Minyak dan Kesehatan Anda

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 


Disclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat dokter atau tenaga medis profesional. 

Pada tahun 2002, Eden Tareke dkk dari Universitas Stockholm-Swedia mengumumkan penelitian tentang akrilamida. Akrilamida adalah zat berbahaya yang terbentuk saat makanan dipanaskan. Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya karbohidrat, seperti kentang dan ubi, jika digoreng, akan menghasilkan akrilamida.

Makanan yang dipanggang juga mengandung akrilamida. Namun, makanan mentah, direbus, atau dikukus tidak menghasilkan akrilamida dalam jumlah besar. Jika ada, konsentrasinya sangat rendah.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Penelitian menunjukkan bahwa akrilamida dapat menyebabkan tumor dan merusak DNA. Ia juga dapat merusak saraf dan mengganggu tingkat kesuburan. Selain itu, akrilamida dapat menyebabkan keguguran.

Penelitian menunjukkan bahwa akrilamida dalam jumlah besar dapat menyebabkan mutasi gen. Sebagai contoh, sepotong kentang goreng yang dimasak pada suhu 220 oC mengandung akrilamida sekitar 2.500 mikrogram. Pada tikus percobaan, jumlah ini sudah cukup untuk menyebabkan mutasi gen.

Bagaimana jika kita makan makanan goreng setiap hari? Apakah itu berarti kita harus menghindari makanan goreng sama sekali? Jawabannya tidak, asalkan kita tidak makan terlalu banyak dan tahu cara sehatnya.

Minyak juga penting dalam metabolisme tubuh kita. Kita harus mengonsumsi minyak dalam jumlah tidak lebih dari 5-10 ml per hari. Lalu, bagaimana cara sehatnya?

Gorenglah Sendiri

Menggoreng sendiri makanan adalah salah satu cara sehat untuk menghindari akrilamida. Dengan menggoreng sendiri, kita bisa menggunakan minyak baru setiap kali.

Minyak baru tidak mengandung akrilamida atau zat karsinogenik lainnya. Kita juga bisa mengontrol suhu minyak saat menggoreng. Ini akan membantu menghindari pembentukan akrilamida.

Suhu ideal untuk menggoreng adalah 180-220 oC. Semakin rendah suhu, semakin sedikit akrilamida yang terbentuk. Sebaliknya, semakin panas, semakin banyak akrilamida yang terbentuk.

Minyak yang dipanaskan terlalu tinggi akan teroksidasi dan terpolimerisasi. Ini menghasilkan radikal bebas dan minyak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Minyak trans dapat memicu kanker.

Minyak trans dapat dikenali dengan asap yang keluar saat menggoreng, warna yang gelap, baunya tengik, dan cairannya yang kental. Ini juga dapat menyebabkan iritasi tenggorokan.

Ada minyak trans yang alami, seperti lemak hewan memamah biak. Namun, minyak goreng bekas pakai lebih cepat rusak dibandingkan minyak baru.

Ahli Herbal

Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:

WHATSAPP SEKARANG

Lebih mudah berasap dan cepat menghitam tanpa suhu panas tinggi. Penjual makanan goreng sering menggunakan minyak berlebihan. Mereka memanaskannya hingga 300 0C dengan api besar. Ini membuat gorengan renyah dan kering.

Memang, gorengan yang renyah lebih lezat. Namun, ini juga meningkatkan kandungan karsinogenik. Gorengan menyerap minyak, membuatnya berminyak. Senyawa karsinogenik dari minyak masuk ke tubuh kita.

Dengan menggoreng sendiri, kita bisa mengontrol suhu dan jumlah minyak. Ini mengurangi pembentukan akrilamida dan karsinogenik lainnya.

Sebelum makan, bersihkan sisa minyak dengan kertas atau tisu. Menggoreng sendiri dan membatasi makanan goreng tidak cukup mencegah kanker. Minyak goreng yang digunakan juga harus aman.

Minyak Goreng yang Aman

Beberapa jenis minyak goreng dianggap aman, tapi sebenarnya berbahaya. Minyak jelantah adalah yang tidak aman.

Minyak yang digunakan berulang kali mengandung akrilamida dan radikal bebas. Jika warnanya kecoklatan dan teksturnya kental, semakin berbahaya. Semakin panas, semakin banyak senyawa karsinogenik.

Struktur molekul minyak sangat penting. Menurut Iwan T. Budiarso, minyak dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan ikatan gandanya.

  • Minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)
    Asam lemak jenuh sangat penting untuk kesehatan. Mereka meningkatkan HDL (kolesterol baik) yang membantu menjaga pembuluh darah sehat. Mereka juga menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan sekresi insulin.

    Ini membantu menjaga kadar gula darah stabil. Asam lemak jenuh ditemukan di air susu ibu dan minyak kelapa murni. Karena stabil, minyak kelapa murni tidak melepaskan radikal bebas yang merusak tubuh.

  • Minyak dengan asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids) maupun majemuk (poly-unsaturated fatty acids)
    Asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi dan bereaksi dengan senyawa lain. Mereka berubah menjadi asam lemak jenuh yang lebih stabil. Asam lemak tak jenuh seperti omega 3 dan omega 6 membantu menurunkan kolesterol jahat dan mencegah serangan jantung.

    Minyak zaitun dan minyak kedelai kaya akan asam lemak tak jenuh. Minyak ini lebih baik dikonsumsi tanpa dipanaskan. Jika dipanaskan, gunakan untuk masakan tumis. Jangan gunakan untuk menggoreng karena mudah membentuk radikal bebas.

  • Minyak dengan asam lemak trans (trans fatty acid)
    Asam lemak trans ditemukan di lemak hewan dan produk penggorengan. Mereka meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik. Asam lemak trans juga berpotensi menyebabkan bayi lahir prematur.

Minyak juga dibedakan berdasarkan panjang rantai karbonnya. Misalnya:

  • Panjang rantai karbon sedang
    Minyak dengan rantai karbon pendek dan sedang mudah diserap tubuh tanpa cerna yang rumit. Mereka langsung diubah menjadi energi di hati, mendukung fungsi kelenjar endokrin dan jaringan tubuh. Karena itu, minyak dengan rantai pendek tidak menyebabkan masalah kesehatan. Pankreas, saluran pencernan, dan hati bekerja lebih ringan.

    Minyak kelapa murni (VCO) adalah contoh minyak dengan 92% rantai sedang. Di antaranya, 50% adalah asam laurat yang efektif melawan kuman dan virus. Asam laurat ini juga memperkuat sistem kekebalan tubuh. Molekulnya terdiri dari 12 atom karbon yang terikat jenuh.

  • Panjang rantai karbon panjang
    Minyak sayur umumnya adalah asam lemak rantai panjang. Mereka terdiri dari 18 atom karbon atau lebih. Ukurannya besar, sehingga harus diproses menjadi asam lemak kecil sebelum diserap usus.

    Setelah diserap, asam lemak ini dibawa ke hati. Di sana, diubah menjadi energi dan kolesterol. Kolesterol dan lemak ini bisa menyebabkan penyakit kronis dan kanker. Oleh karena itu, minyak tak jenuh seperti minyak sayur hanya boleh dikonsumsi 4 gram sehari.

Penelitian menunjukkan minyak safflower paling kaya asam lemak rantai panjang (78%). Minyak bunga matahari dan canola juga kaya asam lemak panjang. Minyak zaitun dan kelapa memiliki kandungan yang lebih rendah.

Menurut penelitian, minyak kelapa murni (VCO) adalah minyak goreng yang paling aman untuk tubuh kita.

Minyak sayur seperti zaitun dan canola lebih baik dikonsumsi langsung atau untuk menumis saja.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}