Omnivor, ingatkah Anda akan istilah tersebut? Tentu, istilah ini digunakan bagi makhluk hidup yang memakan tumbuhan atau hewan lainnya, dengan kata lain pemakan segala. Ya, manusia termasuk dalam kategori ini. Walau demikian, kita tidak selalu memakan apapun yang dapat di makan bukan? Apa maksudnya? Ini berarti kita perlu memastikan seberapa amankah makanan yang kita konsumsi. Berikut ini adalah keterangan mengenai jenis-jenis makanan yang perlu Anda waspadai.
Ternak yang Diberi Hormon dan Antibiotik
Pemberian makan ternak dengan antibiotik dalam dosis rendah sudah ada sejak tahun 1950-an. Tujuan beberapa orang melakukan hal ini adalah memperkecil risiko wabah penyakit pada ternak. Selain itu, para peternak sering memberikan hormon guna mempercepat pertumbuhan ternak. Kedua hal ini tentu menguntungkan dari segi ekonomis, karena dapat menekan biaya perawatan sehingga menghasilkan daging dengan harga yang relatif murah.
Fakta-nya, beberapa bakteri penyakit dapat kebal terhadap antibiotik, misalnya Salmonela dan Camplylobacter—kedua bakteri ini dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia. Sedangkan pemberian hormon kepada ternak juga masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti. Salah satu negara yang tidak memperbolehkan pemberian hormon pada ternak adalah Perancis. Apakah Anda sudah memastikan keamanan daging yang Anda santap?
Sayuran dan Daging yang Diiradiasi
Pemberian radiasi rendah terhadap buah-buahan, kentang, jagung, maupun daging dimulai pada tahun 1916 di Swedia. Beberapa ahli berpendapat bahwa iradiasi dapat membunuh bakteri, parasit, ataupun serangga pembawa penyakit yang berada pada makanan tersebut. Metode ini dinilai lebih efektif bagi konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan makanan segar dan bersih, memang kelihatannya praktis tapi apakah metode ini aman?
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGWalau kelihatannya produk tersebut lebih awet dari bahan makanan biasa dan dinilai bergizi serta aman dikonsumsi, Anda juga perlu waspada terhadap bahaya yang belum diketahui sampai saat ini. Para kritikus menilai bahwa metode tersebut justru mengurangi gizi alami pada makanan tersebut. Sudahkah Anda mempertimbangkan gizi pada makanan yang disantap?
Tanaman yang Mengalami Rekayasa Genetika (Transgenik)
Pemindahan genetika atau DNA dari makhluk hidup lain sudah cukup popular dalam menghasilkan jenis tanaman yang tampaknya baru, contohnya: tomat ungu atau indigo rose yang dipercaya dapat memerangi kanker dan sudah di uji coba pada hewan. Pigmen warna ungu pada tomat diambil dari genetika buah naga sehingga terbentuklah anthocyanin. Beberapa pakar yakin bahwa ini adalah salah satu cara untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Di beberapa negara seperti; Amerika Serikat, Brasil, Tiongkok (Cina), India, dan Meksiko, memberikan laporan bahwa sampai saat ini belum ada keluhan akan konsumsi makanan transgenik. Namun lain halnya di Austria, Prancis, dan Inggris, beberapa orang berpendapat bahwa makanan transgenik tidak aman.
Walaupun para ilmuwan atau ahli genetika dapat melakukan rekayasa genetika pada tanaman, tetap saja dibutuhkan waktu untuk meriset lebih jauh risiko bagi konsumen yang mencoba makanan transgenik. Sebuah Asosiasi Medis di Inggris menberi pengingat akan potensi reaksi alergi pada makanan demikian. Apakah Anda berisiko mengalami alergi juga?