Penyakit hepatitis pada kehamilan dasarnya bisa menyerang siapa saja. Hepatitis juga tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin. Namun, apakah penyakit hepatitis juga menyerang pada wanita yang sedang hamil? Jika iya, bagaimana gejala dan prosentasi hepatitis pada kehamilan? Jika melihat data, para wanita hamil mungkin turut berbahagia karena penyakit ini jarang terjadi pada wanita hamil.
Meski begitu, patut diwaspadai bahwa ikterus atau gejala kuning dapat terjadi akibat hepatitis virus. Di negara-negara berkembang, wanita hamil cenderung lebih mudah terserang hepatitis virus karena persoalan sanitasi dan juga nutrisi yang buruk. Ayo cari tahu ifo selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Penyakit Hepatitis Pada Kehamilan
Hal tersebut dapat dimengerti karena memang yang menjadi penyebab signifikan seseorang terkena penyakit hepatitis virus ini ialah karena lingkungan yang buruk dan juga persoalan nutrisi yang juga kurang memadai.
Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa 9,5% hepatitis virus terjadi di usia trimester pertama, 32% terjadi di trimester II, dan sebanyak 58% lebih terjadinya pada usia trimester III.
Para praktisi kesehatan juga banyak yang menyimpulkan bahwa berat dan ringannya gejala hepatitis virus pada kehamilan bergantung pada kecukupan gizi wanita hamil. Jika wanita hamil tersebut tidak mendapatkan gizi yang baik. Terlebih kekurangan protein, maka infeksi virusnya akan memberikan gejala-gejala yang lebih berat.
Hepatitis virus juga bukan hanya mengganggu wanita hamil, namun juga memengaruhi kondisi janin. Baik ketika masih berada di dalam kandungan maupun ketika sudah dilahirkan.
Penularannya sendiri terjadi dalam beberapa cara yakni melewati plasenta, lewat air susu ibu (ASI). Terjadinya kontak langsung antara ibu dan bayinya, dan juga saat bayi terkontaminasi dengan darah dan atau tinja ketika proses persalinannya.
Akibat Penyakit Hepatitis Pada Kehamilan
Mungkin bisa dikatakan sedikit beruntung jika wanita hamil menderita hepatitis virus pada usia trimester I atau paling lambat pada permulaan trimester kedua, karena gejala-gejala yang akan disebabkannya tidak terlalu berat.
Namun, meskipun gejalanya terbilang masih ringan, penderita hepatitis ini tetap mesti menjalani pemeriksaan bahkan dirawat di rumah sakit supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Dan kalaupun ada, bisa langsung dikomunikasikan dengan dokter.
Hepatitis virus ini akan berbahaya jika menyerang wanita yang kehamilannya sudah memasuki trimester ketiga atau yang sebentar lagi akan melahirkan. Secara umum, penderitanya bisa menunjukkan gejala fulminant.
Mortalitasnya juga sangat tinggi dibandingkan dengan wanita yang sedang tidak hamil. Adanya defisiensi faktor lipotropic yang disertai dengan kebutuhan janin terhadap nutrisi yang semakin meningkat menjadi penyebab penderitanya mudah mengalami acute hepatic necrosis. Dalam kondisi tersebut, faktor gizi memang menjadi hal yang harus dicukupi dengan sangat baik.
Pencegahan Penyakit Hepatitis Pada Kehamilan
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menekan terjadinya hepatitis virus pada kehamilan ialah dengan cara:
- Memberikan immunoglobulin sebanyak 0,1 cc/ kg pada wanita hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis.
- Memastikan ketercukupan gizi kepada wanita hamil, terutama mencukupi kebutuhan proteinnya.
- Untuk proses kehamilan berikutnya, sebaiknya diberikan jarak minimal 6 bulan setelah terjadinya persalinan pertama.
Itulah beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan supaya serangan hepatitis virus pada kehamilan bisa diminimalisir. Upaya pencegahan lain juga perlu dilakukan dengan cara menjaga kebersihan baik di dalam rumah maupun lingkungan sekitar karena virus apapun akan dengan mudah berkembangbiak di tempat yang kotor alias tidak bersih. Sejatinya, melakukan upaya pencegahan lebih baik dibandingkan pengobatan.