MSG, atau yang sering disebut “micin”, adalah salah satu bahan penyedap makanan yang paling banyak digunakan. Micin memberikan aroma khas, sensasi rasa gurih, dan memperkuat cita rasa makanan. Tapi penggunaannya juga dikaitkan dengan berbagai efek negatif bagi kesehatan—termasuk obesitas, gangguan metabolisme, hingga fungsi otak.
Sebenarnya, micin itu terbuat dari apa? Apa efek samping dari micin? Mengapa kita tidak boleh mengonsumsi MSG terlalu banyak? Dan—bertentangan dengan kata banyak orang—apa manfaat micin bagi tubuh?
Poin Penting
- Micin itu terbuat dari apa?
- Apa efek samping dari micin bagi kesehatan?
- Apa manfaat micin bagi tubuh?
- Micin bisa diganti dengan apa?
Micin Itu Terbuat dari Apa?
Micin adalah sebutan yang sering dipakai orang Indonesia untuk MSG (monosodium glutamat). MSG merupakan salah satu bahan penambah rasa pada makanan.
Micin itu terbuat dari apa? Healthline menjelaskan micin/MSG terbuat dari asam L-glutamat, yang secara alami terdapat dalam banyak makanan.
Asam L-glutamat ini merupakan asam amino non-esensial—artinya tubuh kita bisa memproduksinya sendiri dan tidak perlu memperolehnya dari makanan.
Selain micin itu terbuat dari apa, Healthline juga menjelaskan bahwa micin dibuat dengan cara memfermentasi sumber karbohidrat seperti bit gula, tebu, dan molase. (Sumber: IJCCM Vol. 21 No. 1)
MSG berbentuk bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Dalam industri makanan, MSG dikenal sebagai E621. MSG mudah larut dalam air, terpisah menjadi natrium (sodium) dan glutamat bebas.
Tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat yang ditemukan secara alami dalam beberapa makanan dan yang ada di MSG. Artinya tubuh kita tidak dapat membedakan kedua jenis tersebut.
MSG memiliki rasa khusus yang disebut umami—yaitu rasa dasar kelima setelah rasa manis, asam, asin, dan pahit. Rasa umami mirip seperti rasa daging yang muncul karena adanya protein dalam daging itu.
Selain MSG, senyawa umami lainnya antara lain inosine 5’-monophosphate (IMP) dan guanosine 5’-monophosphate (GMP).
MSG sering digunakan dalam masakan Asia dan juga digunakan dalam berbagai makanan olahan di negeri-negeri Barat. Diperkirakan rata-rata asupan MSG masyarakat adalah 0,3 sampai 1,0 gram per hari.
Apa Efek Samping dari Micin bagi Kesehatan?
Konsumsi micin telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti obesitas, gangguan metabolisme, toksisitas otak, dan MSG symptom complex (gejala-gejala yang muncul akibat konsumsi MSG).
Namun penelitian-penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki apa efek samping dari micin itu memang benar. Berikut adalah apa kata penelitian yang terbaru.
Dampaknya pada Asupan Energi
Penelitian lama menyatakan bahwa micin mengganggu efek sinyal hormon leptin di otak. Leptin bertugas memberitahu tubuh bahwa Anda sudah cukup makan. Akibatnya, hal ini bisa mengarah pada kelebihan makan dan asupan kalori.
Namun, penelitian terkini mengenai dampak micin terhadap asupan energi masih bertentangan. Beberapa penelitian mendapati bahwa MSG justru dapat mengurangi nafsu makan, meski penelitian lainnya tetap mendukung gagasan bahwa sifat penguat rasa MSG dapat memicu makan berlebihan. (Sumber: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety Vol. 18 No. 4 & The Polish Otolaryngology Vol. 70 No. 4)
Perbedaan itu mungkin ada kaitannya dengan profil nutrisi makanan. Misalnya, konsumsi makanan berprotein tinggi yang diperkaya MSG dapat meningkatkan rasa kenyang, sedangkan makanan tinggi karbohidrat tidak. Namun, itu juga mungkin terjadi karena protein adalah makronutrisi yang paling mengenyangkan—dan mungkin tidak ada kaitannya dengan kandungan MSG.
Penelitian lain mendapati bahwa konsumsi makanan bermicin dapat membuat Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori pada waktu makan berikutnya, dan mengurangi asupan energi dari makanan berlemak tinggi yang gurih dan tidak bermicin. (Sumber: The British Journal of Nutrition Vol. 115 No. 1)
Sebagai kesimpulannya, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memperjelas dampak micin pada asupan energi.
Dampaknya pada Obesitas & Gangguan Metabolik
Micin dikaitkan dengan risiko gangguan metabolik, terutama karena penelitian pada hewan mengaitkannya dengan resistensi insulin, kadar glukosa tinggi, dan diabetes.
Namun penelitian terdahulu itu memakai metode yang kurang tepat dalam menentukan konsumsi MSG, misalnya dengan injeksi daripada dosis oral. Ini bisa sebabkan efek pada otak yang tidak berhubungan dengan asupan makanan.
Ditambah lagi, data yang ada saat ini saling bertentangan. Misalnya, penelitian terbaru pada hewan mendapati kaitan antara zat umami dan efek anti-obesitas. Sebaliknya, penelitian pada hewan dan manusia lainnya tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap berat badan. (Sumber: The Polish Otolaryngology Vol. 70 No. 4 & Amino Acids Vol. 46 No. 9)
Meski kelihatannya asupan MSG dari makanan tidak memengaruhi berat badan dan metabolisme lemak, tetap dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia untuk mengonfirmasinya.
Dampaknya pada Otak
Glutamat punya banyak peran penting dalam fungsi otak. Contohnya, bertindak sebagai neurotransmitter—zat kimia yang merangsang sel-sel saraf untuk mengirimkan sinyal.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa MSG bisa sebabkan toksisitas otak dengan menyebabkan kadar glutamat berlebihan di otak merangsang sel-sel saraf secara berlebihan, sehingga picu kematian sel.
Namun, glutamat dalam makanan kemungkinan besar tidak banyak berpengaruh pada otak, karena hampir tidak ada glutamat yang berpindah dari usus ke dalam darah atau melewati penghalang otak. (Sumber: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety Vol. 18 No. 4; Pathophysiology Vol. 24 No. 4; Amino Acids Vol. 46 No. 9; Biology Vol. 5 No. 4)
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGBahkan, penelitian mendapati bahwa setelah tertelan, MSG akan dimetabolisme sepenuhnya di usus. Dari sana, dia berfungsi sebagai sumber energi, diubah menjadi asam amino lain, atau digunakan dalam produksi berbagai senyawa bioaktif.
Secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan apa efek samping dari micin bisa mengubah kimia otak selama dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya.
Beberapa Orang Mungkin Sensitif
Sebagian orang mengalami apa efek samping dari micin yang terjadi karena kondisi MSG symptom complex (MSC). Diperkirakan ini dialami oleh kurang dari 1% populasi umum.
MSC ditandai dengan gejala-gejala yang terjadi setelah konsumsi MSG, termasuk rasa lelah, kemerahan, pusing sakit kepala, mati rasa, otot tegang, kesulitan bernapas, dan bahkan hilang kesadaran.
Batas asupan yang menyebabkan gejala jangka pendek dan ringan pada orang sensitif kemungkinan adalah 3 gram MSG (atau lebih) tanpa makanan. (Sumber: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety Vol. 18 No. 4 & FDA)
Perlu diingat bahwa 3 gram itu termasuk asupan jumlah tinggi. Satu porsi makanan bermicin biasanya mengandung kurang dari 0,5 gram MSG, jadi sangat tidak mungkin mengonsumsi 3 gram sekaligus.
Berbagai penelitian terkini telah membantah banyak anggapan salah tentang MSG. Tapi, dalam beberapa kasus, temuan-temuan yang ada masih saling bertentangan sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk memastikan apa efek samping dari micin yang sebenarnya.
Apa Manfaat Micin bagi Tubuh?
Bertentangan dengan apa kata banyak orang, sebenarnya ada beberapa manfaat penggunaan micin. Berikut penjelasan tentang apa manfaat micin bagi tubuh.
Penguat Rasa Makanan
Apa manfaat micin bagi tubuh ini berhubungan dengan fungsi utamanya—yaitu untuk memperkuat cita rasa makanan.
Misalnya, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behavior Vol. 93 No. 4-5 mendapati bahwa MSG meningkatkan “kenikmatan” dari sajian sup.
Efek peningkat rasa tersebut disebabkan oleh rasa umami yang menginduksi sekresi air liur. Dengan kata lain, rasa umami dari MSG membuat mulut berair sehingga dapat meningkatkan cita rasa makanan. (Sumber: The Polish Otolaryngology Vol. 70 No. 4)
Mengurangi Asupan Garam
Apa manfaat micin bagi tubuh yang kedua ini masih berhubungan dengan yang pertama. Penelitian menunjukkan bahwa zat umami mampu menurunkan keinginan terhadap makanan-makanan asin. Garam adalah bahan penambah rasa lain yang sering digunakan. (Sumber: The Polish Otolaryngology Vol. 70 No. 4 & Nutrients Vol. 11 No. 11)
Bahkan, beberapa penelitian menjelaskan bahwa mengganti garam dengan micin dapat mengurangi asupan natrium (sodium) sekitar 3% tanpa mengorbankan rasa. (Sumber: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety Vol. 18 No. 4 & Nutrients Vol. 11 No. 11)
Demikian juga, micin dapat digunakan sebagai pengganti garam untuk makanan-makanan rendah natrium seperti sup, makanan kemasan, daging dingin, dan produk susu.
Penting untuk memahami bahwa mitos-mitos terkait dengan micin dan bagaimana mitos-mitos itu menyebabkan stigma (pandangan negatif) terhadap penggunaannya.
GoodRx Health menyebutkan bahwa stigma seputar MSG bahkan sampai memaksa banyak restoren Chinese (dan Latin) di Amerika Serikat melarang penggunaannya sebagai bahan di dapur mereka, dan kemudian memasarkan larangan tersebut untuk menarik pelanggan yang mendapatkan informasi yang salah.
Kesimpulan: Mengapa Kita Tidak Boleh Mengonsumsi MSG Terlalu Banyak?
Setelah membahas apa efek samping dari micin dan apa manfaat micin bagi tubuh, Anda mungkin sudah punya gambaran tentang bahan penyedap makanan ini.
Micin atau MSG adalah bahan tambahan penguat rasa yang juga secara alami terdapat dalam banyak makanan berprotein tinggi, keju, dan sayuran.
Meskipun MSG sudah lama dianggap sebagai bahan berbahaya (sejak tahun 1960-an), bukti-bukti terkini telah menepis banyak mitos tentang bahaya MSG dan menunjukkan bahwa MSG aman selama dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya.
Mengapa kita tidak boleh mengonsumsi MSG terlalu banyak? Karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping tak diinginkan. Ini khususnya penting bagi orang-orang yang sensitif terhadap MSG, karena mereka lebih rentan mengalami MSG symptom complex.
Menurut penelitian Journal of the Korean Society of Food Culture Vol. 29 No. 6, gejala-gejala yang paling umum dari MSG symptom compex yaitu rasa haus, mengantuk, lemas, mual, dan sakit kepala. Selain itu juga bisa sebabkan keringat berlebihan, kemerahan, kesemutan, dan mati rasa atau panas di mulut.
Bahkan bisa sampai menyebabkan gejala serius, meski jarang terjadi. Gejala-gejala serius itu mirip reaksi alergi, antara lain: nyeri dada, sulit bernapas, detak jantung cepat atau tidak beraturan, dan bengkak di tenggorokan atau wajah. Orang dengan gejala serius harus segera mendapat bantuan medis.
Jadi alasan mengapa kita tidak boleh mengonsumsi MSG terlalu banyak adalah untuk menghindari efek samping atau reaksi negatif yang seharusnya tidak ada jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Berapa jumlah wajar konsumsi MSG? Kemenkes menjelaskan bahwa WHO menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh adalah maksimal 120 mg per kilogram berat badan. Sebagai contoh, orang dengan berat badan 50 kg tidak boleh konsumsi micin lebih dari 6 gram atau 1 sendok teh per harinya.
Tetapi bagi orang yang sensitif terhadap MSG, batas asupan yang dianjurkan adalah di bawah 3 gram MSG. Itu berarti sebaiknya kurangi penggunaan micin di bawah setengah sendok teh per harinya.
Demikianlah artikel ini yang membahas tentang micin itu terbuat dari apa, apa efek samping dari micin, dan apa manfaat micin bagi tubuh. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga artikel-artikel menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.