Buah matoa adalah jenis tanaman buah yang masih berkerabat dengan buah rambutan. Sejenis tanaman buah asli endemik Papua. Tetapi tanaman ini juga bisa Anda jumpai di kawasan lain seperti di Sumatera, Nusa Tenggara, dan Maluku. Pada dasarnya tanaman ini adalah jenis tanaman kawasan Pasifik, Anda juga bisa menjumpai matoa di beberapa daerah melanesia seperti Fiji dan Haiti.
Sebagai kerabat tanaman rambutan, pohon matoa memiliki karakter serupa dengan tanaman rambutan. Pohonnya bisa menjulang hingga beberapa meter,namun dengan karakter daun lebih besar dari daun rambutan. Uniknya buah, biasanya tumbuh menggerombol pada ujung dahan sehingga mudah untuk dipanen.
Buah matoa memiliki bentuk seukuran telur puyuh dengan permukaan kulit kecoklatan tua, terasa halus, dan licin saat disentuh. Pada bagian dalam daging buah tampak berwarna putih bening terasa kenyal, sedikit terasa berlemak, manis sekali dan berair. Sekilas buahnya akan mengingatkan Anda dengan buah duku namun dengan warna kulit lebih gelap dan licin.
Yang unik rasa dari buah ini merupakan perpaduan antara buah kelengkeng, aroma durian, dan kesat serta berlemak menyerupai buah nangka. Beberapa orang memang kurang menyukai buah matoa karena rasa dan aroma uniknya yang terasa asing di lidah.
Belum banyak riset yang dikembangkan untuk buah matoa. Tetapi dalam beberapa metode pengobatan tradisional setempat, ditemukan adanya manfaat buah matoa untuk mengatasi keluhan sembelit dan membantu memaksimalkan penyembuhan luka. Daunnya sering dijadikan anti-septik alami dan dibakar untuk menjadi “cem-ceman” penghitam rambut.
Beberapa penelitian yang sempat dikembangkan di IPB menemukan adanya beberapa manfaat buah matoa yang penting bagi kesehatan. Dalam buah matoa ditemukan sejumlah besar kandungan vitamn C, vitamin E, vitamin B1, dan sejumlah mineral seperti potassium. Ada juga sejumlah senyawa penting ditemukan dalam buah matoa seperti flavonoid dan saponin.
Dalam serat kayu dan daun dari tanaman matoa juga ditemukan sejumlah anti radang dan anti inflamasi yang baik untuk membantu mengatasi sejumlah infeksi dan peradangan. Fakta ini mendukung pemanfaatan serat kayu dan daun matoa dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi luka dan radang pada area kulit.
Vitamin C dan vitamin E sangat penting untuk membantu menjaga regenerasi sel, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah alergi, membantu merawat kesehatan kulit dan rambut, serta meningkatkan metabolisme. Ditambah khasiat vitamin B1 yang juga berperan meningkatkan pembakaran dan membantu pembentukan massa otot dan darah.
Kandungan senyawa dalam matoa diyakini mampu menurunkan ketegangan saraf dan membantu memberi efek kantuk. Kadang beberapa orang bereaksi pusing ketika mengkonsumsi matoa berlebihan karena efek penekan sarafnya ini. Ditambah aroma khasnya yang kerap memberi sensasi mabuk atau limbung.
Ada manfaat buah matoa lain yang baik sebagai sumber energi alternatif karena kandungan fruktosanya yang tinggi. Lebih aman untuk diabetes daripada gula tebu selama dikonsumsi dalam porsi wajar. Sifat pemanis dari fruktosa tidak seperti pemanis dari tebu yang sulit dipecah dan dialihkan menuju otot sehingga fruktosa tidak mudah mengendap pada darah.
Manfaat buah matoa lain adalah membantu mencegah terjadinya serangan jantung koroner. Mengkonsumsi buah matoa dalam porsi wajar akan membantu melancarkan aliran darah, menyingkirkan radikal bebas, serta membersihkan endapan residu metabolisme dalam tubuh sehingga baik untuk meredakan penyakit terkait residu tubuh seperti kolesterol dan asam urat.
Belum banyak memang riset yang berkembang terkait kandungan dan manfaat buah matoa selain beberapa riset dari IPB. Namun beberapa fakta yang ditemukan membuktikan buah matoa memiliki manfaat yang patut Anda pertimbangkan dalam menjaga kesehatan Anda. Konsumsi dalam porsi wajar akan memberi efek positif untuk kesehatan tubuh Anda.