Seorang mahasiswi melakukan pijat refleksi pada ayahnya yang menderita stroke dan orang-orang kagum melihat pemulihan ayahnya, bahkan orang-orang yang awalnya meragukannya. Berikut penuturannya.
“Stroke Ayah saya cukup berat, yang melumpuhkan tubuh sebelah kirinya, khususnya lengan dan kaki. Setelah mendapatkan persetujuan dari dokter, saya mulai memijat kaki dan tangan Ayah. Saya mulai dengan menyentuh kakinya dengan lembut dan melakukan beberapa pemanasan.
Saya ingat pesan seorang terapis untuk tidak langsung melakukan terapi yang kompleks tetapi mulai dengan beberapa pemanasan. Ayah saya waktu itu masih sangat lelah dan masih menderita sakit kepala ringan sejak stroke, jadi saya hanya bisa mencobanya sebentar-sebentar. Hal ini terus berlangsung selama beberapa minggu.
Saya melanjutkan pemanasan selama 5 hari berikutnya dan memperpanjang durasinya. Setelah 5 hari, saya merasa cukup percaya diri untuk mulai melakukan terapi pijat refleksi.
Saya tidak tahu harus mulai dari mana dan harus fokus pada bagian mana karena stroke telah merusak sebagian besar sistem tubuh Ayah. Jadi saya mencoba melakukan pijat refleksi ringan.
Saya meneruskannya setiap hari dan mulai memijat semakin hari semakin kuat tapi masih dalam ambang yang bisa ditahan oleh Ayah. Setelah lima hari, saya melakukan pijat refleksi selama satu jam setiap hari. Lalu, terlihat banyak perubahan setelah 15 hari. Beliau sudah tidak terlihat capek, dan sistem tubuhnya sudah mulai berfungsi.
Dan yang paling mengagumkan, setelah kira-kira 15 hari dan seterusnya, Ayah mulai merasakan sensasi ditusuk-tusuk di tangan dan kaki kirinya setiap kali menjalani sesi pijat refleksi. Artinya, saraf-sarafnya yang mati akibat stroke sudah mulai berfungsi.
Dia terus pulih dan berjalan perlahan-lahan dengan menggunakan tongkat. Saya berterima kasih pada terapis yang mengajari saya teknik pijat refleksi ini sehingga memberi manfaat pada Ayah saya yang menderita stroke.”