Kanker esofagus adalah jenis kanker yang berkembang pada organ esofagus. Penyakit ini bukan jenis kanker yang lazim ditemukan. Di Indonesia kanker esofagus berada di urutan ke-27 sebagai penyakit kanker terbanyak dengan jumlah kasus 1.154 selama tahun 2018 (sumber: Globocan 2018). Apa penyebab kanker esofagus? Apa ciri-ciri kanker esofagus? Dan bagaimana cara mengobati kanker esofagus?
Artikel ini akan menjawab pertanyaan itu. Meski tidak banyak jumlah penderitanya, namun kanker ini termasuk jenis yang mematikan. Di seluruh dunia, angka ketahanan hidup 5 tahun dari penderitanya hanya sekitar 19,2%. Bahkan dengan jumlah pengidap yang relatif kecil, kanker esofagus menyumbang sebesar 2,6% kematian untuk semua jenis kanker.
Diduga ini karena lokasi organ esofagus yang menjadi pintu masuk makanan menuju pencernaan. Gangguan dan sumbatan pada saluran yang menjadi bagian akhir dari saluran kerongkongan ini akan sangat mengganggu sirkulasi makanan menuju sistem pencernaan.
Apa Itu Esofagus?
Esofagus adalah organ yang menjadi pintu masuk makanan sebelum memasuki organ pencernaan. Letaknya tepat di antara saluran kerongkongan dan perut. Atau lebih jelasnya, terletak di bawah leher sampai area ulu hati.
Keberadaan organ ini adalah sebagai sistem pintu untuk masuknya makanan dari arah mulut menuju lambung. Di area ini terdapat semacam katup yang membantu memudahkan makanan masuk ke dalam pencernaan tanpa tersedak. Sekaligus mencegah makanan dari dalam pencernaan agar tidak berbalik ke atas menuju kerongkongan dan mulut.
Karena letaknya yang demikian dekat dengan pencernaan, esofagus kerap kali terserang penyakit yang juga berasal dari pencernaan. Bahkan salah satu gejala acid reflux (asam lambung naik) adalah rasa terbakar di ulu hati yang sebenarnya disebabkan peradangan pada esofagus akibat terkena asam lambung. Itu sebabnya kanker di esofagus sering dikaitkan dengan kondisi pencernaan yang tidak sehat.
Apa Penyebab Kanker Esofagus?
Sampai saat ini secara medis belum ditemukan secara spesifik apa sebenarnya penyebab kanker esofagus. Perkembangan kanker terjadi ketika sel dalam organ esofagus melakukan regenerasi dengan kondisi DNA rusak. Itu menyebabkan pembentukan sel baru berjalan abnormal, lebih banyak, ganas, dan merusak.
Sejumlah pakar menduga adanya kaitan antara pola makan tertentu; seperti kebiasaan mengonsumsi makanan mengandung kadar karsinogen tinggi, merokok,konsumsi alkohol berlebihan, mengalami acid reflux jangka panjang; dapat merangsang kerusakan DNA pada sel esofagus yang memicu kanker.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sejumlah kondisi atau faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kanker di esofagus.
- Pria memiliki risiko lebih tinggi dari wanita
- Memiliki masalah achalasia (kondisi kerongkongan atau esofagus kesulitan untuk mendorong makanan masuk ke dalam pencernaan)
- Memiliki masalah acid reflux atau gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu naiknya asam lambung yang menyebabkan esofagus mengalami peradangan akibat terkena asam lambung
- Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang area mulut, kerongkongan, kemudian turun sampai ke esofagus
- Penyakit Celiac, sejenis reaksi alergi gluten yang berisiko merusak dinding usus, lambung, hingga esofagus
- Merokok yang menyebabkan toksin dari rokok melekat pada dinding esofagus dan memicu kerusakan DNA
- Alkohol yang menyebabkan dinding esofagus teriritasi dan terpapar efek karsinogen dari alkohol
- Paparan kimia berbahaya terutama pada area kerongkongan, termasuk bila termakan atau terhirup unsur mikro dari metal, silika, asap pembakaran, dan lain sebagainya
- Kurang mengonsumsi sayuran dan buah dalam jangka panjang
- Sering mengonsumsi daging yang dipanggang
- Sering mengonsumsi minuman sangat panas hingga dinding esofagus teriritasi jangka panjang
- Faktor genetik dalam keluarga
- Berusia di atas 55 tahun
- Mereka yang kegemukan
- Area esofagus yang terkena paparan terapi radiasi
Seseorang bisa saja berupaya mencegah kanker dengan sebisa mungkin menghindari dan mengatasi faktor penyebab kanker esofagus di atas. Selain itu juga dianjurkan untuk mengupayakan gaya hidup sehat—pola makan yang baik dan bergizi seimbang diimbangi olahraga teratur.
Apa Saja Jenis-Jenis Kanker Ini?
Penyakit kanker ini dikelompokkan berdasarkan tipe sel-sel yang terlibat. Jenis kanker seseorang akan memengaruhi cara mengobati kanker esofagus yang dideritanya. Jenis-jenis kanker esofagus adalah sebagai berikut:
Squamous Cell Carcinoma (Karsinoma Sel Skuamosa)
Sel squamous (skuamosa) merupakan sel datar yang melapisi lapisan terluar dinding dalam saluran esofagus. Terbentuknya sel kanker karsinoma pada sel squamous biasanya terbentuk pada area atas atau tengah dari saluran esofagus. Ini adalah jenis kanker di esofagus yang paling banyak ditemukan.
Adenocarcinoma (Adenokarsinoma)
Sel kanker pada kasus ini terbentuk pada sel yang memproduksi lendir pada dinding esofagus. Pada umumnya kanker terbentuk pada dinding esofagus bawah. Di kawasan Eropa dan Amerika, jenis kanker ini lebih banyak menyerang kelompok ras kaukasoid (berkulit putih).
Jenis Kanker Lain
Dibandingkan dua jenis kanker di atas, ada juga beberapa jenis kanker di esofagus yang terbilang langka. Di antaranya adalah karsinoma sel kecil, sarkoma, limfoma, melanoma, dan koriokarsinoma.
Apa Ciri-Ciri Kanker Esofagus?
Banyak pasien kanker ini yang baru menyadari keberadaan penyakit ini pada stadium menengah dan akhir. Ini karena pada stadium awal, kanker di esofagus tidak banyak menampakkan gejala.
Kenali lebih baik apa saja ciri-ciri kanker esofagus untuk memudahkan Anda mengenali keberadaannya sejak awal. Jika berhasil dideteksi sejak dini, maka cara mengobati kanker esofagus akan lebih mudah. Adapun ciri-ciri kanker esofagus adalah sebagai berikut:
Disfagia
Ini ditandai dengan sulitnya pasien untuk menelan makanan. Kadang makanan terasa seperti tersendat di area ulu hati dan sulit untuk turun menuju pencernaan. Beberapa pasien mengeluhkan rasa sesak dan penuh di ulu hati sementara perut tetap terasa kosong. Ini kerap kali menjadi ciri-ciri kanker esofagus yang pertama muncul.
Batuk-Batuk
Gangguan saat menelan menyebabkan lendir pada area kerongkongan dan esofagus diproduksi berlebihan. Lendir ini bercampur dengan makanan, tetapi sebagian menyebabkan kerongkongan terasa lebih gatal dan berlendir. Ini membuat penderitanya gampang batuk karena tersedak lendir.
Ingin Muntah
Karena makanan sulit untuk turun menuju pencernaan, maka kerap kali penderitanya muntah. Makanan yang dimuntahkan biasanya bentuknya seperti makanan yang dikunyah dan sedikit berlendir, tetapi belum bercampur enzim karena belum masuk pencernaan.
Suara Menjadi Serak
Di esofagus dan kerongkongan akan terbentuk lendir dan iritasi yang berlebihan. Kondisi ini menjadi penyebab kanker esofagus penderitanya mengalami perubahan suara menjadi serak dan lebih besar.
Nyeri dan Rasa Tidak Nyaman
Terbentuknya kerusakan sel pada dinding esofagus akan menyebabkan area leher dan dada terasa panas dan nyeri. Penderita akan mengeluhkan rasa nyeri saat menelan makanan. Beberapa kasus kanker di esofagus juga berkaitan dengan acid reflux yang berat, sehingga rasa nyeri dan panas pada area esofagus semakin kuat.
Berat Badan Turun Drastis
Makanan yang diasup tidak mudah untuk masuk ke dalam pencernaan. Selera makan akan turun, dan tidak semua makanan berhasil masuk ke dalam pencernaan. Akibatnya pencernaan tidak mencerna cukup makanan. Ini menyebabkan penderita akan mengalami penurunan berat badan yang drastis.
Bagaimana Stadium Kanker Ini?
Sebagaimana jenis kanker lain, kanker di esofagus juga dapat dikelompokan berdasarkan stadiumnya. Stadium dalam kanker menjadi teknik penilaian standar sebesar apa ukuran kanker, sejauh mana efek kerusakan yang mungkin sudah terjadi, dan bagaimana risiko kematian dari pasien.
Stadium 0
Terbentuknya sel kanker dalam skala sangat kecil, hingga belum tampak adanya massa kanker sama sekali. Karena sel kanker baru terbentuk, pasien sama sekali tidak akan merasakan efeknya.
Stadium 1
Massa kanker berukuran sangat kecil hingga sulit disadari keberadaannya. Massa kanker belum menyebabkan gangguan sama sekali pada pasien. Meski sel sudah bersifat ganas dan invasif, tetapi massa belum menyebabkan persebaran dan kerusakan pada sel sehat di sekitarnya.
Stadium 2
Sel kanker mulai membentuk massa kanker yang lebih terlihat, persebaran dan invasi sel kanker ke sel sehat di dalam area esofagus mulai terjadi. pasien akan mengeluhkan sejumlah gejala karena fungsi organ yang menurun dan munculnya rasa nyeri akibat efek inflamasi dan kerusakan sel. Bisa jadi sel kanker sudah menginvasi sedikit jaringan limfosit.
Stadium 3
Pada stadium ini, sel kanker mulai menyerang jaringan esofagus lebih dalam. Tidak hanya menyerang sel sel dinding tetapi juga area otot pada esofagus. Massa kanker sudah mengakar dan mulai menyerang jaringan limfosit lebih jauh. Setidaknya 4 nodul limfosit sudah terinvasi kanker.
Stadium 4
Kanker esofagus mulai menyebar ke area tubuh lain, mulai bermetastasis dan kerusakan esofagus juga sudah masif. Kerap kali organ esofagus sudah sepenuhnya disfungsi. Pada stadium akhir ini cara mengobati kanker esofagus adalah yang paling sulit.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBagaimana Cara Mengobati Kanker Esofagus?
Ada sejumlah perawatan medis yang digunakan sebagai cara mengobati kanker esofagus. Tentu saja tindakan medis akan diterapkan sesuai dengan kondisi, stadium, dan keluhan yang dirasakan pasien. Berikut adalah sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan pengobatan:
- Jenis dari kanker yang terbentuk
- Stadium dari kanker
- Kondisi yang dikeluhkan pasien
- Keberadaan masalah kesehatan lain yang menyertai
Tindakan Pembedahan
Tindakan pembedahan adalah langkah medis standar untuk cara mengobati kanker esofagus. Tindakan dilakukan dengan mengangkat massa kanker yang terbentuk dengan seoptimal mungkin.
Tindakan pembedahan konvensional dapat dilakukan dengan pengangkatan jaringan kecil yang terinvasi kanker bila pasien mengalami kanker stadium awal.
Tetapi pada stadium lanjut, langkah esophagectomy dapat dilakukan. Yakni dengan mengangkat sebagian dari organ esofagus yang sudah terinvasi kanker. biasanya tindakan ini dilakukan sekalian dengan mengangkat sel sehat di sekitar massa kanker.
Tetapi bila kerusakan jaringan dan persebaran kanker sudah lebih masif, maka tindakan esophagogastrectomy menjadi alternatif terakhir. Tindakan ini lebih radikal karena selain mengangkat area esofagus juga sekaligus mengangkat sejumlah nodul limfosit berikut dengan sejumlah bagian perut dan kerongkongan.
Tindakan lain seperti chyrotherapy dapat dilakukan pada kanker dengan massa yang lebih solid dan berukuran kecil. Terapi dilakukan dengan membekukan area esofagus menggunakan semprotan hidrogen. Kemudian massa kanker diangkat menggunakan metode endoskopi sehingga pembedahan lebih minim.
Kemoterapi
Tindakan kemoterapi kerap dilakukan sebagai terapi tambahan pasca pengangkatan jaringan kanker. Tujuannya untuk mematikan sisa sel kanker yang tidak dapat diangkat dengan prosedur pembedahan.
Belakangan, kemoterapi juga dilakukan secara lebih tertarget untuk menggunakan senyawa kimia khusus yang lebih spesifik menyerang sel kanker sesuai dengan karakter dan jenisnya. Cara ini diharapkan dapat menekan risiko yang acap kali terjadi pada pasien kemoterapi.
Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan menembakan sinar radiasi ke arah organ dimana sel kanker berkembang. Tindakan ini berisiko kerusakan sel pada pasien, tetapi lebih terkendali daripada kemoterapi.
Sejumlah terapi radiasi modern juga sudah mulai dikenal. Seperti terapi fotodinamik dengan memberikan pasien obat penambah sensitivitas terhadap radiasi, sehingga radiasi lebih efektif menyerang sel kanker meski dengan paparan radiasi terbatas.
Terapi radiasi modern lain dengan brachitherapy dilakukan dengan memberikan tembakan radiasi dalam luas paparan sangat terbatas, lebih terfokus dengan tingkat intensitas yang disesuaikan kebutuhan sel kanker.
Apa Saran Diet untuk Pasien Kanker Ini?
Selain menjalankan terapi secara medis, pasien juga disarankan untuk mengatur pola makan dengan cara cukup spesifik. Penyebab kanker esofagus penderitanya harus mengatur pola makan adalah karena fungsi esofagusnya sudah terbatas sementara tubuh tetap membutuhkan nutrisi-nutrisi penting untuk memulihkan dan menjaga kondisinya. Berikut adalah saran makanan untuk pasien kanker ini.
Makanan Halus
Salah satu gejala atau ciri-ciri kanker esofagus adalah kesulitan untuk menelan dan mencerna makanan. Untuk itu, pasien sangat disarankan mengonsumsi makanan yang berbentuk lembut, halus, atau sedikit cair. Misalnya jus buah asli dan makanan yang dijadikan bubur adalah pilihan aman untuk memudahkan pasien mendapatkan nutrisi.
Suhu yang Tepat
Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin karena biasanya suhu ekstrim akan memicu iritasi pada kerongkongan. Ingatlah bahwa penderita kanker ini memiliki kerongkongan dan esofagus yang lebih sensitif.
Cara Masak yang Tepat
Pengolahan makanan dengan cara direbus dan dikukus merupakan pilihan yang lebih sehat untuk pasien dibandingkan dengan yang digoreng atau dibakar. Kedua teknik terakhir menghasilkan makanan yang lebih kering dan kadang menyebabkan rasa tidak nyaman saat ditelan. Memanggang jauh lebih disarankan dibandingkan membakar makanan, karena efek karsinogen dari proses pembakaran lebih tinggi daripada efek pemanggangan.
Hindari Bumbu Berlebihan
Penggunaan bumbu berlebihan, rasa pedas yang terlalu tajam, rasa asam yang terlalu kuat, atau bumbu rempah yang terlalu dominan akan menyebabkan makanan terasa kurang nyaman bagi pasien. Rempah sangat baik sebagai antioksidan, tetapi gunakan dengan bijak supaya tetap nyaman bagi pasien.
Tambahkan Asupan Penting
Pasien membutuhkan asupan sayur dan buah, karena keduanya sangat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dan membantu meredakan peradangan pada esofagus. Sejumlah buah dan sayuran yang kaya akan antioksidan seperti buah anggur, brokoli, wortel, atau buah naga adalah sejumlah contoh terbaik.
Tambahkan pula susu dan produk olahannya untuk membantu meningkatkan nilai gizi. Selain itu pastikan pasien tetap mendapatkan asupan protein, karena protein sangat membantu menjaga vitalitas pasien, meski sedang menjalani perawatan. Asupan seperti kacang-kacangan atau biji-bijian yang dilumatkan, kuah kaldu daging, daging ikan-ikanan yang dikukus atau daging giling dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan asupan protein.
Bantu pasien tetap mendapatkan asupan karbohidrat dengan menambahkan menu bubur beras atau bubur gandum. Bubur oatmeal juga dapat menjadi pilihan alternatif. Tanpa karbohidrat pasien akan mudah merasa lemas, kekurangan energi, dan mengalami penurunan berat badan yang ekstrim.
Tambahkan asupan lemak sehat seperti dari ikan-ikanan, zaitun, dan alpukat. Lemak sehat akan sangat baik untuk membantu meredakan inflamasi (peradangan) pada esofagus pasien.
Batasi Gula dan Garam
Konsumsi gula dan garam dalam takaran terbatas, karena keduanya dapat memberi efek kurang baik pada pasien kanker. Gula dan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan.
Cukupi Asupan Cairan
Minum harus diupayakan tetap sesuai kebutuhan standar tubuh. Meski mungkin minum dalam jumlah banyak akan terasa sulit, tetapi pasien harus tetap minum dengan banyak. Gunakan sedotan untuk membantu pasien minum lebih mudah dan nyaman.
Kanker esofagus adalah penyakit kanker yang jarang terjadi. Tetapi tingkat kematian yang disebabkan olehnya relatif tinggi. Untuk mengurangi angka kejadian kanker ini, pahamilah apa saja penyebab kanker esofagus, ciri-ciri kanker esofagus, dan cara mengobati kanker esofagus.
Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang kanker di esofagus. Semoga artikel ini dapat membantu Anda semakin memahami dan waspada terhadap penyakit kanker yang jarang namun cukup berbahaya ini. Nantikan juga info-info penting lain seputar penyakit kanker dan informasi kesehatan lainnya hanya di Deherba.com.