Kanker osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang paling banyak ditemukan. Secara ilmiah juga dikenal sebagai osteogenic sarcoma. Menurut data WHO, temuan kanker osteosarkoma di seluruh dunia mencapai 5 kasus untuk kisaran 1 juta orang.
Angka yang relatif rendah menjadikan kanker ini termasuk jenis kanker langka. Di Indonesia sendiri kasusnya juga terbilang jarang. Hanya kisaran 50 kasus untuk tiap tahunnya. Meski demikian, penyakit ini terbilang berisiko tinggi. Dan karenanya tetap perlu untuk diwaspadai.
Osteosarcoma dapat menyebabkan efek kelumpuhan permanen dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sementara di Indonesia sendiri 20% kasus kanker osteosarkoma ditemukan sudah dengan kondisi metastasis (menyebar). Akibatnya kanker ini menjadi semakin mematikan, karena keterlambatan didiagnosis.
Apa Sebenarnya Kanker Osteosarkoma?
Osteosarkoma adalah pembentukan sel ganas pada tulang. Pada kasus ini, sel kanker akan berkembang pada metafisis tulang panjang yang memiliki karakter pertumbuhan yang cepat. Artinya pada area dimana tulang berada pada bentuk memanjang. Biasanya berkembang di ujung dari tulang memanjang.
Itu sebabnya, kanker osteosarkoma ini lazim berkembang pada area sekitar lutut, sekitar tulang paha, tulang kering, area tulang lengan, tulang tangan dan sekitar area siku. Beberapa kasus juga terjadi di area sekitar bahu.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan osteosarkoma berkembang di area tulang lain. Meski relatif langka, kanker osteosarkoma dapat berkembang di area tulang yang tidak terduga. Termasuk di area rahang, panggul hingga sekitar tulang belikat.
Yang juga perlu menjadi catatan mengenai kanker tulang satu ini adalah tingkat usia yang rentan terhadap osteosarkoma. Tingkat risiko kanker osteosarkoma meningkat pada anak-anak usia belasan tahun. 60% kasus osteosarkoma menyerang pada usia di bawah 25 tahun.
Tingkat risiko akan menurun ketika seseorang mencapai usia dewasa. Tingkat kasus pasien di usia 30 – 40 tahun relatif sangat rendah. Hingga tingkat risiko meningkat kembali pada usia 60 tahun.
Jenis Kanker Osteosarkoma
Kanker osteosarkoma dapat digolongkan dalam sejumlah tingkatan kanker. Ini didasarkan pada bentuk dan formula dari sel kanker secara mikroskopik. Penentuan kelompok ini juga dapat menjadi acuan untuk menilai kemampuan sel kanker tumbuh dan berkembang.
Kanker Osteosarkoma High Grade
Ini adalah jenis osteosarkoma dengan kemampuan tumbuh dan berkembang dengan cepat. Secara mikroskopik sel kanker jenis ini memiliki bentuk yang sangat berbeda. Bahkan kemampuan bertumbuhnya dapat dilihat dengan jelas secara mikroskopik. Beberapa jenis kanker kategori ini adalah osteoblastik, fibroblastik, chondroblastik dan masih banyak lagi
Kanker Osteosarkoma Low Grade
Jenis Osteosarkoma dengan pertumbuhan lebih lambat. Sekilas bahkan sel ini tidak terlihat berbeda dari sel normal. Hanya membentuk beberapa tonjolan atau kelebihan pertumbuhan ketika dilihat secara mikroskopik.
Selain berdasarnya bentuk sel dan karakter pertumbuhannya secara mikroskopik, kanker tulang osteosarkoma juga dapat diklasifikasi berdasar stadium. Sebagaimana juga ditemukan dalam jenis kanker lainnya.
Stadium pada Kanker Osteosarkoma
Pembagian stadium pada kanker osteosarkoma didasarkan pada ukuran dan persebaran kanker. sejauh mana perkembangan kanker mempengaruhi tulang. Termasuk pula perkembangan metastasis atau persebaran kanker pada organ di sekitarnya. Dan klasifikasi stadium kanker tulang osteosarkoma tersebut adalah sebagai berikut.
Stadium I
Kanker berukuran relatif kecil dan masih berkembang secara intrakompartmental . Artinya kanker hanya berkembang pada bagian tulang dimana kanker primer terbentuk saja. Belum ada persebaran menuju struktur dan organ lain.
Stadium II
Kanker berukuran relatif lebih besar, keganasan mulai tinggi, persebaran kanker mulai luas dan menginvasi tulang primer lebih mendalam, tetapi masih bersifat intrakompartmental. Sehingga belum ditemukan persebaran kanker pada struktur dan organ lain.
Stadium III
Ukuran kanker mulai membuat tulang berbentuk abnormal. Mulai terbentuk kanker pada struktur lain sekitar tulang primer hingga besar kemungkinan fungsi struktur mulai terganggu. pasien mungkin mulai kehilangan fungsi motoriknya. Pada tahap akhir stadium ini, kanker mungkin sudah bermetastasis.
Stadium IV
Kerusakan fungsi struktur lebih masif karena serangan kanker meluas pada seluruh struktur. Kanker juga sudah bermetastasis dan juga telah menyebabkan kerusakan pada sel-sel organ di sekitar tulang.
Siapa Berisiko Mengidap Kanker Osteosarkoma?
Sejumlah pakar melihat kanker osteosarkoma acapkali sulit untuk dicegah. Sejumlah kondisi hanya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kanker tulang ini. Dan beberapa kondisi tersebut adalah sebagai berikut.
Usia
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa faktor usia memiliki unsur demikian relevan untuk risiko osteosarkoma. Mereka dengan usia di atas 10 tahun dan di bawah 25 tahun berada pada titik risiko tertinggi. Kemudian risiko akan turun pasca usia produktif 30 – 50 tahunan. Hingga risiko kembali meningkat ketika seseorang menginjak usia 60 tahun.
Tinggi badan
Sebagaimana dijelaskan bahwa kanker ini berkembang pada tulang yang cenderung tumbuh dengan cepat. Dan teryata ditemukan fakta bahwa kasus osteosarkoma pada anak kerap kali menyerang pada anak-anak yang memiliki postur lebih tinggi dari teman seusianya.
Kelamin
Osteosarkoma lebih banyak menyerang pria dari wanita. Baik itu pada rentang usia anak-anak atau pada rentang usia manula. Diduga kuat ini karena proses pertumbuhan tulang pada pria berjalan lebih aktif dan lebih lama dari wanita. Gen pertumbuhan pada tulang pria lebih banyak dan lebih aktif sehingga lebih rentan mengalami gangguan pertumbuhan abnormal.
Ras tertentu
Mereka yang berasal dari ras tertentu memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi untuk mengidap osteosarkoma. Sejumlah ras tersebut antara lain adalah ras afrikan, arabian dan ras hispanik. Ras kaukasoid atau kulit putih memiliki risiko terendah. Besar kemungkinan karena pada kedua ras tersebut pertumbuhan tulang berjalan lebih aktif mengingat postur yang lebih besar.
Radiasi
Paparan radiasi dengan intensitas relatif tinggi pada area tulang yang berjalan berulang dalam periode tertentu dapat menjadi stimulasi kerusakan gen pertumbuhan pada sel tulang. Namun paparan radiasi dari proses USG, CT scan, MRI dan lain sebagainya dianggap tidak meningkatkan risiko karena intensitasnya dianggap terlalu rendah untuk secara signifikan mengganggu gen pertumbuhan.
Mengidap penyakit tulang
Beberapa penyakit dapat memicu terjadinya kanker tulang. Sebut saja seperti paget disease, sejenis gangguan tulang usia manula yang menyebabkan tulang menebal tetapi juga menjadi lemah. Selain itu juga terdapat beberapa gangguan kesehatan tulang lain. Jenis infeksi virus langka Rous sarcoma virus juga ditemukan mempengaruhi gen pertumbuhan untuk bekerja abnormal.
Paparan kimia tertentu
Efek paparan kimia spesifik seperti senyawa antrasiklin dan senyawa pengalkil, beryllium dan methylcholanthrene terbukti mempengaruhi kinerja gen pertumbuhan pada tulang. Hingga memicu terbentuknya kanker osterosarkoma.
Bekerja dengan posisi menopang terlalu lama
Long standing syndrome adalah keluhan persendian dan tulang akibat seseorang bekerja dengan berdiri dalam jangka lama selama tahunan. Tulang lebih cepat mengalami kerapuhan dan mendorong tulang bekerja ekstra membentuk sel tulang baru. Tapi alih-alih menutupi area tulang yang rapuh, sekitar 1 – 2 % orang memiliki sel tulang baru yang malah membentuk struktur abnormal yang bersifat ganas.
Bagaimana Mengenali Gejala Kanker Osteosarkoma?
Banyak sekali pasien osteosarkoma yang salah mengartikan gejala yang muncul sebagai keluhan tulang dan sendi biasa. Tak jarang pasien justru mengatasi keluhan dengan menggunakan terapi pijat karena dianggap sebagai keseleo atau pegal pegal. Atau malah diatasi dengan terapi rematik karena dianggap sebagai keluhan persendian dan otot.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGInilah pula sebabnya banyak kasus kanker osteosarkoma terdeteksi relatif terlambat dan sulit pula untuk diatasi. Padahal pada stadium I kanker ini memiliki kemungkinan bertahan hidup di atas 90%. Jadi kunci penyembuhannya adalah menemukan penyakit ini lebih awal. Seperti dengan mengenali lebih baik apa saja gejala dari kanker osteosarkoma.
Munculnya keluhan nyeri
Pasien akan mengeluhkan rasa nyeri yang berketerusan, bahkan mungkin memburuk di area tulang yang terserang. Selintas pasien mungkin akan mengira ini adalah reaksi nyeri tulang, otot dan sendi biasa. Tetapi pada kanker, nyeri akan bersifat lokal, cenderung tajam di satu area, datang dan pergi secara konstan dan progresif.
Muncul benjolan atau pembengkakan
Osteosarkoma acapkali ditandai dengan terbentuknya struktur tulang abnormal yang menonjol di luar bentuk tulang normal. Tonjolan ini menjadi massa kanker yang dapat menimbulkan benjolan atau pembengkakan. Pembengkakan bersifat keras, tidak dapat digerakan, melekat pada tulang dan kokoh. Bila cukup besar akan dapat diraba.
Muncul edema
Kadang akibat dari terbentuknya tonjolan pada tulang, sirkulasi darah dan cairan tubuh mengalami gangguan. Sirkulasi yang tidak lancar ini menimbulkan reaksi edema. Edema dan pembengkakan adalah situasi yang berbeda. Edema adalah pembengkakan akibat tertahannya cairan dalam satu area tubuh.
Gerakan yang tidak leluasa
Akibat serangan kanker pada tulang yang bekerja pada fungsi motorik dan penopang tubuh, pasien kerap kali mengeluhkan penurunan fungsi struktur tubuh. pasien dapat mengeluhkan kesulitan untuk bergerak, berjalan atau menopang dan menahan.
Fraktur
Tulang yang tumbuh abnormal karena osteosarkoma bersifat lemah. Itu sebabnya tulang justru menjadi lebih mudah patah dan retak. Demikian mudahnya pasien mengalami fraktur atau cedera tulang hanya karena benturan ringan dapat menjadi indikasi adanya gangguan struktur tulang yang fatal.
Bagaimana Pengobatan Kanker Osteosarkoma Dilakukan?
Ada serangkaian tindakan medis yang diberikan untuk penanganan osteosarkoma. Setiap tindakan direkomendasikan berdasar kondisi setiap pasien. Prosedur terapi untuk kanker osteosarkoma ini antara lain:
Terapi pengendalikan nyeri
Salah satu yang khas dari kanker tulang adalah serangan nyeri yang cukup kuat dan mengganggu. Biasanya demi kenyamanan pasien akan mendapatkan obat pereda nyeri dengan klasifikasi yang disesuaikan dengan tingkatan nyeri yang muncul.
Terapi dapat diawali dengan analgesik umum seperti dengan ibuprofen dan parasetamol. Bila obat ringan ini tidak cukup efektif, maka pasien bisa mendapatkan obat pereda nyeri yang lebih kuat seperti dengan terapi nyeri tulang sendi seperti piroxicam dan meloxicam. Dan pada skala lebih berat pemberian opioid akan menjadi solusi pereda nyeri final.
Pembedahan
Tindakan pembedahan masih menjadi langkah primer untuk mengatasi kanker osteosarkoma. Keberadaan sel kanker yang dalam dan berada pada jaringan keras membuatnya sulit untuk diatasi dengan prosedur pengangkatan jaringan non bedah.
Pembedahan untuk kasus kanker tulang secara medis disebut dengan Limb Salvage Surgery. Tindakan ini dilakukan dengan membedah area tulang yang terserang kanker. Kemudian mengambil semaksimal mungkin bagian tulang yang sudah terkontaminasi kanker.
Biasanya pengangkatan jaringan akan dihitung berdasarkan blok sehingga sekaligus dapat mengangkat jaringan sekitar yang dicurigai sudah terkontaminasi kanker mikro. Setelahnya, operasi dilanjutkan dengan prosedur rekonstruksi. Ada dua prosedur rekonstruksi yang dapat diterapkan pada tindakan Limb Salvage Surgery ini.
Limb Salvage Surgery dengan Megaprostesis
Megaprostesis adalah sejenis logam yang dapat bekerja menutup rongga tulang yang terbentuk karena proses pengangkatan jaringan kanker pada tulang. Secara umum, penggunaan material ini akan mempercepat penyembuhan dan pemulihan. Karena tulang terbentuk sempurna lagi lebih cepat. Hanya beberapa pasien dapat menunjukan penolakan terhadap keberadaan metaprostesis yang dianggap sebagai unsur asing.
Limb Salvage Surgery dengan Rekonstruksi Biologi
Cara kedua ini dilakukan dengan menstimulasi pertumbuhan sel sehat dan normal secara alami untuk menutup keberadaan rongga tulang yang terbentuk. Biasanya dilakukan dengan proses transplantasi sel tulang induk yang bekerja menginisiasi pengisian rongga. Cara ini akan memakan waktu penyembuhan yang lama, tetapi cenderung lebih rendah risiko.
Amputasi
Tindakan radikal yang kadang terpaksa diambil oleh pihak medis adalah dengan amputasi. Sudah tentu ini artinya pasien akan cacat permanen kecuali dilakukan rekonstruksi struktural atau penggunaan alat bantu motorik.
Prosedur radikal ini akan menjadi pilihan final pada kasus kanker osteosarkoma stadium akhir. Mengingat kanker sudah menyebar, merusak sel-sel pada tulang dan bahkan mulai menyerang struktur. Maka pilihan amputasi dianggap efektif mengatasi persebaran kanker lebih luas.
Terapi pasca amputasi akan memakan lebih banyak waktu. Sisa luka yang terbentuk pasca amputasi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh total. Ini kadang juga disertai dengan pendampingan untuk pasien beradaptasi secara fisiologi dan psikologi dengan kondisi tubuh yang baru.
Kemoterapi
Tindakan kemoterapi tetap dianggap sebagai pilihan lebih efektif atasi kanker pada jaringan keras. Kemoterapi lazimnya diberikan sebagai tindakan tambahan mendampingi prosedur pembedahan. Untuk membantu menyingkirkan sisa kanker mikro yang tertinggal dari proses pengangkatan kanker.
Biasanya terapi dilakukan pra operasi sekitar 10 minggu untuk melemahkan kanker sebelum operasi dijalankan. Kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi pasca operasi untuk kisaran 1 tahun. Umumnya kemoterapi dilakukan dalam sejumlah siklus disertai waktu jeda beberapa kali.
Terapi kimia untuk osteosarkoma berpusat untuk mengendalikan gen pertumbuhan dari tulang dan membantu melemahkan sistem pertumbuhan dan pertahanan dari sel kanker tulang. Kemoterapi pada umumnya menyebabkan sejumlah efek samping. Beberapa obat pencegahan efek samping dapat diberikan untuk mengurangi.
Radioterapi
Tindakan radiasi dapat menjadi pilihan pada kanker osteosarkoma. Radiasi diharapkan dapat menghancurkan dan melemahkan sel kanker yang terbentuk. Biasanya diberikan sebagai tindakan pada stadium awal atau sebagai prosedur tambahan pasca operasi pada stadium akhir.
Radiasi dilakukan dengan menembakan gelombang radioaktif dengan tingkat intensitas bervariasi sesuai bentuk dan keberadaan sel kanker. Brachyotherapy acapkali dilakukan untuk membantu melakukan pembidikan sel kanker dengan lebih spesifik.
Saran Makanan untuk Kanker Osteosarkoma
Secara umum pasien osteosarkoma membutuhkan asupan nutrisi yang sama dengan kebutuhan nutrisi pada umumnya. Pasien tetap membutuhkan asupan nutrisi makro macam karbohidrat, lemak dan protein. Juga membutuhkan asupan nutrisi mikro termasuk vitamin dan mineral.
Aturan utamanya hanya memastikan asupan tubuh tidak didominasi oleh karbohidrat. Dalam sehari toleransi pasien terhadap karbohidrat hanya sekitar 35 kkal /kg BB/hr. Perhatikan pula asupan kalsium, karena dalam sejumlah kecil kasus kalsium yang Anda konsumsi dapat mendorong pembentukan sel tulang baru. Anda justru akan disarankan mengosumsi kalsium pasca operasi dan kemoterapi dinyatakan rampung.
Perhatikan untuk tetap menghidrasi pasien, membantu memberikan lemak dari jenis yang sehat seperti asam lemak omega 3 dan sayuran dengan buah-buahan untuk mendapatkan asupan anti oksidan yang baik untuk proses penyembuhan kanker.
Penyakit kanker osteosarkoma memang termasuk jenis kanker yang sering ditemukan, tetapi menjadi salah satu ancaman nyata bagi tulang Anda. Pengaruhnya bisa cukup berbahaya bagi tubuh Anda. Meski demikian penanganan yang tepat dan cepat akan menjadi cara terbaik atasi perkembangan kanker tulang dengan lebih efektif. Diagnosis sedini mungkin tentu akan menjadi kunci utama keberhasilan terapi yagg akan dijalankan pasien.
Demikianlah ulasan artikel ini tentang kanker osteosarkoma. Semoga informasi ini membantu Anda untuk lebih memahami dan mengantisipasi penyakit ganas ini. Nantikan juga info-info penting lain seputar penyakit kanker dan masalah kesehatan lainnya hanya di Deherba.com.