Sebagaimana sempat kami ulas dalam artikel “6 Cara Terbaik untuk Melangsingkan Perut Anda!“, bahwa perut buncit bisa menjadi penyebab beragam jenis penyakit yang berbahaya. Di samping menyadari bahaya dari perut buncit, Anda juga perlu menghindari beberapa hal yang menyebabkan perut buncit muncul.
Menurut authority nutrition, disebutkan setidaknya 12 hal yang menjadi penyebab perut buncit. Sementara, perut buncit terbukti dalam sejumlah riset memiliki bahaya terhadap kesehatan liver, organ pencernaan dan sejumlah organ penting lain dalam perut Anda, karena himpunan lemak yang terendap di dalam perut cenderung menyebabkan terjadinya perlambatan kinerja dari organ-organ dalam perut.
Dengan mengenali lebih baik 12 hal yang menyebabkan perut buncit, Anda akan tau apa saja yang perlu Anda hindari bila Anda ingin segera mengenyahkan perut buncit Anda. Atau kalau Anda ingin mencegah perut Anda menjadi buncit. Dan adapun 12 hal tersebut antara lain:
1. Mengonsumsi makanan dan minuman manis
Tanpa Anda sadari Anda bisa menjadi konsumen gula dalam porsi besar. Tak selamanya gula datang dari gula pasir, karena sebenarnya segala jenis makanan dan minuman manis, sebenarnya mengandung senyawa gula.
Pada dasarnya gula terbagi dalam 3 komponen, glukosa, sukrosa dan fruktosa. Ketiga komponen ini memberi efek samping masing-masing, termasuk di dalamnya meningkatkan kadar gula darah, memperberat kinerja hati dan menstimulasi terbentuknya cadangan lemak di sekitar hati serta memberi efek insulin resisten.
Itu sebabnya segala jenis makanan dan minuman dengan kandungan gula apapun bentuknya sangat relevan dengan kenaikan lingkar perut. Sejumlah riset membuktikan pandangan ini, termasuk dalam jurnal National Institutes of Health tahun 2009, bertajuk Consuming fructose-sweetened, not glucose-sweetened, beverages increases visceral adiposity and lipids and decreases insulin sensitivity in overweight/obese humans.
2. Makan makanan yang mengandung lemak jenuh
Lemak pada dasarnya terbagi dalam dua kategori, lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Masalah biasanya disebabkan oleh lemak jenuh yang sifatnya cenderung akan mengendap dalam tubuh.
Menurut studi yang dijurnalkan dalam National Institues of Health tahun 2007 dengan tajuk Trans fat diet induces abdominal obesity and changes in insulin sensitivity in monkeys diutarakan adanya peran lemak jenuh dalam menambah lingkar pinggang seseorang.
3. Mengonsumsi alkohol
Sudah diakui bahwa alkohol efektif untuk membantu mencegah penyakit jantung dan stroke. Namun rupanya berlebihan dengan alkohol juga menyebabkan darah Anda mengandung terlalu banyak toksin. Kondisi ini memicu kerusakan pada fungsi hati dan sejumlah penurunan metabolisme yang memicu pembentukan lapisan lemak dalam perut.
Menurut studi tahun 2007 yang dirilis dalam National Institutes of Health dengan tajuk Relationship of abdominal obesity with alcohol consumption at population scale diungkap bahwa mereka yang mengkonsumsi alkohol 3 kali dalam sehari akan mengalami peningkatan risiko 80% mengalami pembentukan lapisan lemak pada perut.
4. Terlalu banyak minum jus buah
Adalah benar bahwa jus buah merupakan salah satu sumber nutrisi yang baik, dimana Anda bisa mendapatkan manfaat vitamin, mineral dan fitonutrien buah dengan mudah. Bentuk likuidnya akan membuat jus buah lebih cepat dicerna.
Sayangnya, ada beberapa kelemahan jus buah yang perlu Anda perhatikan. Bentuk likuidnya membuat sejumlah serat baik yang terkandung di dalam buah mengalami penurunan khasiat.
Selain itu, buah dikenal sebagai salah satu sumber fruktosa. Meski fruktosa dianggap lebih bersahabat untuk kadar glukosa darah, fruktosa menjadi semacam beban bagi metabolisme hati. Tingginya kadar fruktosa yang Anda asup akan mendorong pembentukan lemak di sekitar hati dan menyebabkan perut buncit. Menurut authority nutrition ditemukan kandungan fruktosa sebanyak 24 gram pada 250 ml jus apel kemasan dan 32 gram pada 250 ml jus anggur.
5. Terlalu sering mengalami stress
Ternyata memang ada kaitan erat antara stress dan pembentukan lemak pada perut.Ini karena ketika seseorang mengalami stress mereka akan membentuk hormon kortisol yang mempengaruhi banyak bagian dari tubuh mereka, termasuk menurunkan metabolisme dan mengurangi pembentukan energi. Inilah yang kemudian menyebabkan seseorang yang kerap stress akan mengalami pembentukan cadangan lemak berlebih terutama di area perut.
Selain itu, dalam jurnal National Institutes of Health pada tahun 2008 dengan judul Shaping the stress response: interplay of palatable food choices, glucocorticoids, insulin and abdominal obesity kortisol tidak hanya memicu penurunan metabolisme, tetapi juga meningkatkan nafsu makan yang juga menyebabkan perut buncit.
6. Ketidakseimbangan bakteri dalam usus besar
Di dalam usus besar memang hidup sejumlah bakteri yang berperan memaksimalkan penyerapan nutrisi dalam makanan serta membantu proses pembusukan serta mendorong lancarnya proses pembuangan.
Namun, penting untuk memastikan bakteri dalam usus berada dalam jumlah yang seharusnya. Kelebihan jenis bakteri tertentu bisa menyebabkan bakteri lain mengalami penurunan. Dan karena setiap bakteri juga memiliki sejumlah fungsi dan manfaat, terbukti kenaikan jenis bakteri tertentu akan menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan fungsi dalam usus dan menyebabkan perut buncit.
Contoh dari kasus ini bisa Anda lihat dalam jurnal tahun 2006 pada National Institutes of Health, Microbial ecology: human gut microbes associated with obesity diungkap bagaimana kelebihan bakteri firmicutes bacteria akan menyebabkan penyerapan kalori dalam makanan secara berlebihan hingga mendorong kenaikan kadar kalori tubuh.
Ketidak seimbangan bakteri dalam usus besar bisa disebabkan oleh lingkungan, gaya hidup, kebiasaan makan dalam keluarga dan sejumlah unsur lain yang dikaitkan dengan masalah genetik. Itu sebabnya biasanya kondisi keseimbangan bakteri dalam tubuh sebuah keluarga cenderung akan memiliki kesamaan.
7. Kurang beraktivitas
Kalori dalam tubuh baru akan terbakar bila tubuh bergerak. Tubuh yang bergerak akan mengaktifkan metabolisme dan mendorong pembakaran kalori, termasuk pula pembakaran lemak dalam tubuh.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBila seseorang cenderung jarang beraktivitas fisik, termasuk Anda yang terbiasa bekerja dengan duduk di belakang meja, maka sebenarnya kebutuhan energi dalam tubuh mereka tidak terlalu besar. Bila hal ini dibarengi dengan pola konsumsi yang kaya kalori, maka tubuh akan membentuk kelebihan kalori yang tidak terpakai ini sebagai cadangan lemak. Terutama pada area sekitar perut dan hati.
Sedang sebuah riset mengenai aerobik yang dijalankan rutin setidaknya selama 1 tahun terbukti membantu mengurangi lemak perut sebanyak 25% ampai 38%. Ini bisa Anda lihat dalam jurnal Exercise training prevents regain of visceral fat for 1 year following weight loss dalam jurnal National Institutes of Health tahun 2010.
8. Diet rendah serat
Serat adalah salah satu komponen penting dalam setiap program diet. Anda membutuhkan serat, baik itu serat larut air maupun serat tidak larut air untuk menjaga diet Anda berhasil. Diet larut air terutama karena sifatnya yang efektif memberi efek rasa kenyang lebih lama karena formulanya yang menyerupai gel ketika berada dalam perut. Sedang diet tidak larut air akan bekerja menyerap toksin dan lemak terendap dalam usus dan membuangnya.
Dalam The Journal of HHS Public Access tahun 2013 diungkap bagaimana mereka yang terbiasa makan tanpa kadar serat memadai akan mengalami kenaikan berat badan dan pembentukan perut buncit setelah beberapa bulan. Sedang rutin mengkonsumsi serat sebanyak 10 gram selama 3 bulan akan mengecilkan perut setidaknya di atas 25%.
9. Diet rendah protein
Sebagaimana telah kami ungkap dalam bahasan mengenai cara terbaik melangsingkan perut, protein memiliki peran besar dalam membantu menurunkan lingkar pinggang. Tanpa protein, tubuh Anda akan membentuk lebih banyak neuropeptide Y. Sejenis senyawa dalam fungsi hati yang bekerja mendorong Anda merasa lebih mudah lapar, hingga akhirnya akan makan lebih banyak.
Hal tersebut dapat Anda temukan dalam jurnal National Institutes of Health tahun 2007 dengan ulasan Neuropeptide Y acts directly in the periphery on fat tissue and mediates stress-induced obesity and metabolic syndrome.
Selain itu, ditemukan pula fakta yang diungkap dalam healthline bagaimana tubuh yang kekurangan protein justru akan mengalami kenaikan jumlah lapisan lemak dalam tubuh dan kekurangan massa otot, serta mengalami penurunan metabolisme.
10. Pola tidur yang tidak teratur
Siapa yang menyangka hanya karena Anda kurang tidur atau tidak menjalani pola istirahat yang cukup dan berimbang Anda justru mengalami keluhan perut buncit. Seharusnya, seorang dewasa cukup tidur dalam kurun waktu sekitar 6 – 8 jam tiap harinya. Dan masalah tidur bisa menjadi penyebab perut buncit bila Anda hanya tidur kurang dari 6 jam secara rutin atau malah terlalu sering tidur berlebihan diatas 8 jam.
Dalam riset yang dijurnalkan tahun 2008 pada National Institutes of Health, Sleep duration, general and abdominal obesity, and weight change among the older adult population of Spain diungkap bahwa mereka yang kurang tidur atau lebih tidur sama-sama akan mengalami penurunan metabolisme yang menjadi penyebab perut buncit.
Sedang menurut jurnal National Institutes of Health tahun 2006, Association between reduced sleep and weight gain in women, mereka yang tidur kurang dari 5 jam perharinya akan berisiko mengalami kenaikan berat badan signifikan hingga 15 kg dibandingkan mereka yang tidur rata-rata 7 jam perhari.
11. Ketidakseimbangan hormonal
Kasus kenaikan berat badan dan pembentukan perut buncit ketika seorang wanita memasukai periode menopause. Pada kondisi tubuh wanita muda, secara normal wanita didominasi oleh hormon estrogen yang mendorong tubuh membentuk lapisan lemak di area panggul. Lemak ini diperuntukan sebagai cadangan bagi sistem genital wanita di masa produktif.
Ketika wanita mengalami masa menjelang menopause, secara bertahap jumlah estrogen yang diproduksi tubuh akan menurun. Seiring dengan kondisi inilah kemudian wanita akan mengalami perubahan bentuk tubuh dimana lemak justru akan terhimpun di dalam perut bukan lagi pada area panggul. Demikian yang dijelaskan dalam jurnal bertajuk Increased visceral fat and decreased energy expenditure during the menopausal transition pada National Institutes of Health tahun 2008.
Kadang kasus fluktuasi hormon kewanitaan ini terjadi sebelum masa menopause terjadi, dimana terjadi penurunan produksi hormon estrogen dan peningkatan hormon androgen. Kondisi ini juga secara signifikan akan menjadi penyebab perut buncit. Bila kondisi perut buncit ketika menopause cenderung sulit dihindari, maka sebenarnya ketidak seimbangan hormonal bisa diatasi dengan pola makan yang lebih berimbang.
12. Faktor genetik
Yang satu ini juga merupakan salah satu penyebab perut buncit yang sulit untuk diatasi. Sejulmlah riset di dunia membuktikan adanya peran genetik pada bentuk tubuh seseorang. Mereka dengan orang tua berperut besar, cenderung akan lebih mudah pula mengalami kondisi yang sama. Demikian menurut jurnal Maturitas tahun 2011 bertajuk Genetics and Epigenetics of Obesity.
Menurut riset lain pada International Journal of Obesity tahun 2003, Increased visceral fat and decreased energy expenditure during the menopausal transition dijelaskan adanya kaitan erat antara kemampuan tubuh secara genetik dalam merespon hormon kortisol atau hormon stress dan bawaan genetik terhadap reseptor leptin yang mempengaruhi kinerja hati dalam melakukan metabolisme terhadap lemak dan kalori.
Selain fakta mengenai bagaimana bahayanya membiarkan perut membuncit dan membesar tanpa kendali, ternyata sejumlah aspek juga tanpa terduga bisa menjadi penyebab perut buncit. Inilah sebabnya kadang Anda terus merasa gagal dengan program Anda melangsingkan perut.
Karenanya sebelum kembali menjajal program Anda, pahami terlebih dulu sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab perut buncit, Anda bisa hindari pula sejumlah hal yang sekiranya dapat Anda hindari selagi Anda menjalankan program diet.
Tambahkan asupan herbal Noni juice yang memiliki kemampuan efektif meningkatkan kinerja hati dalam metabolisme lemak dan mendorong pembuangan lemak dengan lebih optimal. Cara ini akan memberi Anda hasil lebih cepat dan efektif untuk diet Anda.