Penyakit kanker merupakan salah satu dari sederetan panjang daftar penyakit berat yang cenderung merenggut nyawa penderitanya. Tak sedikit orang yang telah mengalami penyakit kanker. Berdasarkan data yang diperoleh dari National Cancer Institute pada tahun 2018, diperkirakan ada sekitar 1.735.350 kasus baru kanker yang akan terdiagnosis di Amerika Serikat dan kemungkinan 609.640 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut. Oleh sebab itu keberadaan penyakit ini tak boleh diabaikan begitu saja. Bagaimana dengan kasus penyakit kanker di Indonesia?
Dalam artikel ini Anda akan melihat berapa banyak orang yang telah mengalami penyakit kanker di Indonesia. Seberapa besar kemungkinan untuk sembuh dari penyakit ini? Bagaimana penyakit kanker dapat diatasi? Apa kata dokter mengenai sembuh dari penyakit kanker dan bagaimana mereka dapat kembali pulih? Adakah alternatif pengobatan yang dapat membantu penderitanya untuk pulih kembali? Ingin tahu lebih banyak tentang informasi tersebut? Ayo, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Kupas Tuntas Fakta Penyakit Kanker di Indonesia
Kanker merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat di Indonesia, mengingat penyakit ini menjadi penyebab kematian terbesar ke-7 berdasarkan survei nasional pada tahun 2007. Situasi ini menyumbang 5,7 dari semua kasus kematian yang ada.
Pengumpulan data atas kasus kanker dimulai pada tahun 1970, namun itu hanya sebagian saja dan telah dihentikan karena tidak ada badan pemerintah yang bertanggung jawab akan hal ini. Menyadari situasi di atas, pemerintah Indonesia mendirikan Sub Direktorat Pengendalian Kanker dalam Kementerian Kesehatan.
Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan program pengendalian kanker nasional, termasuk pendataan kasus kanker. Pengumpulan data lanjutan kemudian dimulai kembali pada tahun 2007 di Provinsi DKI Jakarta. Pengumpulan data ini semula hanya sebatas area rumah sakit, kemudian diperluas secara nasional.
Langkah-langkah pengumpulan data kanker di Jakarta dilakukan dengan cara mengumpulkan data, verifikasi data, validasi data, manajemen data dan analisis, serta publikasi data. Pengumpulan data dilakukan oleh fasilitas kesehatan (rumah sakit, laboratorium, pusat kesehatan primer) di tingkat kabupaten / kota, dengan laporan ke tingkat provinsi.
Data dikumpulkan secara pasif dengan mengadakan pertemuan setiap tiga bulan di kabupaten / kota. Verifikasi data adalah tanggung jawab dokter medis atau ahli patologi di setiap sumber data. Validasi data dilakukan oleh tim pendataan kanker yang terdiri dari petugas kesehatan tingkat kabupaten, kota, provinsi, ahli patologi, dan pendaftar.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGManajemen dan analisis data dilakukan oleh tim pendataan kanker tingkat provinsi, dibantu oleh tim nasional. Pendataan kanker di Provinsi DKI Jakarta tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium dan kanker kolorektal sering dialami wanita.
Sedangkan kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker hati, kanker tenggorokan dan kanker prostat sering dialami pria. Leukemia dan retinoblastoma sering dialami anak. Data ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh NCBI (National Center for Biotechnology Information) – United State National Library of Medicine.
Data Penyakit Kanker di Indonesia dari WHO (World Health Organization)
Data yang dicatat oleh WHO (World Health Organization) memperlihatkan fakta menarik yang perlu diperhatikan oleh setiap golongan masyarakat. Berdasarkan laporan terakhir pada beberapa tahun sebelumnya. Terlihat adanya angka kematian karena kanker yang turut mencengangkan.
Sebagai contoh pada tahun 2014 ada sekitar 103,100 pria yang meninggal karena kasus kanker. Sedangkan pada wanita, ditemukan angka yang mencapai 92,200 kasus kematian karena kanker. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian setiap orang yang ingin menjaga kehidupannya.
Indikasi Kematian Karena Penyakit Kanker Pada Pria
Dari kasus kematian yang berjumlah 103,100 atas serangan kanker yang dialami oleh pria, diketahui adanya indikasi beberapa jenis kanker yang umum terjadi. Misalnya: 21,8% kasus kematian terjadi karena kanker paru-paru. Sedangkan 12,3% kasus kematian terjadi karena kanker hati.
Ada sekitar 10,2% kasus kematian terjadi karena kanker kolorektal atau usus. Juga 8,9% kasus kematian yang terjadi karena kanker prostat. Serta 7,5% kasus kematian karena kanker mulut. Lalu, bagaimana dengan 39,3% kasus kematian lain yang dialami oleh pria? Hal ini terjadi karena kanker lainnya.
Dari persentase tersebut kita bisa melihat jenis kanker yang sering dialami oleh pria. Bayangkan ada sekitar 25,322 kasus kanker paru-paru yang dialami oleh pria. Juga 15,985 kasus kanker kolorektal juga dialami pria. Sedangkan 13,663 kasus kanker prostat bukanlah jumlah yang sedikit. Hal ini berbanding tipis dengan kasus kanker hati yang mencapai angka 13,365. Terakhir, sebanyak 9,355 kasus kanker mulut tak luput menimpa kaum pria.
Pada tahun 2011 ada sekitar 66,8% kasus penyakit kanker pada pria yang terjadi karena aktivitas merokok. Sebelumnya pada tahun 2010 ada sekitar 24,4% kasus penyakit kanker yang terjadi karena kurangnya olahraga fisik dan 1,1% kasus serupa dikarenakan konsumsi alkohol secara berlebihan. Namun, di tahun 2014 kasus kematian karena kanker yang dialami pria disebabkan oleh obesitas dengan persentase sebesar 3,6%.
— Cari Tahu Lebih Banyak Info “Penyakit Kanker Pada Pria” di Indonesia —
Indikasi Kematian Karena Penyakit Kanker Pada Wanita
Dari kasus kematian yang berjumlah 92,200 atas serangan kanker yang dialami oleh wanita, diketahui adanya indikasi beberapa jenis kanker yang umum terjadi. Misalnya: 21,4% kasus kematian terjadi karena kanker payudara. Sedangkan 10,3% kasus kematian terjadi karena kanker serviks.
Ada sekitar 9,1% kasus kematian terjadi karena kanker paru-paru. Juga 8,5% kasus kematian yang terjadi karena kanker kolorektal atau usus. Serta 7,6% kasus kematian karena kanker ovarium. Lalu, bagaimana dengan 43,1% kasus kematian lain yang dialami oleh wanita? Hal ini terjadi karena kanker lainnya.
Dari persentase tersebut kita bisa melihat jenis kanker yang sering dialami oleh wanita. Bayangkan ada sekitar 48,998 kasus kanker payudara yang dialami oleh wanita. Juga 20,928 kasus kanker serviks juga dialami wanita. Selain itu 11,787 kasus kanker kolorektal atau usus juga dialami wanita. Sedangkan 10,238 kasus kanker ovarium juga terjadi pada wanita. Terakhir, sebanyak 9,374 kasus kanker paru-paru tak luput menimpa kaum wanita.
Pada tahun 2011 ada sekitar 3% kasus penyakit kanker pada wanita yang terjadi karena aktivitas merokok. Sebelumnya pada tahun 2010 ada sekitar 21,1% kasus penyakit kanker yang terjadi karena kurangnya olahraga fisik dan 0,1% kasus serupa dikarenakan konsumsi alkohol secara berlebihan. Namun, di tahun 2014 kasus kematian karena kanker yang dialami wanita disebabkan oleh obesitas dengan persentase sebesar 7,8%.
— Cari Tahu Lebih Banyak Info “Penyakit Kanker Pada Wanita” di Indonesia —
Pencapaian Kementerian Kesehatan RI dalam Menangani Penyakit Kanker
Pada tanggal 4 Februari 2018 Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI – dr. M. Subuh menyampaikan informasi penting sehubungan dengan pencapaian yang telah dicapai selama tahun 2017. Di hari kanker sedunia ini dr. Subuh menyampaikan bahwa KEMENKES telah berhasil melakukan deteksi dini terhadap serangan kanker pada wanita sebanyak 3,1 juta.
Deteksi dini merupakan hal penting guna meningkatkan kemungkinan hidup penderitanya. Jika hal ini diketahui sejak dini, maka pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin. Diharapkan ini mampu menekan angka kematian karena kanker pada wanita.
Pada puncak acara menyambut hari kanker sedunia ini Menteri Kesehatan Republik Indonesia – Ibu Nila Moeloek menyampaikan himbauan kepada setiap wanita agar melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks yang bisa dilakukan di puskesmas.
Beberapa orang mungkin merasa malu atau takut saat harus melakukan pemeriksaan dini. Namun, hal ini harus dilakukan guna menanggulangi kanker dan mencegah penyebaran kanker yang mengganas kapan saja. Ada yang berpikir bahwa deteksi dini kanker serviks itu mahal, namun jika dilakukan di puskesmas ternyata relatif murah. – Sumber: ‘depkes.go.id’
Pentingnya bagi masyarakat untuk sadar dan mau melakukan pemeriksaan medis guna meningkatkan kehidupan masyarakat yang sehat dan bahagia. Melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan sejak dini merupakan hal yang murah dan mudah untuk dilakukan.
Biaya pengobatan cenderung membengkak saat penyakit bertambah parah dan mencapai stadium lanjut yang tidak mudah pulih. Oleh karena itu, saatnya bagi Anda dan anggota keluarga untuk melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh. Sehingga Anda dan keluarga dapat tetap sehat dan menikmati kehidupan dengan baik.
Pernyataan Dokter Soal Kemungkinan Sembuh dari Penyakit Kanker
Apa kata dokter soal kemungkinan sembuh dari penyakit kanker di Indonesia? Dr dr Andhika Rachman, SpPD, adalah seorang dokter ahli kanker yang bekerja di Rumah Sakit Dharmais. Berikut penjelasannya kepada salah satu situs berita ‘detik.com’.
“Hampir semua jenis kanker sulit untuk disembuhkan apabila sudah mencapai stadium lanjut. Namun untuk jenis limfoma hodgkin ini masih dapat disembuhkan. Lain halnya jika kanker masih dalam stadium 1. Maka penyembuhan relatif bisa dilakukan dengan pengangkatan kanker ataupun penyinaran”.
Pada stadium 1, kemungkinan untuk dapat bertahan hidup cukup besar, yaitu 90% selama kurang lebih 5 tahun. Saat mencapai stadium 2, kemungkinan bertahan hidup menurun sampai 70%. Hingga akhirnya mencapai 20% pada stadium lanjut. Jika mencapai stadium lanjut, kanker sulit untuk disembuhkan dan bahkan dapat menyerang kembali.
Sayangnya ada beberapa jenis kanker yang baru diketahui saat mencapai stadium 4. Bila tanpa pengobatan penderita kanker stadium lanjut hanya dapat bertahan hidup antara 3 bulan hingga 20 bulan saja. Bagaimana dengan anak-anak?
— Cari Tahu Lebih Banyak Info “Penyakit Kanker Pada Anak” di Indonesia —
Pernyataan Dokter Soal Penggunaan Herbal untuk Penyakit Kanker
Apa kata dokter soal penggunaan herbal untuk penyakit kanker di Indonesia? dr Aldrin Neilwan. P, MD. MARS, M.Biomed, M.Kes, SpAK, adalah Kepala Unit Complementary Alternative Medicine (CAM) yang bekerja di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Berikut penjelasannya kepada salah satu situs berita ‘detik.com’.
“Perlu diketahui bahwa penggunaan herbal ialah sebagai pendukung pengobatan kanker yang dijalani. Herbal juga harus melalui proses penelitian dan bahan baku hendaknya terdaftar di BPOM, serta memiliki data keamanan dan telah lulus melalui seleksi penelitian farmasi”.
Setidaknya ada 2 jenis herbal yang sering dicari orang dalam membantu proses pemulihan diri dari serangan kanker, yaitu; Noni Juice dan Sarang Semut Papua. Noni Juice merupakan produk olahan sari buah mengkudu (Morinda Citrifolia) yang mengandung senyawa bermanfaat. Senyawa ini dapat membantu memperbaiki sel darah yang dipengaruhi oleh pengaruh radikal bebas.
Bagaimana cara kerjanya? Konsumsi Noni Juice dapat membantu pankreas guna menguras sel-sel abnormal semaksimal mungkin. Setelah itu, sel-sel yang rusak akan diperbaiki, sehingga fungsi organ tubuh dapat terbebas dari sel kanker.
Sarang Semut Papua merupakan tanaman asli pedalaman Papua yang sudah lama dikenal dalam membantu tubuh untuk memulihkan diri dari serangan kanker dan menumpas keberadaan sel abnormal. Tidak semua jenis Sarang Semut dinyatakan dapat mengobati kanker, mengingat hanya ada 3 jenis yang bermanfaat bagi kesehatan.
Salah satunya ialah Myrmecodia Pendans, yang telah melalui beragam pengujian secara klinis. Senyawa kimia dalam Sarang Semut mampu menghambat proses penyebaran kanker dan memudahkan dokter untuk menyingkirkan sel kanker.
— Cari Tahu Lebih Banyak Info “Sarang Semut” di Indonesia —
Demikianlah informasi lengkap mengenai penyakit kanker di Indonesia. Dalam artikel ini Anda telah melihat berapa banyak orang yang mengalami penyakit kanker di Indonesia. Seberapa besar kemungkinan untuk sembuh dari penyakit kanker. Serta, bagaimana penyakit kanker dapat diatasi, hingga alternatif pengobatan yang dapat membantu penderita kanker untuk pulih kembali. Bagaimana dengan hari kanker sedunia 2019 di Indonesia?