Pernahkah Anda mendengar penyakit adenomiosis (adenomyosis)? Penyakit ini dikelompokan sebagai salah satu kondisi metaplasia – yakni perubahan jaringan sel menjadi bentuk lain atau tergantikan dengan sel lainnya. Lalu adakah kaitannya antara adenomiosis dan kehamilan?
Dalam artikel ini Anda akan memperoleh informasi lengkap terkait adenomiosis dan kehamilan. Adakah cara yang dapat membantu atasi adenomiosis sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan? Mari perhatikan informasi berikut ini – Sumber: Adenomyosis on Women’s Fertility
Adenomiosis dan Kehamilan
Setiap wanita yang mendambakan keberadaan sang buah hati, tentu ingin cepat merasakan kehamilan. Hamil dan melahirkan tampaknya sudah menjadi salah satu keberhasilan yang dialami oleh wanita yang sudah menikah.
Keberadaan buah hati bisa jadi pelengkap bagi kehidupan keluarga, bagi yang mendambakannya tentu ini akan membawa kebahagiaan tersendiri. Namun, sayangnya terkadang kehamilan menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orang dengan kondisi tertentu.
Salah satunya ialah keberadaan penyakit adenomiosis, kaitan penyakit ini dengan kehamilan masih diselidiki lebih jauh.
Jika dahulu penyakit ini dikaitkan dengan keadaan manakala pengidapnya telah melahirkan lebih dari satu kali dan tidak berkaitan dengan kesuburan. Maka riset terkini memperlihatkan adanya keterkaitan antara adenomiosis dengan kehamilan.
Frekuensi ditemukannya keberadaan adenomiosis meningkat pada penderita yang mengalami ketidaksuburan. Hal ini juga dikaitkan dengan penundaan untuk hamil hingga usianya mencapai 30 atau 40 tahun. Meskipun begitu keterkaitan antara penyakit adenomiosis dan kehamilan belum sepenuhnya dapat dipastikan.
Beberapa pendapat medis mengatakan bahwa keberadaan adenomyosis dapat berpengaruh negatif bagi kesuburan wanita dan pengobatannya dapat membantu meningkatkan kesuburan wanita. Berikut keterangan lebih lanjut terkait dengan lokasi keberadaan adenomyosis dan kaitannya dengan kehamilan.
Zona Persimpangan Rahim (Uterine Junctional Zone)
Sebelumnya Anda perlu mengetahui lokasi persimpangan rahim ini, ini merupakan pemisah antara jaringan sel endometrium dengan jaringan sel miometrium. Pada rahim, jaringan endometrium merupakan lapisan yang akan menebal dan penuh dengan pembuluh darah.
Normalnya penebalan terjadi selama siklus mentruasi atau saat wanita berada dalam titik tertinggi selama masa kesuburannya.
Penebalan pada endometrium merupakan respon tubuh guna mempersiapkan keberadaan calon buah hati yang akan berkembang didalam rahim. Namun jika tidak terjadi pembuahan atau kehamilan maka dinding rahim atau endometrium ini akan “luruh”, proses ini dikenali dengan keluarnya darah pada saat menstruasi terjadi.
Di bawah jaringan sel endometrium terdapat “zona persimpangan rahim”, ini merupakan area yang membatasi jaringan sel endometrium dengan jaringan sel myometrium. Jaringan sel miometrium itu sendiri berada di bawah “zona persimpangan rahim”.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGMiometrium terdiri dari serat dan otot polos yang disertai dengan pembuluh darah. Normalnya jaringan otot polos dan serat pada miometrium akan berubah guna mempersiapkan proses persalinan.
Perlu Anda waspadai pembesaran tidak normal pada “zona persimpangan rahim” yang terjadi diantara miometrium dan endometrium merupakan tanda yang jelas dari keberadaan adenomiosis.
Khususnya jika ini terjadi pada pasien yang mengalami ketidaksuburan dalam jangka waktu lama disertai dengan kondisi menorrhagia atau dismenore.
Keterkaitan Adenomiosis dan Kehamilan
Pada penyakit adenomiosis, kondisi metaplasia yang terjadi berkaitan dengan pertumbuhan jaringan sel endometrium yang seharusnya berada di dalam rahim. Pertumbuhan sel endometrium ini kemudian muncul di otot rahim hingga keluar rahim.
Adanya gangguan berupa perubahan struktur rahim menjadi faktor penting yang dapat menyebabkan ketidaksuburan. Sekalipun belum diketahui apakah keberadaan adenomiosis dapat merugikan fungsi reproduksi belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli.
Namun, para ahli menemukan bahwa keberadaannya dapat menjadi penghalang bagi jalur masuknya sperma ataupun perpindahan embrio yang melalui saluran ostium. Saluran ini merupakan jalur penghubung utama dari rahim menuju indung telur. Hal ini juga memengaruhi tingkat kemungkinan seseorang untuk mengalami kehamilan.
Singkatnya adenomiosis merupakan salah satu penyakit ginekologi umum dengan penyebab yang belum jelas. Beberapa penelitian hanya mampu mengetahui dampak yang diakibatkan oleh adenomiosis, khususnya dalam hal kesuburan dan kehamilan. Keberadaan adenomiosis juga dapat memperbesar risiko terjadinya keguguran pada pasien yang sedang hamil.
Adenomiosis Apakah Bisa Hamil?
Masih adakah harapan untuk bisa hamil bagi penderita adenomiosis? Mengapa adenomiosis dapat memengaruhi kehamilan?
Keterkaitan antara adenomiosis dengan kehamilan dapat terlihat dari beberapa kasus yang terjadi setelah menjalani pengobatan ataupun pembedahan medis. Dalam sebuah studi kasus yang dilakukan oleh beberapa pakar bernama Nelson dan Corson. Studi kasus tersebut memperlihatkan bukti bahwa penanganan adenomiosis dapat membuat pasien untuk mengalami kehamilan.
Jangka waktu pengobatan hingga pasien mengalami kehamilan cukup beragam, namun rata-rata mengalami kehamilan setelah 5 bulan sejak pengobatan selesai dilakukan. Hal ini bergantung pada jenis pengobatan yang dijalani oleh penderita adenomiosis.
Demikianlah informasi seputar adenomiosis dan kehamilan yang dapat Anda ketahui. Nantikan beragam informasi menarik lainnya terkait dengan informasi kesehatan dan pengobatan alternatif – hanya di deherba.