Penyakit dermatitis adalah salah satu jenis penyakit kulit yang paling sering terjadi. Penyakit kulit ini bisa menyerang beragam usia, dari bayi, balita, anak hingga manula. Di dunia kesehatan sendiri, ada beragam jenis jenis dermatitis yang terindentifikasi. Dan kadang tidak banyak yang menyadari bahwa dirinya sudah terserang dermatitis
Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba melihat bagaimana membedakan ragam penyakit dermatitis itu. Juga apa sebenarnya penyebab dari tiap jenis tersebut. Ini membantu kita lebih mudah mengidentifikasi cara penanganan dan pencegahan yang tepat.
Dermatitis Adalah Penyakit Peradangan Kulit
Secara medis dermatitis adalah seluruh penerjemahan untuk keluhan inflamasi atau peradangan yang muncul pada kulit. Biasanya gejala dermatitis ditandai dengan kulit yang mengering, tampak kemerahan, gatal, membengkak bahkan kadang terlihat beruntusan atau berkerak.
Sejatinya, dermatitis adalah penyakit yang tidak menular. Penularan secara umum tidak terjadi kecuali peradangan kulit memburuk hingga terjadi infeksi. Tetapi sejumlah kondisi dan penyebab bisa mengakibatkan munculnya dermatitis yang berkepanjangan.
Penyakit dermatitis biasanya adalah jenis penyakit yang tidak berbahaya. Tetapi efek gatal dan rasa tidak nyaman yang dihasilkan bisa menjadi sangat mengganggu. Belum lagi kadang juga bisa mengganggu penampilan. Karena dapat pula muncul pada bayi dan balita, ini bisa menyebabkan bayi menjadi ekstra rewel karena efek rasa gatal.
Penyakit dermatitis adalah jenis keluhan kulit yang mudah hilang gejalanya dalam waktu singkat. Tetapi sejumlah jenis penyakit dermatitis lainnya juga bisa mengalami gangguan kesehatan kulit dalam beberapa pekan hingga bulan.
Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis
Sebagaimana dijelaskan di atas,ragam dari penyakit dermatitis relatif sangat beragam. Tiap jenis dapat  menunjukan gejala yang tampak sama tetapi berbeda. Tiap jenis juga bisa disebabkan oleh aspek penyebab berbeda.
Dermatitis Atopik
Ini merupakan jenis penyakit dermatitis yang disebabkan oleh respon autoimun. Kondisi autoimun menjadikan permukaan kulit hipersensitif dengan sejumlah unsur umum seperti debu, serbuk sari, bahan kimia tertentu, kotoran dan bulu hewan. Hingga kulit menjadi lebih mudah mengalami ruam kemerahan yang datang dan pergi dalam jangka cukup panjang.
Biasanya akan muncul pada saat anak usia dini, dan akan menurun gejalanya seiring penambahan usia. Meski kadang keluhan ini juga muncul pada orang dewasa. Pada umumnya keluhan atopik dermatitis ini juga dapat dikaitkan dengan alergi lain seperti asma dan rhinitis, yakni jenis alergi yang muncul pada sistem pernafasan.
Gejala dari jenis penyakit dermatitis ini berupa ruam gatal kemerahan yang muncul pada area lutut dan siku. Kadang menyebar ke area sekitar dengan membentuk rona merah yang kering, terasa timbul dan kasar.
Biasanya untuk membantu meredakan gejala, penderita dermatitis atopik akan mengonsumsi terapi anti alergi yang membantu mengendalikan reaksi hiperimunitas ini. Anda juga akan disarankan menggunakan terapi topikal pada area yang terserang dengan salep kortikosteroid untuk mengatasi inflamasi atau dengan jenis pelembab berhidrasi tinggi.
Dermatitis Seboroik
Dari banyak macam bentuk dermatitis, jenis penyakit dermatitis satu ini termasuk yang paling sering muncul. Pada umumnya diidentifikasi dengan munculnya kerak kering pada permukaan kulit dan kepingan kulit yang lepas karena efek garukan yang dilakukan. Karena kerak kering ini biasanya terasa gatal dan kemerahan.
Melihat dari gejala yang muncul, Anda tentu sudah bisa membayangkan bahwa keluhan ketombe adalah salah satu contoh ringan dari jenis dermatitis ini. Tetapi sebenarnya dermatitis siboroik tidak hanya bisa muncul di kulit kepala, tetapi juga pada area kulit dengan kadar minyak tinggi seperti pada wajah, punggung, dada dan bahu. Bahkan pada area lain yang tidak terduga seperti pada mata dan ketiak. Juga pada area berambut lain seperti pada jenggot dan kumis.
Ada kaitan antara serangan jamur Malassezia furfur dengan dermatitis siboroik. Tetapi diperburuk dengan kondisi genetik, hormonal, stress dan banyak lagi. Diperkirakan pula oleh sejumlah pakar bahwa jenis dermatitis ini juga dapat dikaitkan dengan imunitas. Diduga kuat terbentuk semacam autoimun terhadap jamur Malassezia furfur pada permukaan kulit.
Itu sebabnya kebanyakan terapi untuk jenis penyakit dermatitis ini adalah dengan pengobatan anti fungal. Seperti di antaranya dengan selenium sulfide, pyrithione zinc, azole agents, sodium sulfacetamide dan topical terbinafine. Bila gejala muncul pada area berambut, bisa ditangani dengan keramas menggunakan sampo anti ketombe yang umumnya juga mengandung selenium sulfide atau pyrithione zinc.
Dermatitis Kontak
Ini adalah respon autoimun lain yang juga lazim terjadi. Biasanya ditandai dengan gejala ruam dan kulit teriritasi kemerahan yang terasa gatal dan panas. Kadang terasa sedikit basah karena efek dari inflamasi. Dari berbagai jenis dermatitis yang ada, ini adalah jenis yang paling tidak bersifat menetap. Gejala hanya akan muncul ketika kulit tersentuh unsur penyebab alergi dan akan hilang bila Anda menghindarinya.
Penyebab dari jenis penyakit dermatitis ini biasanya adalah paparan benda tertentu. Seperti alergi terhadap perhiasan non emas, unsur kosmetik atau unsur perawatan kulit tertentu, sabun tertentu, sentuhan tanaman tertentu dan lain sebagainya.
Hal penting pada dermatitis kontak adalah selalu hindari untuk menyentuh dan menggaruknya. Karena justru sentuhan ini dapat memicu inflamasi. Anda bisa menggunakan terapi anti alergi dan terapi anti gatal yang diminum dan dioleskan pada permukaan kulit. Kompress dengan es atau air dingin juga bisa menjadi pilihan meredakan keluhan.
Dermatitis Dishidrotik
Jenis penyakit dermatitis satu ini mungkin termasuk yang menghasilkan gejala lebih berat dibandingkan jenis dermatitis yang lain. Meski diawali dengan tanda kecil berupa bentolan berisi air.
Tetapi lama lama bila diabaikan, dapat memburuk dengan cepat. Ditandai dengan luka blister atau ruam merah yang timbul, berisi air, tampak meradang dengan rasa perih dan gatal panas. Kadang justru terkesan seperti efek melepuh dari sekedar ruam biasa. Keluhan ini akan lebih terpusat di area terbuka seperti jari-jari, telapak tangan dan kaki dan lipatan pada area tangan dan kaki.
Bagaimana peradangan ini bisa muncul belum sepenuhnya dipahami. Tetapi dalam sejumlah kasus, dermatitis dishidrotik diawali dulu dengan gejala dermatitis atopik. Bisa pula diawali dulu dengan gejala jamur kaki atau kutu air. Dan akan memburuk bila kaki kerap dibiarkan basah atau lembab dalam waktu lama.
Jenis terapi untuk dermatitis dishidrotik adalah dengan tetap menjaga kebersihan area terinflamasi supaya tidak terjadi infeksi yang memperburuk kondisi. Pada dasarnya ini adalah respon autoimun, jadi secara alami tubuh akan menyembuhkan dirinya sendiri setelah 3 – 4 pekan. Tambahkan terapi kortikosteroid untuk membantu meredakan peradangan.
Statis Dermatitis
Statis dermatitis adalah jenis lain dari penyakit dermatitis yang disebabkan oleh respon permukaan kulit terhadap gangguan sirkulasi tubuh. Sebagaimana dipahami, bahwa tubuh membutuhkan sirkulasi yang sehat untuk memastikan setiap bagian tubuh mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, juga dapat membuang residu yang melekat di setiap bagian tubuh.
Ketika terjadi gangguan pada pembuluh darah seperti pada kasus varises atau gangguan sumbatan pembuluh darah, maka biasanya area kaki menjadi bagian yang paling banyak mendapatkan masalah. Disana terendap cairan dengan kadar residu tinggi. Dari sinilah kemudian kulit merespon negatif dengan membentuk ruam kemerahan yang mengeras dan kadang disertai dengan luka iritasi di permukaan kulit.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGDari penyakit dermatitis yang lain, dermatitis satu ini cenderung sulit dihilangkan. Hingga disebut statis karena pada umumnya sifatnya menjadi permanen, meski tentu saja efek gatalnya cukup mengganggu. Hanya sekedar membantu meredakan gejala Anda bisa mengoleskan pelembab, salep kortikosteroid atau Vaseline di area peradangan.
Neurodermatitis
Satu lagi jenis penyakit dermatitis yang bisa kita bahas di sini adalah neurodermatitis. Jenis satu ini juga memiliki perbedaan dari jenis jenis dermatitis lain. Meski secara kasat mata bentuk ruamnya akan serupa dengan ruam pada dermatitis atopik.
Penyakit dermatitis ini lebih dikenali dari rasa gatalnya yang lebih intens dan dalam. Seperti tidak kunjung hilang, hingga penderitanya terus menerus terdorong untuk menggaruk. Kadang terdorong untuk menggaruk dengan sangat kuat hingga menimbulkan luka.
Tidak dipahami betul apa sebenarnya yang menyebabkan neurodermatitis. Hanya sejumlah pakar melihat adanya kaitan antara respon autoimun terhadap aspek tertentu seperti keringat, pakaian yang tidak nyaman atau unsur tertentu seperti perhiasan logam yang kemudian juga direspon berlebihan oleh sistem saraf hingga menghasilkan rasa gatal hebat. Meski tidak dapat dipahami mengapa saraf merespon demikian.
Jenis penyakit dermatitis ini bisa sangat mengganggu karena efek gatalnya yang kuat. Jadi terapi anti gatal menjadi sangat signifikan diperlukan. Gunakan pelembab yang mendinginkan dan upayakan untuk meminimalkan dorongan menggaruk. Anda bisa tambahkan salep kortikosteroid bila sekiranya diperlukan.
Dermatitis Nummular
Penyakit dermatitis satu ini memiliki ciri khas dari blister dan ruamnya yang berbentuk membulat seperti koin. Sekilas akan mengingatkan Anda dengan luka yang dihasilkan oleh jamur ringworm atau kurap.
Bedanya, bila jamur ringworm dapat menular, maka dermatitis nummular tidak menular karena ini adalah respon autoimun. Meski selintas mirip, biasanya dermatitis nummular memiliki permukaan kasar dengan berwarna kemerahan atau kecoklatan di seluruh area ruam. Kadang disertai dengan efek bengkak, melepuh dan berisi air. Biasanya formula ruam pada ringworm cenderung memiliki tepian lebih jelas dengan area lebih bersih di tengah.
Bila kurap harus diatasi dengan obat anti fungal, maka dermatitis nummular harus diatasi sebagaimana kebanyakan jenis jenis dermatitis lain. Yakni dengan terapi kortikosteroid dan obat anti alergi atau antihistamin.
Dermatitis Herpetiformis
Jenis penyakit dermatitis satu ini mungkin tidak banyak dikenali dibandingkan jenis jenis dermatitis lain. Dan pada umumnya sering disalah artikan sebagai herpes karena bentuk gejalanya yang serupa. Seperti blister atau luka dengan ruam, iritasi lepuhan dan bengkak yang bersifat lokal di area tertentu. Kulit juga terasa perih dan gatal terbakar.
Yang menarik, rupanya dermatitis herpetiformis sama sekali tidak berkaitan dengan jenis alergi paparan pada kulit atau alergi pada unsur biologis tertentu. Jenis dermatitis ini muncul sebagai respon alergi terhadap unsur gluten yang dikonsumsi. Hingga kemudian disimpulkan bahwa dermatitis herpetiformis merupakan bagian dari gejala penyakit celiac dan alergi gluten.
Terapi untuk dermatitis ini berbeda dari dermatitis lain karena fokus justru dilakukan pada pola diet. Pasien harus menghindari makanan sumber gluten untuk meredakan gejala. Sembari pasien disarankan mengonsumsi atau mengoleskan kortikosteroid sebagai anti peradangan.
Dermatitis Perioral
Dermatitis yang satu ini secara umum adalah jenis yang menyerang area sekitar mulut. Itulah sebabnya disebut dengan perioral. Keluhan berupa gatal dengan bentolan kecil bergerombol dengan ruam merah dan kadang disertai benjolan berisi air. Biasanya akan tumbuh di sekitar mulut, pipi dan dekat hidung.
Belum dipahami betul bagaimana dermatitis satu ini muncul. Diduga kuat berkaitan dengan pola kebiasaan menggunakan salep steroid atau kortikosteroid berlebihan di area sekitar mulut dan hidung.
Biasanya dibutuhkan terapi telaten untuk membantu atasi keluhan seperti dengan menghentikan pemakanan salep kortikosteroid pada wajah. Juga dengan mengonsumsi obat antihistamin dan anti radang yang efektif mengatasi pembentukan dermatitis pada permukaan wajah.
Biang Keringat Apakah Juga Jenis Penyakit Dermatitis?
Biang keringat adalah salah satu jenis gangguan kulit yang juga kerap ditandai dengan bentolan kecil, ruam yang bertumpuk serta rasa gatal yang mengganggu. Lalu apakah biang keringat juga merupakan bagian dari penyakit dermatitis?
Biang keringat dalam dunia medis disebut dengan miliaria. Kerap identik dengan udara panas, karena gejala gatal akan muncul saat penderita merasa berkeringat atau saat mengenakan pakaian yang panas dan tidak menyerap keringat. Bentolan malaria muncul karena saluran kelenjar keringat berblokade kotoran atau garam dari keringat dan akibatnya membentuk bentolan dan gatal.
Termasuk jenis alergi, tetapi ternyata biang keringat tidak serta merta dapat dikategorikan dengan dermatitis. Ini karena dermatitis pada dasarnya ditandai dengan ruam kemerahan yang tampak meradang. Kadang terlihat kering, bersisik atau malah tampak mengelupas.
Pada biang keringat gejala lebih seperti bentolan kecil yang berjajar dan kadang bertumpuk. Gejalanya memang berbeda dari dermatitis. Tetapi, bila diabaikan biang keringat dapat menjadi awal dari kejadian dermatitis atopik. Sebagaimana diungkap oleh Journal of America Medical Association tahun 2013.
Melihat gambaran di atas, Anda mungkin baru menyadari banyak keluhan kulit yang terabaikan dan ternyata merupakan jenis jenis dermatitis. Tidak perlu khawatir, karena dermatitis tidak dapat dikaitkan dengan masalah kebersihan kulit juga biasanya tidak menular. Jenis penyakit dermatitis lebih berkaitan dengan imunitas dan masalah alergi. Memahami ini akan membantu Anda menemukan terapi paling efektif atasi dermatitis.