Pernahkah Anda mendengar slogan, perokok tak pernah tua–karena mereka mati muda? Ini merupakan slogan yang umum supaya orang berhenti merokok, namun tampaknya slogan ini mulai kehilangan kekuatannya.
Jika Anda melihat di sekeliling Anda; sewaktu sedang di jalan, kendaraan umum, rumah makan, atau dimanapun Anda berada tentu Anda akan menemukan beberapa orang yang asyik menikmati sebatang rokok.
Jika ditanya mengapa mereka merokok, tentu jawabannya sangat beragam, bergantung usia perokok tersebut. Seorang bapak mengatakan ‘kalau tidak merokok, mulut saya terasa pahit atau getir’, yang lainnya bilang ‘sudah kebiasaan’.
Sewaktu seorang remaja ditanya ia bilang ‘biar keren’ dan sewaktu seorang anak usia sekolah dasar ditanya ‘ayah saja merokok’. Tak sedikit juga wanita yang mulai merokok, Apa artinya survei demikian? Sekali lagi, ini berarti merokok sudah menjadi budaya yang umum. Bagaimana jika saya menanyakan hal yang sama kepada Anda?
Apapun alasannya, semua orang memiliki alasan yang hampir sama yaitu ‘kenyamanan’! Beberapa orang merokok demi mengatasi stres yang mereka alami dan memang benar, karena rokok mengandung nikotin yang memberikan efek menenangkan. Kandungan ini menyebabkan beberapa orang yang mencoba jadi kecanduan, sebenarnya maut sudah menanti entah mereka sadar atau tidak.
Fakta yang mengejutkan!
Misalnya pengalaman Billy, Ia adalah seorang kepala keluarga yang sayang dengan keluarganya, sampai-sampai ia selalu menasihati putranya dan mengatakan bahwa kebiasaan merokok adalah hal yang bodoh. Walaupun demikian, rokok sudah menjadi bagian dari hidup Billy yang sulit dilepaskan.
Ia sudah merokok sejak masih muda dan berupaya untuk berhenti merokok. Awalnya ia mencoba untuk meremas sebungkus rokok dan melemparnya dengan kuat, lalu bersumpah untuk tidak merokok. Namun, daya tarik yang begitu kuat dari rokok membuatnya kembali kepada kebiasaan ini. Mulanya ia merokok diam-diam, lama kelamaan ia mulai merokok di depan umum.
Kebiasaannya menyebabkan ia terserang penyakit dengan rasa nyeri yang luar biasa, berbulan-bulan ia harus merasakan nyeri seperti itu dan berujung pada kematian. Andai saja ia tidak merokok, tentu anaknya tidak akan kehilangan seorang ayah yang penyayang dan istrinya tidak harus menjadi janda.
Dari pengalaman Billy, apa yang bisa Anda simpulkan? Merokok dapat menyebabkan kematian, tentu semua orang tahu itu. Namun ada satu hal yang ingin di sampaikan dalam cerita Billy, kematian Anda tentu menyebabkan kerugian bagi keluarga.
Ini dapat membuat anak Anda trauma, kehilangan semangat untuk belajar, dan bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhannya. Kematian Anda tentu akan menjadi beban bagi istri, sehingga tanggung jawabnya bertambah, selain merawat anak-anak juga harus menafkahi mereka.
Jika Anda adalah seorang perokok, pikirkanlah dampaknya, bukan hanya bagi diri Anda sendiri, tapi keluarga dan orang-orang disekitarnya. Jadi, apakah memang merokok memberikan ‘kenyamanan’ bagi Anda? Tentu tidak, kenyamanan sementara tersebut hanya membawa petaka bagi Anda dan keluarga!