuluh darah mana pun di hampir seluruh bagian tubuh kita. Penggumpalan darah bisa saja terjadi di pembuluh arteri, yang membawa oksigen dalam darah dari jantung ke seluruh sel-sel tubuh.
Akibatnya dapat sangat serius. Itu dapat menghalangi aliran oksigen ke jantung, paru-paru, atau otak, sehingga menyebabkan masalah fatal, seperti serangan jantung atau stroke!
Penggumpalan darah juga dapat terjadi di pembuluh-pembuluh vena yang mengalirkan darah kembali dari seluruh tubuh ke jantung. Ketika itu terjadi, gejala-gejalanya biasanya muncul perlahan, tetapi tetap berbahaya.
Jika kita mengetahui gejala-gejala penggumpalan darah yang berbahaya seperti itu, kita jadi tahu kapan harus mendapat bantuan medis. Semakin cepat masalah ditangani, maka semakin aman kita dari bahaya-bahaya fatal.
1. Penggumpalan Darah di Tangan dan Kaki
Ketika gumpalan darah terbentuk di salah satu vena bagian dalam pada kaki atau tangan—jauh di bawah permukaan kulit—hal itu disebut sebagai trombosis vena dalam. Itu adalah masalah serius karena gumpalan darah bisa mengalir ke jantung atau paru-paru.
Kita rentan mengalami trombosis vena dalam jika tidak bergerak dalam waktu sangat lama, misalnya ketika harus istirahat total sehabis operasi atau duduk diam dalam penerbangan panjang. Segeralah pergi ke dokter jika Anda melihat gejala-gejala seperti berikut:
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANG- Bengkak—Ini bisa terjadi di titik yang sama dimana terbentuk penggumpalan darah, atau mungkin saja bengkaknya sampai ke seluruh kaki atau tangan.
- Perubahan warna—Kaki atau tangan dapat terlihat agak kebiruan atau kemerahan, atau menjadi hangat atau gatal.
- Nyeri—Jika penggumpalan darah memburuk, akan terasa sakit atau nyeri. Rasanya bisa bervariasi antara nyeri ringan atau sakit yang tajam.
- Kesulitan bernapas—Jika ini terjadi, mungkin artinya gumpalan darah sudah bergerak dari kaki atau tangan ke paru-paru. Anda juga mungkin mengalami batuk parah, atau bahkan batu berdarah. Bisa juga timbul rasa sakit di dada atau rasa pusing. Segeralah cari bantuan dokter jika merasakan gejala-gejala ini.
2. Penggumpalan Darah di Jantung
Penggumpalan darah yang terbentuk di atau sekitar jantung dapat mengarah kepada serangan jantung. Jadi waspadalah terhadap gejala-gejala seperti berikut:
- Rasa sakit yang hebat di dada dan lengan
- Berkeringat
- Kesulitan bernapas
3. Penggumpalan Darah di Paru-Paru
Penggumpalan darah di paru-paru biasanya dimulai di pembuluh bagian dalam pada tangan atau kaki. Gumpalan tersebut kemudian pecah dan mengalir ke paru-paru. Jika itu terjadi, Anda bisa mengalami masalah yang bernama embolisme pulmonari, yang adalah kondisi sangat darurat. Segeralah cari pertolong dokter terdekat bila Anda merasakan gejala-gejala seperti berikut:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Rasa sakit di dada
- Mulai batuk
- Mulai berkeringat
- Merasa pusing
4. Penggumpalan Darah di Otak
Gumpalan darah di otak mungkin disebabkan oleh tumpukan-tumpukan berlemak pada dinding-dinding dari pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak. Atau kadang-kadang, mereka terbentuk akibat benturan ke kepala yang memicu gegar otak.
Atau ada juga kemungkinan, gumpalan darah terbentuk di bagian tubuh lain—misalnya dada atau leher—lalu memasuki aliran darah dan mengalir ke otak. Jika ini terjadi, hal tersebut dapat mengarah kepada stroke! Jadi tingkatkan kewaspadaan kita dan langsung periksa ke dokter jika melihat gejala-gejala seperti berikut:
- Gangguan pada penglihatan atau pada kemampuan berbicara
- Kejang-kejang
- Tubuh terasa lemah
5. Penggumpalan Darah di Perut
Penggumpalan darah bisa terbentuk di pembuluh vena yang mengalirkan darah dari usus. Gumpalan-gumpalan tersebut dapat diakibatkan oleh masalah seperti divertikulitis atau penyakit hati, atau bahkan akibat penggunaan pil KB.
Bagaimana kita bisa tahu saat terjadi penggumpalan darah di perut? Perhatikanlah gejala-gejala berikut dan segera ke dokter bila mengalaminya:
- Mual atau muntah
- Rasa sakit parah di perut, yang memburuk setelah makan
- Diare
- Feses/tinja berdarah
- Perut terasa kembung
6. Penggumpalan Darah di Ginjal
Gumpalan darah di ginjal bisa menghalangi proses pembuangan limbah dari dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau bahkan gagal ginjal! Mengingat bahayanya, maka kita perlu lebih hati-hati dan curigalah jika merasakan gejala-gejala berikut:
- Rasa sakit di samping perut, di kaki, atau di paha
- Ada darah di urin
- Demam
- Mual atau muntah
- Tekanan darah tinggi
- Kaki tiba-tiba bengkak parah
- Kesulitan bernapas
Segera periksa ke dokter bila Anda merasakan gejala-gejala seperti: tiba-tiba sesak napas; sakit di dada; kesulitan untuk bernapas, untuk melihat, atau untuk berbicara. Dokter bisa memberikan pertolongan medis yang tepat serta mencari tahu penyebab dibaliknya.
Mencegah Penggumpalan Darah yang Berbahaya
Masalah penggumpalan darah yang berbahaya sering kali terjadi saat seseorang harus beristirahat panjang setelah operasi. Jadi sebelum operasi, lakukanlah upaya untuk mencegah penggumpalan darah sehabis operasi. Berhentilah merokok dan berupayalah turunkan beberapa kilogram berat badan yang berlebih.
Setelah operasi, kita sebaiknya berusaha menjaga aliran darah tetap lancar. Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengencerkan darah, yang disebut obat antikoagulan. Obat seperti ini membuat darah kita jadi sulit untuk saling menempel dan membentuk gumpalan.
Kita juga bisa upayakan cara-cara sederhana, misalnya dengan sedikit menggerakkan bagian-bagian tubuh kita. Gerakan sederhana, misalnya mengangkat-angkat kaki sembari berbaring tidur, dapat membantu melancarkan aliran darah. Kita mungkin juga butuh obat pereda rasa sakit agar bisa lebih nyaman bergerak, tapi bicarakan dulu dengan dokter.
Stoking kompresi elastis atau alat kompresi bisa membantu menghentikan penggumpalan darah di pembuluh-pembuluh darah kita.
Dan yang pasti, kita semua mesti tahu apa saja gejala penggumpalan darah. Semoga dengan membaca artikel ini, kita jadi dibantu untuk menyadari ketika terjadi gejala-gejala yang aneh pada tubuh kita, lalu segera menanganinya.