AIDS dan HIV — Bila Anda ibu yang sehat, Anda tentu setuju bahwa menyusui merupakan moment yang indah. Namun, tidaklah mudah bagi ibu yang terserang AIDS untuk membuat keputusan seperti itu. Mengingat risiko penularan HIV pada anak bisa terjadi melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu).
Dalam artikel ini Anda akan memperoleh informasi menarik sehubungan dengan pemberian ASI oleh Ibu penderita AIDS. Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Adakah risiko HIV pada anak dengan pemberian ASI tersebut? Mari kita perhatkan ulasan singkatnya dalam keterangan berikut. — Sumber: Breastfeeding on HIV Positive Mothers
HIV Pada Anak
Pemberian ASI merupakan dilema yang harus dihadapi oleh setiap ibu menyusui yang mengidap HIV AIDS. Sang buah hati tentu membutuhkan nutrisi untuk dapat bertumbuh dan berkembang.
Namun keberadaan HIV menjadi penghalang bagi hubungan Ibu dan anak yang seharusnya terbentuk. Jika Anda merasakannya, Anda tidak sendirian. Lalu apa yang harus Anda lakukan untuk dapat memberi makan sang buah hati?
ASI Murni — Risiko Tinggi HIV Pada Anak
Tak dapat disangkal pemberian ASI murni memang memperkuat ikatan batin Antara ibu dan anak. Manfaat ASI sebagai sumber gizi alami terbukti dapat menjaga kesehatan bayi supaya tidak mudah sakit. Namun bagaimana jika sang Ibu menderita AIDS? Apakah ini dapat meningkatkan risiko HIV pada anak?
Jadi mana pilihan terbaik bagi ibu yang terserang AIDS? Walau tampaknya tak ada harapan, laporan menarik dari WHO cukup mengejutkan. Pada tanggal 30 November 2009, tersedia rekomendasi penggunaan obat antiretrovirus bagi ibu dan bayi selama masa menyusui, hingga bayi berusia 12 bulan.
Sebuah penelitian yang di pimpin oleh WHO pada bulan Juli 2009 juga melaporkan bahwa pemberian obat antiretrovirus selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui dapat mengurangi resiko penularan AIDS sebesar 42%.
Hal ini memberikan harapan bagi para ibu untuk terus berjuang walau harus menghadapi penyakit ini, sehingga Anda masih dapat menyusui buah hati walau masih ada kemungkinan penularan AIDS.
WHO — World Health Organization
Faktanya terdapat resiko penularan AIDS sebesar 14% pada pemberian ASI, ini juga dapat mengakibatkan pendarahan pada puting, infeksi payudara, dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh ibu.
Seorang pakar bernama Edith White yang berpengalaman dalam bidang ASI menyarankan agar wanita yang positif mengidap HIV/AIDS di negara maju untuk tidak memberikan ASI.
Sehingga tampaknya lebih masuk akal, jika sang ibu memberikan susu formula sebagai asupan harian bayi mereka. Apakah memang demikian?
Susu Formula — Risiko Rendah HIV Pada Anak
Anda memang bisa lega dengan kehadiran susu formula yang bebas dari HIV. Susu formula juga dianggap praktis sehingga sang ibu dapat beristirahat ataupun melakukan aktifitas lainnya. Walau demikian, susu formula tetap memiliki resiko. Di negara berkembang masalah sanitasi bukanlah permasalahan yang serius, lain halnya dengan negara-negara yang perekonomiannya rendah.
Jika Anda tidak memastikan kebersihan air dan botol, bakteri penyebab diare dapat masuk dan beresiko mengakibatkan kematian sebesar 15 kali lipat jika dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI.
Pemberian susu formula menyebabkan bayi tidak dapat membentuk antibodi dengan sempurna yang dihasilkan oleh Colostrum (kandungan ASI yang kaya protein dan rendah lemak).
Dilihat dari segi efektifitasnya, ada banyak faktor yang menghambat penggunaan susu formula. Misalnya di Uganda, seorang wanita berusia 20 tahun mengatakan bahwa harga susu formula sebesar satu setengah kali upah setahun di desanya.
Kombinasi Susu Formula dan ASI
Adapula yang mencoba untuk menggabung kedua metode tersebut, sayangnya ini adalah metode terburuk. Sekalipun Anda tidak mengidap HIV, kombinasi susu formula dan ASI akan merusak lambung serta usus sang buah hati.
Karena komponen susu formula dan ASI tidaklah sama dan organ sang buah hati masih rentan dan sangat berisiko untuk mengalami gangguan pencernaan. Terlebih jika Anda mengalami HIV AIDS, risiko penularan HIV pada anak bisa saja terjadi.
Metode ini adalah pilihan pribadi, Anda yang dapat memberikan keputusan yang cocok atau tidak sesuai dengan kondisi Anda dan buah hati. Dan yang terpenting sebelum menentukan keputusan apapun yang Anda buat, harap konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan dokter Anda dan dokter Anak Anda!
Demikianlah informasi penting sehubungan dengan risiko penularan HIV pada Anak yang perlu Anda waspadai. Nantikan informasi menarik lainnya sehubungan dengan kondisi kesehatan dan pengobatan alternatif dengan herbal, hanya di deherba.com