Diet dengan Garcinia Cambogia Indonesia belakangan dikenal secara internasional berkat rekomendasi yang sempat disampaikan oleh Dr. Oz dalam salah satu penayangannya yang mengatakan bahwa buah Garcinia Cambogia ini adalah “the newest, fastest fat buster”.
Dari sinilah muncul beragam merek produk diet yang mengusung bahan Garcinia Cambogia sebagai bahan baku. Permintaan pasar juga berkembang karena rekomendasi dari Dr Oz cukup membentuk kepercayaan dari pasar.
Kondisi ini memunculkan masalah ketika bermunculan produk yang tidak sepenuhnya bisa dipertanggung jawabkan. Mengklaim menggunakan ekstrak Garcinia Cambogia namun dalam komposisi yang tidak sesuai anjuran. Beberapa produk juga mencampurkan Garcinia Cambogia ini dengan bahan baku lain tanpa riset mendalam untuk mengetahui efek dari penggabungan kandungan ini.
Beberapa keluhan akhirnya bermunculan di pasaran dan menyebabkan beberapa kontroversi. Beberapa pakar kesehatan dunia mulai bermunculan dengan suara kontra mereka terhadap herbal Garcinia Cambogia dan segala jenis produk turunannya.
Kontroversi Seputar Garcinia Cambogia Indonesia
Harus diakui untuk menyikapi kontroversi ini Anda perlu melihat masalah dari berbagai sisi. Karena memang beberapa kontroversi justru justru sempat diangkat oleh beberapa sumber terpercaya bahkan oleh WebMD.com salah satu sumber referensi kesehatan dunia.
Dengan mengulik dari bahasan dalam WebMD, disampaikan beberapa pandangan kontra yang muncul terhadap Garcinia Cambogia. Beberapa asumsi muncul bahwa Garcinia Cambogia tak sepenuhnya mampu melangsingkan tubuh. Klaim dari Journal of Obesity bahwa Garcinia Cambogia mampu menurunkan berat badan hingga 2 pon lebih banyak dianggap tidak terlalu relevan.
Kontroversi lain yang mungkin juga pernah Anda dengar yang menyatakan bahwa FDA melarang untuk mengonsumsi suplemen diet dengan bahan baku Garcinia Cambogia, termasuk Garcinia Cambogia Indonesia.Larangan FDA ini dikatakan bersumber pada informasi bahwa suplemen diet dengan ekstrak Garcinia Cambogia berbahaya.
Ekstrak Garcinia Cambogia ini disampaikan bisa berbahaya sehingga dapat menyebabkan masalah serius pada wanita hamil dan menyusui, pengidap Alzheimer dan depresi. Garcinia Cambogia pun dikatakan dapat menyebabkan kerusakan ginjal kronis, serangan jantung dan hipoglikemik kronis. Dan kontroversi ini belum berhenti sampai di sini.
Pandangan Lain atas Kontroversi Garcinia Cambogia Indonesia
Sementara di dunia muncul banyak kontroversi terhadap Garcinia Cambogia Indonesia, maka di Indonesia sendiri Garcinia Cambogia justru dianggap familier dan memang sudah secara turun temurun dimanfaatkan sebagai herbal pengobatan tradisional.
Garcinia Cambogia Indonesia sendiri sebenarnya memang tidak asing dalam kehidupan masyarakat, terutama dari kalangan masyarakat Melayu dan sekitarnya. Garcinia Cambogia Indonesia lebih banyak dikenal sebagai asam gelugur atau asam keping sebagai bentuk keringnya. Biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masak dalam banyak hidangan ala Melayu, Aceh, Kalimantan hingga Batak.
Garcinia Cambogia juga dikenal lama sebagai herbal kesehatan tradisional di Nusantara. Asam gelugur dikenal ampuh sebagai obat herbal untuk menurunkan berat badan, sebagai tapel atau borehan pada perut untuk menurunkan lingkar perut pasca melahirkan sampai untuk membantu melawan racun dan sebagai anti inflamasi. asam gelugur juga dianggap baik untuk mengatasi diabetes dan kolesterol.
Fakta diatas mendorong penelitian terhadap Garcinia Cambogia Indonesia berkembang demikian pesat jauh di atas perkembangan riset di dunia barat. Itu pula sebabnya sejumlah fakta dari riset-riset lokal terbukti mampu menjawab banyak kontroversi yang muncul.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGSeperti beberapa fakta yang berhasil ditemukan oleh Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor di tahun 1997 yang menguatkan temuan tahun 1960 di USA akan kandungan HCA atau asam hidroksisitrit dalam Garcinia Cambogia. HCA memiliki khasiat untuk menekan pembentukan Sitrat Lyasin yang berperan pembentukan timbunan lemak dalam tubuh.
Riset ini juga mengamini fakta lama yang menemukan kaitan HCA dalam membentuk serotonin dalam tubuh. Serotonin adalah hormon anti depresi. Dalam riset ini diasumsikan adanya peringatan terhadap pengidap Alzheimer karena serotonin bisa menimbulkan halusinasi. Di sisi lain ditemukan kaitan serotonin sebagai anti Ghrelin, yakni hormon lapar. Dan inilah yang menjadikan Garcinia Cambogia efektif menekan rasa lapar.
Efektivitas dari Garcinia Cambogia dalam riset lokal sebagai pelangsing terbukti melebihi temuan dari Journal of Obesity. Asupan Garcinia Cambogia dalam komposisi 1000mg perhari selama 2 bulan terbukti ampuh menurunkan berat badan lebih baik dari metode diet alternatif lain.
Riset lain juga sempat dimuat dalam Researchgate.net dengan mengungkap fakta bahwa Garcinia Cambogia baik untuk mengikat dan menetralkan logam berbahaya dalam makanan berkat kandungan asam malat, asam askorbat, asam sitrit dan asam taltrat.
Sedangkan dalam riset berbeda oleh Departemen Gizi Masyarakat IPB juga mengungkap beberapa senyawa unik dalam Garcinia Cambogia yang memberi wacana berbeda terkait dengan kontroversi dari Garcinia Cambogia. Garcinia Cambogia terbukti mengandung anti biotik alami dan kandungan asamnya membentuk perlawanan terhadap lemak, kolesterol dan diabetes. Juga ditemukan sejumlah anti oksidan seperti flavonoid dan antosianin, juga vitamin B dan C serta mineral zat besi dan potasium.
Dan di sinilah letak kontradiktifnya ketika flavonoid di satu sisi ampuh sebagai detoksifikasi, meringankan beban ginjal dan hati dalam mengatasi toksin. Sedang di sisi lain potassium bersifat memberatkan kerja ginjal karena cenderung mengendap dalam sistem saluran kencing.
Itu sebabnya tak salah anjuran FDA mengenai bahaya Garcinia Cambogia terhadap mereka pengidap penyakit ginjal. Catatan penting disini adalah anjuran ini berlaku untuk pengidap masalah ginjal dan bukan menyebabkan masalah ginjal. Bahkan sampai saat ini belum ada satupun pernyataan resmi yang mengatakan bahwa Garcinia Cambogia dipastikan bisa merusak ginjal.
Berbeda dengan kasus anjuran untuk tidak mengonsumsi Garcinia Cambogia terhadap wanita hamil dan menyusui. Anjuran ini berkaitan dengan efek hipoglikemik dan pentingnya cadangan lemak pada wanita hamil serta menyusui. Secara tradisional asam gelugur masih digunakan dalam jumlah terbatas untuk melangsingkan wanita hamil dan menyusui di daerah-daerah.
Kontroversi memang masih terus berkembang untuk Garcinia Cambogia Indonesia. Namun ini lebih kepada masyarakat barat yang masih asing terhadap asam gelugur sebagai herbal. Tentu berbeda dengan Indonesia yang sudah terbiasa dengan asam gelugur dan sudah mengembangkan sederet riset yang menguatkan khasiat Garcinia Cambogia.