Sekolah seharusnya tempat menuntut ilmu yang aman bagi anak-anak. Mereka seharusnya tidak usah takut saat berjalan di lorong atau bermain di lapangan karena ada orang yang siap membuat mereka sengsara. Dan jika itu terjadi, saat anak-anak pulang, mereka seharusnya bisa melupakan semua kejadian buruk di sekolah. Sayangnya itu tidak terjadi, karena meningkatknya kasus bullying dimana-mana.
Kebanyakan orang tahu bahwa bullying itu menyakitkan. Jadi kenapa ada yang tega melakukannya? Bukankah seharusnya orang tua dan guru menelusuri apa sebenarnya penyebab bullying terjadi di sekolah mereka?
Memang, bagaimana pun melecehkan, menyiksa, dan memperlakukan orang lain adalah salah, tapi kebanyakan pem-bully memiliki masalah mendasar yang memicu mereka ke perilaku salah ini.
Misalnya, untuk meningkatkan popularitas atau kekuatan mereka, para pem-bully menyasar para korban yang dianggap lebih lemah dari mereka. Mereka tidak akan pernah ‘coba-coba’ dengan seseorang yang mereka rasa sanggup melawan atau membela diri sendiri. Untuk memahami kemungkinan penyebab bullying, kita harus sadar bahwa korban bully biasanya:
- Pakai kacamata
- Kurang populer
- Kegemukan atau terlalu kurus
- Dari ras atau agama yang berbeda
- Dari latar belakang sosial-ekonomi berbeda
- Seorang yang diduga homoseksual
- Memiliki keterbatasan
Walaupun pem-bully tampaknya percaya diri dan yakin akan diri sendiri, tapi mereka biasanya merasa tidak aman dan mungkin merasa lebih rendah dari orang lain. Mereka merendahkan teman-teman mereka sebagai cara untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Untuk mempertahankan perasaan berkuasa dan gengsi, para pem-bully akan terus mem-bully orang lain.
Jika satu korban tidak lagi menjadi korban, pem-bully akan mencari korban lain. Bila penyebab bullying tidak ditelusuri sampai ke akar-akarnya, maka perilaku ini akan menjadi ‘lingkaran setan’. Beberapa faktor penyebab bullying akan dibahas di bagian berikut.
Faktor Penyebab Bullying
Pem-bully berasal dari keluarga yang tidak akur: Anak dari keluarga seperti ini tidak selalu menjadi bully. Akan tetapi, banyak pem-bully yang berasal dari keluarga yang kurang menunjukkan kasih sayang dan keterbukaan. Mereka mungkin sering melihat orang tua mereka bersikap agresif terhadap teman, saudara, atau anggota keluarga lain.
Pem-bully merasa harus berkuasa: Anak-anak yang menekan anak lain biasanya punya keinginan menguasai orang lain. Mereka senang bisa menundukkan orang lain. Anak-anak seperti ini biasanya bersifat impulsif (bertindak tanpa dipikir) dan berkepala panas, dan mereka bangga jika korban mereka takut dengan mereka.
Perilaku bullying mendapat imbalan: Kebanyakan orang memang tidak melakukan ini dengan sengaja; tapi pem-bully diberi ‘imbalan’ kapan pun korbannya memberikan uang, makanan, atau barang-barang mereka. Mereka juga mendapat imbalan dari popularitas, perhatian, atau kekuatan untuk membuat orang lain takut pada mereka. Imbalan yang tidak sengaja ini memperkuat perilaku bullying dan mendorong pem-bully untuk meneruskan perilakunya.
Pem-bully tidak peduli perasaan orang lain: Beberapa anak kekurangan empati, atau senang melihat orang lain dalam kesakitan. Ketika mereka menyakiti orang, mereka tidak peduli tentang apa yang dirasakan korban atau orang di sekitar mereka. Kadang pem-bully bahkan mungkin senang ketika melihat korbannya menjerit saat dia menyandung kakinya. Reaksi para korban memberi semacam kepuasan bagi pem-bully, jadi dia melanjutkan perilakunya.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGPem-bully tidak mampu mengendalikan emosi: Ketika kita menjadi marah, kita biasanya bisa mengendalikan diri agar tidak melukai orang lain. Jika anak-anak tidak mampu mengendalikan emosi, maka sedikit rasa kesal saja bisa mendorong mereka untuk bereaksi berlebihan. Contohnya, seorang anak berjalan dan tidak sengaja menabrak si pem-bully. Meskipun anak itu minta maaf, tapi pem-bully tetap marah dan membanting korban ke dinding.
Bullying adalah masalah serius yang tidak akan selesa sampai orang tua, guru, dan orang-orang bertanggung jawab lainnya menelusuri penyebab bullying. Dengan bimbingan, sumber daya, dan pendidikan yang tepat, para pelaku bullying bisa dibantu belajar mengatasi masalah-masalah mereka, tanpa perlu mengganggu anak-anak lain.
Cara Menghentikan Bullying
Ketika seseorang, atau sekelompok orang, mulai mem-bully orang lain, sering kali penyebab utamanya tidak berkaitan dengan korban mereka. Sekilas, kelihatannya hanya seperti orang yang lebih kuat mem-bully yang lebih lemah. Tapi penyebab bullying bukan cuman soal ukuran kekuatan, ada masalah yang lebih dalam—para pem-bully sering kali orang yang bermasalah dan butuh bantuan.
Jika kamu adalah target bullying dari seseorang atau sekelompok orang, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membuat mereka menyerah. Langkah-langkah ini tidak memberikan hasil instan dan butuh banyak kesabaran. Kamu membutuhkan bimbingan orang tuamu, dan dukungan teman-temanmu. Kamu tidak harus menghadapi ini sendirian.
Bullying bukan saja mengurangi harga diri, tapi juga bisa menyebabkan depresi dan masalah jangka-panjang lainnya kalau dibiarkan. Jadi sekarang lah saatnya bagimu untuk bertindak, jadilah kuat (secara psikis), dan hentikan bullying!
- Pelajari alasan mereka mem-bully: Kemungkinan besar kamu tidak mau memikirkan pem-bully, tapi cobalah setidaknya pelajari kepribadian atau masalah yang mereka hadapi. Hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah bahwa pem-bully biasanya mengganggu orang lain karena perasaan rendah diri mereka. Mereka mungkin ingin memusatkan hal-hal negatif dari diri mereka pada korbannya. Mereka mungkin juga ingin orang lain merasakan perasaan negatif yang mereka rasakan.
- Abaikanlah para pem-bully: Kalau kamu pura-pura melupakan pem-bully, kamu sebenarnya tidak menghiraukan mereka. Ini adalah langkah bagus untuk kasih lihat mereka bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan atau katakan. Mungkin ini sulit dilakukan, tapi kamu bisa minta bantuan dari orang tua, dan dukungan dari teman-temanmu.
- Tertawakan diri sendiri: Satu cara menghentikan bullying yang bikin jengkel pem-bully adalah dengan ikut tertawa dengan ejekan mereka kepadamu. Kamu bisa lakukan itu, atau sebaliknya, bersikap seolah kata-kata mereka tidak memengaruhi kamu. Dengan begitu mereka tidak menertawakanmu, atau mencegah orang lain ikut menertawakanmu. Ingatlah, taktik ini mungkin tidak langsung berhasil dan harus terus dilakukan berulang-ulang sampai pem-bully benar-benar jengkel lalu menyerah.
- Berubahlah sementara: Kamu memang tidak perlu berubah demi orang lain, tapi perubahan yang sementara bisa menjadi cara menghentikan Dengan menjadi orang yang benar-benar berbeda, kamu bisa membuat pem-bully jadi kesal dan berhenti mem-bully kamu. Tapi ingatlah bahwa perubahan ini hanyalah sementara. Jati dirimu tidak seharusnya berubah hanya karena bullying.
Agar berhasil menghentikan bullying, kamu harus kuat secara emosi dan psikis (bukan fisik), kemudian lakukan langkah-langkah aktif sampai berhasil. Seperti yang sudah disebutkan, carilah teman-teman dan anggota keluarga yang bisa mendukungmu.
Sayangnya, tampaknya bullying tidak akan pernah berakhir karena setiap tahun selalu ada kasus-kasus baru yang muncul. Tetapi selama ada dukungan dari teman dan keluarga untuk membantu siapa pun yang menjadi korban, maka masalah yang dihadapi para korban bisa cepat diatasi tanpa menimbulkan dampak jangka-panjang.
Segera Hentikan Bullying yang Parah!
Ada beberapa situasi dimana bullying melibatkan kekerasan fisik, dan kita perlu bertindak untuk segera menghentikannya sebelum menjadi lebih parah dan tak terkendali. Jika situasinya tampak terlalu sulit bagi seorang anak untuk menghadapinya sendiri, sebaiknya yang terlibat bukan hanya teman dan orang tua.
Pada titik ini, guru dan orang-orang lain yang bertanggung jawab di sekolah juga harus terlibat untuk menghentikan bullying. Dengan begitu, masalah bisa diatasi secara cepat dan aman.
Bagi para orang tua, disarankan untuk tidak menangani sendiri anak pem-bully. Memang Anda pasti sangat ingin memberi pelajaran kepada pem-bully yang sudah mengganggu anak Anda, tapi itu sangat berisiko. Anda bisa kehilangan kendali, kemudian melakukan kekerasan fisik atau verbal kepada anak orang lain. Lalu orang tuanya bisa melaporkan Anda ke polisi atas perbuatan tersebut.
Sebaliknya, orang tua bisa minta bantuan dari guru, atau bahkan polisi (jika kasusnya sudah berat) untuk menghentikan bullying. Jika Anda tidak tahu apakah anak Anda menjadi korban bullying atau tidak, Anda bisa yakinkan dia bahwa melaporkan pem-bully ke guru atau orang tua sebenarnya tidak apa-apa dan itu adalah tindakan yang benar.