Herbal Untuk Meredakan Gejala Hot Flashes selama Menopause

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Disclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat dokter atau tenaga medis profesional. 

Banyak orang bilang bahwa usia-usia 50-an adalah masa yang paling merdeka bagi para wanita, khususnya setelah anak-anak mereka sudah besar dan mereka bisa punya banyak waktu untuk fokus pada diri sendiri. Sayangnya Anda mungkin harus melewati gejala-gejala menopause yang menjengkelkan selama masa “merdeka” itu. Salah satu gejala yang paling bikin risih adalah hot flashes atau serangan panas.

Penyebab pasti dari gejala hot flashes masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menduga penyebabnya adalah perubahan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus. Serangan panas ini bisa terjadi di mana pun di sepanjang daerah wajah dan tubuh bagian atas, serta dapat berkisar dari rasa hangat—panas berkeringat—sampai menggigil. Hot flashes bisa memengaruhi mood, konsentrasi, dan kenyamanan tidur Anda.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Dalam dunia medis, salah satu metode yang sering digunakan untuk meringankan gejala menopause ini adalah menggunakan terapi hormon. Akan tetapi—sebagaimana dijelaskan dalam jurnal di NCBI—terapi hormon telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, sehingga banyak orang terdorong untuk mencari alternatif alami seperti herbal untuk meredakan gejala hot flashes.

Meskipun para periset yang meneliti hot flashes berfokus mencari pengobatan terbaik untuk mengatasinya, tetapi penelitian yang mereka lakukan masih sedikit dan terbatas. Namun Anda tidak perlu khawatir karena sudah ada banyak herbal yang secara empiris (pengalaman pengguna) terbukti mampu meredakan gejala hot flashes, berikut 10 di antaranya:

  • Red Clover

    Para peneliti Austria dari Division of Obstetrics and Gynaecology meneliti efek suplemen isoflavon dari red clover terhadap 109 peserta yang adalah wanita menopause, ia memberikan sebagian di antara mereka 2 kapsul suplemen setiap hari selama 3 bulan sedangkan sebagian lagi hanya diberikan kapsul plasebo.

    Mereka menemukan bahwa dibandingkan dengan yang diberikan plasebo, wanita yang diberikan suplemen mengakui gejala menopause yang dialaminya berkurang tanpa merasakan efek samping dari suplemen. Penelitian ini menunjukkan bahwa suplemen yang diperkaya isoflavon sanggup mengurangi keparahan dan kekambuhan hot flashes. Anda bisa membaca selengkapnya dalam sebuah jurnal di NCBI.

  • Sage

    Sebuah studi yang melibatkan 71 partisipan, memberikan mereka 1 tablet berisi daun sage segar setiap hari dalam waktu 2 bulan untuk melihat bagaimana efeknya terhadap hot flashes dan gejala menopause lainnya.

    Ternyata didapati daun sage tersebut mampu secara signifikan menurunkan keparahan hot flashes hingga 50% setelah 4 minggu dikonsumsi, bahkan sampai 64% setelah 8 minggu konsumsi. Kekambuhan hot flashes juga mampu dikurangi secara bertahap dari minggu ke minggu. Penelitiannya dapat dibaca di sebuah jurnal NCBI. Jika kesulitan mendapatkan daun sage segar, pilihan alternatifnya adalah teh sage organik.

  • Kedelai

    Seperti red clover, kedelai memiliki kandungan isoflavon yang limpah. Isoflavin diketahui sanggup memperbaiki masalah ketidakseimbangan hormon. Setelah meninjau sebanyak 277 publikasi dan 17 uji coba terkontrol secara acak, didapatkan kesimpulan bahwa isoflavon dalam kedelai ampuh mengurangi keparahan hot flashes sebesar 26.2%. Kesimpulan ini dapat Anda baca dalam sebuah jurnal penelitian NCBI.

    Jika Anda ingin mendapatkan isoflavin dari kedelai, para ahli menganjurkan Anda untuk mendapatkannya dari susu kedelai asli atau tahu. Karena beberapa suplemen isoflavin dari kedelai diragukan keamanan serta kemanjurannya.

  • Black Cohosh

    Herbal ini adalah salah satu yang paling populer untuk mengatasi gejala menopause. Meskipun para ahli masih belum mampu mengungkapkan mekanisme dibalik kemanjurannya, tetapi seorang ahli menyebutkan bahwa herbal black cohosh bekerja dengan merangsang aktivitas hipotalamus—bagian otak yang memicu hot flashes.

    Sedangkan penelitian lain menghubungkan black cohosh dengan hormon estrogen yang meredakan hot flashes, sementara penelitian yang lainnya menyebutkan bahwa herbal ini bekerja dengan mencegah keringat berlebihan.

  • Flaxseed

    Meskipun kemampuan flaxseed dalam meredakan gejala hot flashes masih diperdebatkan para ahli, namun sejumlah uji klinis telah membuktikan bahwa flaxseed mengandung lignan yang sanggup menstabilkan hormon estrogen dan memiliki sifat antioksidan. Bahkan menurut Wikipedia, sebuah studi di Prancis mendapati bahwa konsumsi rutin flaxseed bisa mengurangi risiko kanker payudara.

    Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai pengobatan untuk hot flashes, karena beberapa temuan tampaknya didasarkan atas pendapat subjektif, namun para ahli tetap membuat kemajuan dengan berhasil memisahkan senyawa aktif yang berpotensi menghasilkan pengobatan hot flashes yang efektif.

  • Ginseng

    Sayangnya, hot flashes hanyalah satu dari banyak hal menjengkelkan yang harus Anda hadapi selama masa menopause. Beruntung ada herbal yang praktis digunakan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut, yaitu ginseng.

    Para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen ginseng dapat sangat bermanfaat untuk merangsang aktivitas indung telur (ovarium) yang pada akhirnya mendorong produksi hormon estrogen. Perlu diingat bahwa wanita yang tubuhnya hanya sedikit memiliki estrogen lebih rentang terserang hot flashes.

  • Akar Manis

    Berdasarkan informasi dari Livestrong.com, sebuah penelitian di Inggris mendapati bahwa rutin konsumsi akar manis membantu mengurangi hot flashes bahkan sampai hampir 80%.

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, rendahnya kadar estrogen dalam tubuh biasanya yang bertanggungjawab atas terjadinya segala gejala hot flashes. Penelitian ilmiah yang lain menunjukkan bahwa akar manis adalah sumber fitoestrogen isoflavonoid yang dianggap sebagai sumber nabati etrogen. Senyawa ini mampu membantu menyeimbangkan hormon wanita.

  • Dong Quai

    Herbal ini secara tradisional digunakan sebagai obat, tonik, dan rempah-rempah di Jepang, Cina, dan Korea. Selain itu dong quai juga didapati merupakan salah satu obat hot flashes yang terbaik. Bahkan herbal ini sering disebut sebagai ginseng khusus untuk perempuan karena memiliki kemampuan untuk mendorong produksi estrogen dalam tubuh. Demikianlah yang disebutkan oleh sumber Livestrong.com.

    Dalam sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan di Israel, ditemukan bahwa hampir setengah dari seluruh partisipan mengakui gejala hot flashes yang mereka alami sudah menghilang setelah rutin mengonsumsi dong quai.

  • Motherwort

    Hot flashes biasanya disertai dengan gejala-gejala menopause lain seperti pusing dan pening. Herbal motherwort dapat Anda manfaatkan untuk membantu mengatasi gejala-gejala tersebut. Disebutkan oleh Livestrong.com, herbal ini benar-benar membantu mengurangi kekambuhan, durasi, dan tingkat keparahan hot flashes.

    Sejak tahun 1600-an, motherwort telah digunakan dalam kebudayaan Eropa karena memiliki efek menenangkan yang menjadikannya solusi alami yang sangat baik untuk mengatasi insomnia, kecemasan, depresi, dan tentu saja hot flashes.

  • Damiana

    Selama beberapa dekade terakhir, para pakar pengobatan alternatif dan herbal telah memanfaatkan damiana dalam membantu orang-orang yang mengalami gejala menopause, terutama hot flashes. Selain kekurangan hormon estrogen, kadar hormon progesteron yang kurang mencukupi juga dituduh sebagai penyebab hot flashes.

    Karena itulah jika kadar kedua jenis hormon tersebut mulai kurang mencukupi, biasanya hal ini akan memicu hipotalamus mulai kebingungan untuk menentukan sinyal mana yang akan diberikannya—panas atau dingin. Herbal damiana dapat membantu mengatasi masalah ketidakseimbangan hormon tersebut sehingga gejala hot flashes dapat mereda.

Sebagaimana sudah beberapa kali disinggung, yang paling sering disalahkan ketika gejala hot flashes menyerang adalah masalah ketidakseimbangan hormon dalam tubuh Anda. Khususnya hormon yang dituding adalah hormon estrogen.

Hormon estrogen adalah hormon seks wanita yang terus diproduksi mulai dari usia remaja sampai memasuki masa menopause. Hormon ini memengaruhi tingkat kesuburan wanita. Berdasarkan informasi pada Mayoclinic, menopause adalah masa berhentinya periode menstruasi dan masa kesuburan wanita yang secara total terjadi 12 bulan setelah berhentinya periode menstruasi terakhir.

Biasanya Anda mulai mengalami gejala-gejala menopause, salah satunya hot flashes, setelah memasuki usia 50-an, karena di usia-usia ini ovarium mulai berhenti memproduksi sel telur sehingga tubuh tidak lagi membutuhkan menstruasi. Dengan memanfaatkan salah satu pilihan herbal di atas, Anda dapat dibantu melewati masa menopause dengan lebih nyaman tanpa terlalu terganggu gejala-gejalanya.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}