Banyak orang menganggap psikosis adalah gejala gangguan mental dimana seseorang tidak hidup dalam kenyataan. Memang ada benarnya. Psikosis dicirikan sebagai gangguan pada pikiran dan penafsiran seseorang yang membuatnya sulit untuk membedakan yang nyata dengan yang tidak.
Gangguan psikosis sering dialami dalam bentuk melihat, mendengar, dan memercayai hal-hal yang tidak nyata, atau memiliki pikiran, perilaku, dan emosi yang aneh dan terus-menerus. Gejala psikosis pada setiap penderitanya bisa berbeda-beda, namun kebanyakan mengatakan bahwa gejala-gejala ini menakutkan dan membingungkan.
Sebenarnya, psikosis adalah gejala dari suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri, dan gejala ini lebih umum dialami daripada yang Anda kira. Misalnya saja di Amerika Serikat, sekitar 100.000 orang muda mengalami psikosis setiap tahun, menurut data dari National Alliance on Mental Illness. Sebanyak 3 dari 100 orang diperkirakan akan mengalami gejala psikosis pada suatu titik dalam kehidupan mereka.
Psikosis awal atau psikosis episode pertama (first-episode psychosis, disingkat FEP) mengacu pada saat seseorang pertama kali menunjukkan tanda-tanda mulai kehilangan kontak dengan kenyataan. Pada saat-saat awal kemunculan gejala, penanganan yang segera dan perawatan yang tepat bisa sangat bermanfaat untuk masa depan orang tersebut.
Jadi, persiapkan diri Anda dengan informasi mengenai apa itu psikosis, apa saja gejala psikosis, apa penyebabnya, serta bagaimana penanganan dan perawatannya.
Apa Itu Psikosis?
Psikosis adalah ketika Anda melihat atau menafsirkan kenyataan dengan cara yang sangat berbeda dari orang-orang di sekitar Anda. Anda mungkin disebut ‘kehilangan kontak’ dengan kenyataan.
Jenis yang paling umum dari psikosis adalah halusinasi, delusi, serta pemikiran dan ucapan yang tidak teratur.
Gejala psikosis bisa berbeda-beda pada setiap penderitanya. Jika mengalaminya, Anda mungkin mengalaminya hanya sekali, mengalami episode gejala yang pendek, atau bahkan bisa dialami hampir sepanjang waktu.
Beberapa orang memiliki gejala psikosis yang ‘positif’. Misalnya, jika Anda melihat wajah orang yang Anda cintai atau mendengar suaranya, Anda mungkin merasa terhibur. Beberapa orang mengatakan bahwa itu membantu mereka memahami dunia atau membuat mereka lebih kreatif.
Namun, bagi orang-orang lainnya, psikosis adalah pengalaman yang sangat menakutkan dan membingungkan. Anda mungkin merasakan bahwa psikosis:
- Memengaruhi perilaku Anda atau mengganggu hidup Anda
- Membuat Anda merasa sangat lelah atau kewalahan
- Membuat Anda merasa cemas, takut, terancam, atau bingung
- Membuat Anda merasa sangat sulit untuk memercayai orang lain
Anda mungkin merasa jengkel jika orang-orang di sekitar mengganggap gejala-gejala Anda tidak benar, padahal itu tampak sangat nyata bagi Anda. Anda mungkin merasa disalahpahami dan frustasi jika orang lain tidak mengerti.
Seperti Apa Gejala Psikosis?
Tanda-tanda awal sebelum psikosis: Psikosis awal atau FEP jarang sekali muncul secara tiba-tiba. Seseorang biasanya secara bertahap mengalami perubahan pikiran dan penafsiran. Tanda-tanda awal ini bisa sulit dibedakan dari perilaku remaja atau anak muda yang khas.
Meskipun tanda-tanda seperti itu seharusnya tidak perlu dikhawatirkan, namun tanda-tanda tersebut mungkin menunjukkan perlunya untuk konsultasi dengan dokter.
Sering kali yang pertama melihat tanda-tanda awal psikosis adalah keluarga, dan biasanya mereka lah yang mendorongnya untuk mencari pengobatan. Namun, kesediaan seseorang untuk menerima bantuan seringnya dipersulit oleh delusi, ketakutan, stigma, dan perasaan negatif lainnya.
Namun sangat penting untuk mendapatkan bantuan dengan cepat karena perawatan dini memberikan harapan terbaik untuk memperlambat, menghentikan, dan mungkin memulihkan gejala psikosis. Tanda-tanda awal yang harus diperhatikan antara lain:
- Penurunan nilai (bagi yang masih sekolah) atau kinerja pekerjaan (bagi yang sudah bekerja) yang mengkhawatirkan.
- Kesulitan untuk berpikir jernih atau berkonsentrasi.
- Kecurigaan atau kegelisaahn terhadap orang lain.
- Kurang merawat diri atau memperhatikan kebersihan diri.
- Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian daripada biasanya.
- Memiliki emosi yang kuat dan tidak pantas, atau tidak memiliki perasaan sama sekali.
Gejala-gejala awal atau FEP (psikosis episode awal): Berikut adalah tanda dan gejala khas yang menunjukkan episode psikosis:
- Mendengar, melihat, merasakan, atau memercayai hal-hal yang tidak didengar, dilihat, dirasakan, atau dipercayai orang lain.
- Pikiran atau keyakinan yang gigih dan aneh, tidak soal apa yang diyakini orang lain.
- Emosi yang kuat dan tidak pantas, atau tidak ada emosi sama sekali.
- Mengasingkan diri dari keluarga dan teman-teman.
- Tiba-tiba tidak lagi memperhatikan perawatan atau kebersihan diri.
- Kesulitan untuk berpikir jernih atau berkonsentrasi.
Tanda-tanda peringatan seperti itu sering menunjukkan memburuknya kesehatan seseorang, serta dibutuhkan pemeriksaan fisik dan neurologis untuk menemukan masalahnya.
Seorang dokter atau ahli kesehatan mental dapat membantu memeriksa apakah ada gangguan pada kondisi kesehatan mental, dan membantu mendiskusikan perawatan yang dibutuhkan. Jika psikosis adalah gejala dari gangguan kesehatan mental, maka perawatan sejak dini dapat membantu memperbaiki gejala-gejalanya.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGDua Bentuk Utama Gejala Psikosis
Psikosis adalah sejumpulan gejala, tapi biasanya muncul dalam dua bentuk utama berikut ini:
Halusinasi: melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Contohnya seperti:
- Mendengar suara (halusinasi pendengaran)
- Sensasi aneh atau perasaan yang tidak dapat dijelaskan
- Melihat sekilas benda atau orang yang tidak ada atau distorsi
Delusi: keyakinan kuat yang tidak sejalan dengan budaya orang tersebut, tidak mungkin benar, dan mungkin tampak tidak masuk akal bagi orang lain. Contohnya seperti:
- Percaya bahwa ada kekuatan dari luar yang mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku.
- Percaya bahwa ucapan, peristiwa, atau objek yang sepele sebenarnya punya makna tertentu.
- Berpikir bahwa Anda punya kekuatan khusus, sedang dalam misi khusus, atau bahkan Anda adalah tuhan.
Orang yang mengalami psikosis sering tidak sadar bahwa delusi atau halusinasi mereka sebenarnya tidak nyata. Akibatnya mereka jadi bisa merasa takut atau tertekan.
Perbedaan Psikosis dan Skizofrenia
Meski sering salah dikira sebagai kondisi yang sama, tapi ada perbedaan psikosis dan skizofrenia yang jelas.
Psikosis adalah gejala yang membuat penderitanya ‘kehilangan kontak’ dengan kenyataan. Sedangkan skizofrenia adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan gejala psikosis.
Orang yang menderita skizofrenia dapat mengalami psikosis, tapi tidak semua orang yang mengalami psikosis adalah penderita skizofrenia.
Apa Penyebab Psikosis?
Para ahli masih mempelajari tentang bagaimana dan mengapa psikosis bisa terjadi, tapi ada beberapa faktor yang kemungkinan terlibat. Para ahli juga mengetahui bahwa remaja dan orang dewasa muda lebih berisiko mengalami episode psikosis karena perubahan hormonal di otak mereka selama masa pubertas.
Beberapa faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan gejala psikosis adalah:
- Genetik: banyak gen dapat memicu perkembangan psikosis, tapi hanya karena seseorang memiliki faktor gen bukan berarti ia pasti akan mengalami psikosis.
- Trauma: peristiwa traumatis seperti kematian orang yang disayangi, perang, atau serangan seksual dapat memicu episode psikosis. Jenis trauma—dan usia seseorang—memengaruhi apakah peristiwa traumatis akan mengakibatkan psikosis.
- Penggunaan zat: penggunaan ganja, LSD, amfetamin, dan zat lain dapat meningkatkan risiko pada orang yang sudah rentan.
- Penyakit fisik atau cedera: cedera otak traumatis, tumor otak, stroke, HIV, dan beberapa penyakit otak seperti Parkinson, Alzheimer, dan demensia kadang bisa menyebabkan psikosis.
- Kondisi kesehatan mental: Kadang psikosis adalah gejala dari suatu kondisi seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif, gangguan bipolar, atau depresi.
Dokter atau ahli kesehatan mental dapat membantu mendiagnosis gejala-gejala yang sedang Anda alami. Mereka juga dapat melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab gejala psikosis tersebut.
Bagaimana Penanganan Psikosis?
Penting untuk mendapatkan penanganan dan perawatan sesegera mungkin, setelah episode awal psikosis muncul. Itu akan membantu menjaga agar gejala psikosis tidak memengaruhi hubungan, pekerjaan, atau sekolah Anda. Juga dapat membantu Anda terhindari dari lebih banyak masalah ke depannya.
Perawatan untuk psikosis biasanya melibatkan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan. Apa yang direkomendasikan oleh dokter Anda mungkin berbeda, tergantung pada penyebab psikosis yang Anda alami.
Dokter dapat meresepkan obat antipsikotik—dalam bentuk pil, cairan, atau injeksi—untuk meredakan gejala-gejala Anda. Mereka juga mungkin menyarankan Anda utnuk menghindari penggunaan alkohol dan zat-zat lain.
Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit jika Anda berisiko melukai diri sendiri atau orang lain, atau jika Anda tidak dapat mengontrol perilaku atau melakukan aktivitas sehari-hari.
Dokter akan memeriksa gejala Anda, mencari penyebabnya, dan memberikan saran pengobatan terbaik untuk Anda. Jadi segeralah temui dokter jika melihat adanya gejala-gejala psikosis terjadi pada diri Anda.
Demikianlah artikel ini yang membahas tentang psikosis. Sekali lagi, psikosis adalah gejala dan bukan penyakit itu sendiri. Jadi Anda perlu mencari tahu apa penyebabnya agar dapat mengobatinya dengan tepat.