Apakah Anda pernah mendengar penyakit yang disebut Multiple sclerosis? Ini merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dalam artikel berikut, Anda akan melihat bagaimana kisah hidup salah seorang penderitanya yang kita sebut saja Siva.
Suatu hari, Siva sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan mengendarai mobil dan tampaknya tidak ada hal yang aneh—semuanya berjalan normal seperti biasa.
Namun, tiba-tiba penglihatannya buram dan segera ia menghentikan kendaraannya. Setelah beristirahat selama beberapa menit, penglihatannya mulai normal kembali dan ia melanjutkan perjalanannya. Semula ia mengira kejadian tersebut hanya karena kelelahan biasa, sehingga hal ini tidak begitu mengkhawatirkan.
Empat tahun kemudian Siva dan suaminya sedang berlibur. Di tengah istirahat malam Siva terbangun, karena merasakan nyeri yang tak tertahankan di kepalanya. Suaminya segera membawa Siva ke rumah sakit dan dokter memberinya analgesik (obat antiradang non-steroid atau penahan sakit).
Dokter memantau situasinya untuk mengantisipasi timbulnya aneurisma (gelembung balon yang membesar pada dinding pembuluh darah), karena gejalanya serupa dengan yang Siva alami—seperti munculnya kelelahan dan gangguan penglihatan. Hal yang dikhawatirkan dokter tidak terjadi, keesokan harinya rasa nyeri tersebut hilang.
Namun, perasaan lelah masih tetap terasa—ia bahkan sulit menggenggam segelas air, lalu timbul rasa perih dan terbakar pada sebagian sisi tubuh sebelah kanan. Karena kondisi Siva yang mengkhawatirkan, suaminya memutuskan untuk mempersingkat liburan dan mengajaknya pulang.
Kondisi Siva tak kunjung membaik, pada suatu pagi ia mengalami kesulitan dalam mengendalikan garpu, saat hendak sarapan. Rasa lemah mulai menjalar keseluruh sisi tubuh bagian kanan, sehingga ia harus dilarikan kerumah sakit.
Serangkaian pemeriksaan dilakukan dan dokter menyimpulkan bahwa ia terserang stroke, namun diagnosa dokter masih meragukan—mengingat dokter tidak mengetahui fakta seluruhnya atas serangkaian kejadian 4 tahun yang lalu (salah satunya penglihatan yang memburuk).
Beberapa bulan kemudian kondisi Siva tampaknya membaik, ia dapat beraktivitas kembali dengan menggunakan seluruh bagian tubuh. Ya, sepertinya problem kesehatannya sudah teratasi.
Sayangnya beberapa tahun kemudian, ia mendapati bahwa mata kirinya tidak dapat melihat dengan jelas, kali ini dokter mengaitkannya dengan stres. Dua hari kemudian, mata kiri Siva benar-benar tidak dapat berfungsi atau mengalami kebutaan.
Dengan berlinang air mata, ia menghubungi dokter tersebut dan segera menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dokter melakukan perawatan dengan bantuan steroid (senyawa organik) sehingga sebagian penglihatannya dapat dipulihkan. Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter mendiagnosis bahwa Siva positif terserang multipel sklerosis (Multiple sclerosis).
Lalu bagaimana Siva dapat bertahan dengan kondisinya ini? Ia mengatakan bahwa istirahat satu jam di setiap sore membantunya mengatasi kelelahan yang diakibatkan oleh penyakit tersebut. Ia menambahkan bahwa penting sekali untuk mengenal tubuh kita sendiri, sehingga pada saat rasa perih atau mati rasa timbul, ia dapat mengurangi aktivitas selama satu atau dua hari kedepan.
Siva terus mempertahankan pemikiran yang positif dan tidak terlalu khawatir dengan masalah kesehatannya ini, sehingga ia dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bahagia.
Jika Anda mengalami hal serupa, tetaplah semangat dan berjuang—sama seperti kisah penderita Multiple sclerosis ini!