Penyakit rematik identik dengan gejala-gejala seperti nyeri, bengkak, dan kaku di sendi-sendi. Jika kita khawatir dengan kondisi persendian kita yang sering terasa tidak nyaman, cobalah cari tahu apa saja gejala rematik ini.
Pahami juga tentang penyebab rematik yang mungkin terjadi pada diri kita. Dan jangan lupa, cari tahu cara mengobati rematik secara alami di bagian akhir artikel ini. Dua bahan alami ini manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah.
Apa Pengertian Rematik?
Penyakit rematik (rheumatoid arthritis) adalah penyakit artritis autoimun. Sistem kekebalan kita, yang semestinya menyerang benda-benda asing seperti bakteri dan virus, justru keliru menyerang persendian kita. Kekeliruan itu mengakibatkan peradangan yang membuat jaringan pelapis bagian dalam sendi (sinovium) mengalami penebalan, sehingga terjadilah bengkak dan nyeri di sekitar sendi.
Bila peradangan terus terjadi, itu akan merusak kartilago—jaringan elastis yang melindungi ujung-ujung tulang pada setiap sendi—juga merusak tulang itu sendiri. Seiring waktu, kartilago semakin menipis dan akan habis, dan jarak sendi antara tulang-tulang akan menyempit.
Persendian bisa menjadi longgar, tidak stabil, terasa sakit, dan ruang geraknya terbatas. Sendi juga bisa menjadi cacat dan kondisinya tidak dapat pulih kembali.
Bahkan penyakit rematik juga dapat berdampak pada sistem-sistem tubuh kita, misalnya sistem kardiovaskular (jantung & pembuluh darah) atau sistem pernapasan. Jika sudah begitu, maka dinamakan penyakit sistemik. Sistemik artinya ‘seluruh tubuh’.
Perbedaan Rematik dan Asam Urat
Gejala rematik kadang mirip dengan gejala asam urat. Tetapi keduanya adalah penyakit yang berbeda dan tetap ada perbedaan gejala dari keduanya. Penyebab dan cara mengobati rematik pun berbeda dengan penyakit asam urat.
Gejala Rematik VS Gejala Asam Urat
Gejala rematik awal dapat muncul tiba-tiba di banyak persendian atau muncul secara bertahap di beberapa persendian dan menimbulkan rasa sakit serta nyeri. Awalnya sendi-sendi yang terkena yaitu buku-buku jari, sendi tengah jari-jari, pergelangan tangan, dan sendi di pangkal jari kaki.
Gejala asam urat biasanya diawali dengan rasa sakit luar biasa dan bengkak di jempol kaki. Serangan selanjutnya dapat terjadi di sendi-sendi lain, terutama di kaki dan lutut. Jika sudah kronis, asam urat dapat menyerang banyak sendi, termasuk tangan, tapi ini butuh waktu beberapa tahun.
Penyebab Rematik VS Penyebab Asam Urat
Penyebab rematik adalah kelainan pada sistem kekebalan yang keliru menyerang persendian sendiri. Sampai sekarang masih belum jelas apa penyebab dari kelainan itu, tetapi penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, hormon, dan lingkungan mungkin berpengaruh.
Penyebab asam urat adalah kelebihan kadar asam urat di dalam darah, yaitu kondisi yang disebut hiperurikemia. Naiknya kadar asam urat itu bisa dipicu oleh konsumsi makanan yang mengandung banyak purin, misalnya daging jeroan dan seafood.
Cara Mengobati Rematik VS Cara Mengobati Asam Urat
Cara mengobati rematik ialah dengan berupaya mengurangi peradangan yang terjadi, meringankan gejala-gejalanya, serta mencegah kerusakan pada sendi dan organ yang terpengaruh.
Cara mengobati asam urat yaitu dengan menormalkan kembali kadar asam urat dalam darah serta berupaya mengurangi rasa sakit dan peradangan yang terjadi. Meski kadang-kadang obat yang digunakan sama, namun strategi pengobatan rematik berbeda dengan pengobatan untuk asam urat.
Seperti Apa Gejala Rematik?
Pada tahap awal, gejala rematik yang dirasakan mungkin adalah kemerahan dan rasa sakit di persendian. Berikut adalah tanda-tanda rematik yang perlu diperhatikan:
- Bengkak: ini karena lapisan sinovium yang melapisi sendi mengalami penebalan.
- Rasa kaku: sendi yang mengalami peradangan akan terasa kaku dan sulit digerakkan. Gejala rematik ini terutama dirasakan di pagi hari atau setelah tidak bergerak dalam waktu lama. Rasa kaku bisa terasa selama 30 menit hingga berjam-jam.
- Rasa sakit atau nyeri: kartilago dan tulang di sendi tersebut akan semakin lemah. Sendi tidak lagi stabil dan ini menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada area sendi tersebut.
- Kemerahan: area sendi terasa hangat dan tampak memerah karena peradangan yang terjadi.
Rasa nyeri, bengkak, atau kaku biasanya terjadi di lebih dari satu sendi dan dialami selama 6 minggu atau lebih. Di samping terasa nyeri sendi, ciri-ciri rematik lainnya yaitu rasa lelah, hilang selera makan, dan demam ringan. Dan gejala rematik sifatnya kambuh-kambuhan.
Gejala Rematik pada Jangka Waktu Flare
Ada suatu jangka waktu dimana penyakit rematik menyebabkan peradangan yang lebih besar sehingga menimbulkan gejala-gejala rematik yang lainnya. Jangka waktu itu disebut flare (suar) dan dapat berlangsung selama berhari-hari hingga berbulan-bulan.
Pada jangka waktu dimana peradangan menjadi lebih besar, akan timbul masalah di berbagai bagian tubuh. Berikut adalah gejala rematik sudah menimbulkan masalah pada bagian tubuh lain:
- Mata: terasa kering, sakit, kemerahan, sensitif pada cahaya, dan gangguan penglihatan
- Mulut: terasa kering dan iritasi atau infeksi pada gusi
- Kulit: benjolan-benjolan kecil di dalam kulit (nodul reumatoid)
- Paru-paru: peradangan dan jaringan parut di paru-padu yang bisa menyebabkan sesak napas
- Pembuluh darah: peradangan di pembuluh darah yang bisa menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf, kulit, atau organ lainnya
- Darah: anemia, yaitu kekurangan kadar sel darah merah
Apa Saja Penyebab Rematik?
Meskipun masih belum jelas dimengerti oleh para ahli, namun sudah diketahui bahwa penyebab rematik berkaitan dengan kelainan pada sistem kekebalan yang salah menyerang persendian lalu menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi. Berikut adalah proses terjadinya penyakit rematik:
- Sistem kekebalan mengalami kelainan sehingga menyerang lapisan sinovium yang melapisi persendian,
- Serangan tersebut menyebabkan peradangan yang membuat sinovium mengalami penebalan,
- Bila terus terjadi, peradangan akhirnya merusak kartilago dan tulang di sendi tersebut,
- Otot tendon dan ligamen yang menahan sendi tersebut akan melemah dan melonggar,
- Pada akhirnya sendi akan kehilangan bentuk dan posisinya secara bertahap.
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kelainan sistem kekebalan itu, tetapi penelitian memperlihatkan bahwa itu mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon, infeksi, atau faktor-faktor lainnya. Berikut adalah penjelasan dari beberapa faktor penyebab rematik:
Hormon:
Ada lebih banyak wanita yang mengidap rematik daripada pria. Jadi hormon-hormon wanita mungkin berpengaruh pada penyakit ini. Contohnya, beberapa wanita mengalami gejala rematik yang kambuh-kambuhan sewaktu mereka hamil. Gejala rematik mereka berkurang saat sedang hamil, tapi kembali memburuk setelah melahirkan.
Ibu menyusui juga kadang mengalami gejala rematik yang lebih berat, mungkin karena peningkatan hormon di dalam tubuh mereka. Wanita yang minum pil KB juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami rematik.
Infeksi Bakteri:
Infeksi bakteri dapat menyebaban peradangan yang memicu penyakit rematik. Penelitian menemukan bahwa lapisan sinovium yang melapisi sendi dapat terinfeksi bakteri. Jurnal “Researchers Add to Evidence That Common Bacterial Cause of Gum Disease May Drive Rheumatoid Arthritis” bahkan menjelaskan bahwa bakteri penyebab radang gusi dapat memicu penyakit rematik.
Ada kaitan antara infeksi Aggregatibacter actinomycetemcomitans (bakteri pemicu penyakit gusi) dengan produksi lebih besar protein yang memicu penyakit rematik. Namun bakteri ini bukanlah penyebab tunggal penyakit rematik.
Infeksi Virus:
Infeksi virus juga dikaitkan dengan penyebab rematik. Menurut Cleveland Clinic, penderita penyakit rematik umumnya memiliki kadar tinggi antibodi virus Epstein-Barr. Virus ini adalah penyebab penyakit mononukleosis. Virus-virus lain yang dicurigai dapat menimbulkan infeksi penyebab rematik yaitu retrovirus dan pavovirus B19.
Merokok:
Merokok bisa memicu rematik, memperparah gejala-gejala rematik, dan mengurangi keefektifan pengobatan rematik. Penelitian yang diulas di jurnal “Cigarette smoking and risk of rheumatoid arthritis: a dose-response meta-analysis” menemukan bahwa merokok sesekali bahkan dapat meningkatkan risiko terkena rematik. Dan meski sudah berhenti merokok, risiko seorang mantan perokok juga masih lebih besar daripada orang yang tidak pernah merokok.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGKegemukan:
Menurut situs Arthritis Foundation, kira-kira 2/3 penderita rematik adalah orang yang kegemukan. Di dalam tubuh, lemak dapat melepaskan protein-protein yang bisa memicu peradangan. Protein tersebut disebut sitokin, dan sitokin juga dilepaskan oleh sendi-sendi yang mengalami peradangan. Berarti semakin gemuk seseorang, semakin berat juga gejala rematik yang dialaminya.
Cedera:
Jurnal “The onset of rheumatoid arthritis following trauma” menjelaskan bahwa cedera dapat memicu peradangan yang akhirnya menyebabkan rematik. Cedera tersebut misalnya: retak/patah tulang, dislokasi sendi atau sendi bergeser, atau kerusakan otot ligamen. Namun cedera bukanlah penyebab rematik secara langsung, melainkan hanya pemicu terjadinya peradangan yang suatu saat dapat menyebabkan rematik.
Faktor Genetik:
Sekitar 50% kasus penyakit rematik dipicu faktor genetik. Ada bukti bahwa risiko penyakit rematik dapat diwariskan dalam keluarga. Menurut situs Arthritis Foundation, seorang yang memiliki HLA genetic marker punya risiko 5 kali lebih besar untuk menderita penyakit rematik. Gen-gen lain yang dikaitkan dengan penyebab rematik adalah PTPTN22, STAT4, TRAF1 dan C5.
Penyebab rematik ada kaitannya dengan faktor-faktor seperti merokok, kegemukan, cedera, dan infeksi. Itu artinya kita setidaknya bisa mengurangi risiko kita untuk terkena penyakit rematik bila berhenti merokok, menjaga berat badan, mencegah infeksi bakteri atau virus, dan segera mengobati cedera di sekitar sendi.
Penyebab Rematik di Usia Muda
Penyakit rematik biasanya tidak terjadi di usia muda. Namun ada orang muda, bahkan anak-anak, yang mengalami penyakit rematik. Penyebab rematik di usia muda adalah penyakit juvenile rheumatoid arthritis (JRA). Sama seperti rematik biasa, penyakit JRA disebabkan oleh kelainan sistem kekebalan tubuh. Dan gejala rematik JRA juga mirip dengan gejala rematik biasa.
Bagaimana Cara Mengobati Rematik?
Tujuan dari pengobatan rematik ialah untuk: menghentikan peradangan, meringankan gejala-gejala rematik, mencegah kerusakan pada sendi dan organ terdekat, memulihkan fungsi fisik dan kebugaran, serta mencegah komplikasi jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, para dokter biasanya mengikuti cara mengobati rematik berikut:
- Perawatan yang agresif sejak awal: Tujuannya untuk menghentikan atau mengurangi peradangan secepat mungkin.
- Mengupayakan remisi: Bila peradangan berhasil dihentikan, maka remisi bisa diperoleh. Remisi berarti masa waktu dimana tidak ada atau hanya sedikit gejala-gejala rematik.
- Pengendalian secara ketat: Mengupayakan tingkat aktivitas penyakit rematik agar serendah mungkin. Penelitian memperlihatkan bahwa pengendalian rematik secara ketat dapat mencegah atau memperlambat kerusakan pada sendi.
Obat Medis untuk Penyakit Rematik
Berdasarkan cara mengobati rematik di atas, dokter biasanya meresepkan dua jenis obat: obat untuk meringankan gejala rematik dan obat untuk memperlambat aktivitas penyakit rematik.
Obat untuk meringankan gejala rematik adalah NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug), antara lain ibuprofen, ketoprofen, naproxen sodium, dan COX-2 inhibitor. Sedangkan obat untuk memperlambat progres rematik antara lain kortikosteroid dan DMARD (disease-modifying antirheymatic drug).
Operasi untuk Penyakit Rematik
Operasi sangat jarang dilakukan untuk cara mengobati rematik, tapi mungkin ini penting bagi pasien yang menderita kerusakan permanen pada area sendi atau sekitarnya. Operasi penggantian sendi (joint replacement) bisa mengurangi rasa sakit dan mengembalikan fungsi sendi-sendi yang rusak akibat rematik.
Operasi ini akan mengganti bagian-bagian sendi yang rusak dengan metal dan plastik. Yang paling sering adalah operasi penggantian pinggul dan lutut. Bagian sendi-sendi lainnya juga dapat diganti misalnya pergelangan kaki, bahu, pergelangan tangan, atau siku.
Cara Mengobati Rematik secara Alami
Selain mengandalkan pengobatan medis, ada juga cara mengobati rematik secara alami yang bisa membantu. Setidaknya ada dua bahan alami yang manfaatnya telah terbukti secara ilmiah: Jahe dan Noni juice.
Jahe
Jahe dapat dimanfaatkan dalam cara mengobati rematik secara alami. Jahe sanggup mengurangi nyeri sendi serta peradangan penyebab rematik. Rempah ini memiliki kemampuan anti-inflamasi yang mirip dengan yang dimiliki obat ibuprofen dan COX-2 inhibitor. Kedua obat medis itu sering diresepkan untuk mengurangi gejala-gejala rematik.
Rempah ini juga menekan leukotriene (molekul pemicu peradangan) dan menon-aktifkan gen-gen pemicu peradangan tertentu. Kesanggupannya itu membuat jahe berpotensi lebih ampuh daripada obat penghilang rasa sakit biasa.
Situs Arthritis Foundation mengulas tentang penelitian in vitro menggunakan ekstrak jahe bernama Eurovita Extract 77. Hasilnya didapati bahwa ekstrak jahe mampu mengurangi reaksi peradangan pada sel-sel sinovium yang terkena rematik, bahkan kemampuannya itu sama efektifnya dengan obat steroid. Obat steroid biasa diresepkan untuk mengatasi peradangan.
Penelitian juga secara spesifik membuktikan manfaat jahe untuk pengobatan rematik. Dalam satu uji coba pada lebih dari 200 pasien, ekstrak jahe dibuktikan dapat meringankan gejala nyeri sendi yang dirasakan setelah berdiri dan berjalan.
Cara Mengobati Rematik dengan Jahe:
Siapkan kira-kira sepotong jahe yang masih segar berukuran 1,5 cm. Kupas lalu kunyah jahe di pagi hari saat perut masih kosong. Terus lakukan ini setiap hari untuk membantu mengurangi nyeri sendi.
Catatan: Jika tidak tahan mengunyah jahe, cobalah tumbuk jahe sampai halus. Lalu tambahkan sedikit madu dan minumlah dengan air.
Noni Juice
Noni juice dikenal sebagai salah satu herbal yang baik untuk mengatasi peradangan. Sebagian dari penyebab rematik adalah peradangan pada lapisan sinovium yang melapisi sendi-sendi. Peradangan itulah yang menjadi penyebab rematik menimbulkan gejala-gejala semacam nyeri dan bengkak di sendi.
Jika Noni juice sanggup mengatasi peradangan di sinovium, itu artinya gejala-gejala rematik pun dapat lebih dikendalikan dan dikurangi kekambuhannya. Kemampuan herbal Noni untuk peradangan telah diulas dan dibuktikan dalam jurnal ilmiah berjudul “Antiinflammatory Constituents in Noni (Morinda citrifolia) Fruits.”
Cara Mengobati Rematik dengan Noni Juice:
Ada pengalaman dari seorang penderita rematik yang mengonsumsi Noni juice selama kurang-lebih 1 bulan. Ia meminum herbal ini dengan dosis 2 x 30 ml/hari, diminum 30 menit sebelum makan pagi dan 30 menit sebelum makan malam, lalu minum segelas air setelahnya.
Di hari ketiga setelah rutin minum Noni juice, ia sudah merasa cukup baik dan mulai mencoba mengurangi dosis obat celecoxib (jenis obat COX-2 inhibitor) yang biasa diminumnya. Ia mendapati bahwa herbal ini sanggup memberikan efek yang sama dengan obat tersebut, dimana gejala rematiknya tetap terkendali, meski dosis obat itu dikurangi.
Bahkan akhirnya ia hanya minum obat celecoxib pada saat gejala rematiknya sedang parah, itu pun hanya setengah dosis semula. Pengalaman seperti ini setidaknya memberi harapan bagi para penderita rematik yang selama ini terus bergantung pada obat.
Di samping cara mengobati rematik di atas, seorang penderita rematik juga dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah lain guna mengendalikan kekambuhan gejala rematik. Langkah-langkah itu diantaranya: olahraga aerobik yang ringan seperti jalan kaki dan renang, serta mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan antioksidan.
Demikianlah ulasan penyakit rematik. Kini kita sudah tahu seperti apa gejala rematik, apa saja faktor penyebab rematik, dan bagaimana cara mengobati rematik secara alami maupun medis. Semoga informasi ini membuat kita lebih peduli terhadap kesehatan sendiri maupun keluarga tercinta. Nantikan juga ulasan menarik lain seputar kesehatan dan pengobatan alami hanya di Deherba.com.