Dalam beberapa tahun terakhir ini para dokter, psikolog, dan bahkan ahli ekonomi mulai berminat mempelajari hubungan antara kebahagiaan dengan kesehatan. Penelitian-penelitian yang ada juga menunjukkan bahwa kebahagiaan memang sangat berpengaruh pada kehidupan kita.
Kebahagiaan dan kesehatan belakangan ini semakin sering dikaitkan satu sama lain. Kalimat seperti “hati yang bersukacita bermanfaat sebagai penyembuh” mungkin sudah Anda dengar dimana-mana. Meskipun pandangan tersebut sampai saat ini masih banyak dipandang sebagai anggapan belaka, namun belakangan ini penelitian benar-benar membuktikan kebenarannya.
Para psikolog menyelidiki faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketahanan emosional, kebahagiaan, dan kesehatan. Pengetahuan mengenai hal ini dapat membantu Anda untuk hidup lebih sehat, lebih bermakna, dan lebih bebas stres.
Pandangan bahwa kebahagiaan dan kesehatan memang sangat berkaitan satu sama lain terus dibuktikan melaui banyak bidang penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian penting yang mendukung pandangan tersebut:
• Kebahagiaan dan Umur Panjang—Sebuah studi yang melibatkan biarawati mampu menunjukkan manfaat kesehatan yang datang dari emosi positif. Dalam studi mengenai kehidupan dan kematian para biarawati didapatkan petunjuk mengenai keadaan emosional mereka. Para peneliti mampu mendapatkan penemuan penting tentang kebahagiaan dan kesehatan—emosi positif berkaitan dengan umur panjang.
Sekitar 90 persen dari para biarawati yang paling ceria sanggup hidup sampai usia 85 tahun, sedangkan hanya 34 persen dari para biarawati yang paling tidak ceria yang mampu hidup sampai usia tersebut. Bahkan, 54 persen dari para biarawati yang paling ceria masih hidup pada usia 94 tahun. Bandingkan dengan mereka yang paling tidak ceria hanya 11 persen yang masih hidup pada usia tersebut.
• Kebahagiaan dan Perkawinan—Emosi positif juga sering dikatikan dengan kepuasan suatu perkawinan. Dalam sebuah studi lainnya, para peneliti mampu mempelajari keceriaan senyum di foto wanita di buku tahunan serta memprediksi yang mana yang kemungkinan akan menikah, setia dalam perkawinannya, dan puas dalam perkawinannya selama 35 tahun ke depan.
Sekali lagi, kelompok wanita yang paling ceria-lah yang masuk dalam prediksi tersebut. Hal mencolok dari studi kali ini adalah bahwa memiliki hubungan yang sehat berkaitan dengan kekebalan tubuh yang kuat, dan dengan demikian tingkat kesehatan tubuh secara keseluruhan akan terus menanjak.
• Kebahagiaan dan Optimisme—Para peniliti juga menemukan bahwa orang yang optimis dapat hidup lebih panjang. Optimisme berbeda dengan emosi positif, meskipun keduanya saling berkaitan. Bukan hanya membuat Anda menjadi ceria, tetapi sikap optimis mampu membuat Anda melihat dunia dengan cara yang berbeda.
Ketika peristiwa membahagiakan terjadi dalam hidup Anda, ini memberikan pengaruh pada pikiran seolah-olah setiap kejadian positif sekecil apapun itu sebagai tanda bahwa akan ada kejadian positif berikutnya yang akan terjadi. Sudut pandang optimis ini memungkinkan Anda untuk mempunyai perasaan “saya dapat kendalikan ini” di hampir setiap kejadian hidup, serta menghasilkan perilaku hidup yang positif bagi kesehatan, bahkan menghasilkan umur panjang.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGSebuah sutdi menemukan bahwa orang yang optimis rata-rata memiliki masa hidup yang lebih panjang sebanyak 19 persen. Jelaslah, kebahagiaan dan kesehatan berkaitan dengan sikap optimis dalam menjalani hidup.
• Kebahagiaan dan Kesehatan—Seorang peneliti di bidang kebahagiaan, Robert Holden mendapati bahwa sejumlah 65 dari 100 orang akan memlih kebahagiaan daripada memilih kesehatan, namun kedua hal tersebut sangat dihargai.
Beruntung, Anda tidak harus memilih antara mau bahagia atau mau sehat. Kebahagiaan dan kesehatan bagaikan sahabat karib yang selalu ada berdampingan. Holden menegaskan hal tersebut dengan mengatakan, “Tidak ada kesehatan yang sejati tanpa adanya kebahagiaan.”
Selain dari penelitian-penelitian tadi, ada juga bukti yang menunjukkan bahwa ketidakbahagiaan—misalnya depresi, kecemasan, dan stres—berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Emosi-emosi negatif demikian, terutama jika terus-menerus berlangsung dalam waktu lama, dapat meredam kekebalan tubuh serta memperparah peradangan dalam tubuh sehingga menyebabkan banyak penyakit dan gangguan kesehatan.
Dapatkah kebahagiaan ditingkatkan? Laporan menyebutkan bahwa orang yang mampu menjalankan kewajiban agama atau memenuhi kebutuhan rohani dapat menjadi lebih bahagia. Cara lain untuk meningkatkan kebahagiaan adalah dengan mengungkapkan rasa terima kasih atau rasa syukur.
Selain itu, menerapkan prinsip emas “lebih bahagia memberi daripada menerima” jelas sangat membantu. Lakukanlah tindakan kebaikan kepada siapapun setiap ada kesempatan agar Anda bisa merasakan bahagianya memberi.
Dari studi yang dibahas di bagian “Kebahagiaan dan Perkawinan” disinggung bahwa hubungan Anda dengan sesama juga berpengaruh pada kebahagiaan. Diketahui bahwa orang-orang yang sering bergaul akrab dan membicarakan hal-hal yang dalam dengan teman atau dengan keluarganya menjadi lebih bahagia. Karena itu, hubungan yang akrab dengan orang lain sangat penting untuk mendapatkan kebahagiaan.
Jelaslah bahwa kebahagiaan sangat berpengaruh pada seberapa sehat kondisi tubuh Anda. Oleh sebab itu, jika Anda ingin menjalani kehidupan yang sehat senantiasa, itu berarti Anda juga perlu berupaya hidup lebih bahagia. Karena kebahagiaan dan kesehatan saling berkaitan erat satu sama lain.