Apakah Anda seorang penyuka binatang? Jika ya, kemungkinan Anda memelihara satu atau beberapa hewan di rumah Anda. Mungkin kucing, anjing, hamster, atau hewan yang lebih eksotis seperti kura-kura bahkan ular? Ada banyak manfaat dari memelihara binatang, misalnya mereka bisa menjadi teman yang baik dan mengurangi stres Anda.
Sayangnya, ada risiko penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan. Sejumlah kuman penyebab penyakit—mulai dari bakteri hingga jamur dan virus—dapat ditularkan dari hewan kesayangan kepada Anda.
Anda mungkin sudah sadar dengan risiko itu, dan tidak masalah dengannya. Tapi akan lebih berbahaya bagi orang-orang lain yang tinggal bersama Anda, termasuk orang tua yang sudah lansia, anak yang masih terlalu kecil, wanita yang sedang hamil, dan orang-orang lain yang punya kekebalan yang lemah. Mereka rentan dan bisa mengalami akibat penyakit dari hewan ke manusia yang lebih buruk.
Untuk membantu Anda lebih waspada dan berupaya mengurangi risiko tertular penyakit dari hewan ke manusia, artikel ini akan mengupas 10 penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan.
Kurap dari Anak Anjing & Anak Kucing
Hewan yang masih kecil lebih mungkin untuk menularkan penyakit ini kepada manusia. Kurap (ringworm) disebabkan oleh jamur dan menimbulkan gejala berupa ruam melingkar bersisik dan memerah pada kulit atau bagian botak di kulit kepala. Beberapa hewan peliharaan yang sudah besar, biasanya kucing, sering kali bahkan tidak menunjukkan gejala kurap.
Tapi Anda bisa dengan mudah ketularan kurap dengan menyentuh hewan yang terinfeksi atau bahkan menyentuh selimut atau handuk yang dipakainya. Jamur penyebab kurap juga ada di tanah kebun dimana kucing dan anjing mungkin buang air besar atau kecil.
Jika Anda terkena kurap, Anda bisa menggunakan salep anti-jamur topikal, yang mengandung miconazole, misalnya. Dalam kasus kurap yang lebih parah, dokter dapat meresepkan obat anti-jamur oral (yang diminum).
Tips Pencegahan Kurap:
Cara terbaik mencegah penyakit dari hewan ke manusia ini adalah dengan mencuci tangan segerea setelah menyentuh hewan peliharaan Anda. Selain itu, Anda juga disarankan memakai sarung tangan saat akan berkebun.
Infeksi Cacing Gelang, Cacing Tambang, dan Cacing Pita
Sebagian besar anak anjing dan anak kucing dilahirkan dengan cacing gelang. Itu sebabnya mereka perlu melakukan pengetesan dan perawatan secara rutin. Telur cacing gelang bisa bertahan hingga satu bulan di lingkungan yang lembap seperti pasir atau tanah tempat hewan peliharaan buang air besar atau kecil.
Jika Anda memegang pasir yang terkontaminasi lalu makan tanpa cuci tangan, Anda bisa menelan telur itu. Dalam kasus yang jarang terjadi, orang yang terinfeksi telur cacing gelang dapat mengalami gejala pada mata, jantung, paru-paru, bahkan saraf.
Toksokariasis viseral, penyakit yang dapat disebabkan oleh cacing gelang, dapat diobati dengan obat anti-parasit seperti albendazole atau mebendazole.
Cacing tambang pada hewan peliharaan, biasanya anjing dan kucing, dapat disebabkan oleh sejumlah parasit. Anda bisa terinfeksi jika larva cacing tambang dari tanah yang terkontaminasi menembus kulit. Infeksi biasanya sembuh dengan sendirinya, atau Anda mungkin harus mengonsumsi obat anti-parasit.
Cacing pita dapat menular dari kutu ketika hewan peliharaan merawat dirinya sendiri dan menelan kutu yang terinfeksi. Hewan itu kemudian bisa menginfeksi seseorang, meskipun risikonya rendah.
Jika kulit Anda bersentuhan dengan dubur dari hewan peliharaan, mereka bisa menularkannya kepada Anda. Anda mungkin mengalami gejala gangguan pencernaan dan penurunan berat badan.
Tips Pencegahan Infeksi Cacing:
Anda bisa mencegah infeksi cacing tambang dengan tidak berjalan tanpa alas kaki atau duduk di tanah atau pasir yang terkontaminasi. Cara terbaik untuk menghindari cacing pita adalah dengan mengendalikan kutu di rumah Anda. Pastikan kucing atau anjing Anda menggunakna obat pencegah kutu.
Dan pastikan saat memiliki hewan peliharaan baru, periksakanlah ke dokter hewan dan diberi obat cacing jika perlu. Bersihkan hewan peliharaan anda, masukkan semua sampah ke dalam kantong plastik dan buang ke tempat sampah.
Salmonellosis dari Reptil
Salmonellosis adalah penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan reptil, seperti ular dan kadal. Selain itu, kura-kura dan iguana juga menjadi sarang bakteri penyebab penyakit ini, yaitu bakteri salmonella.
Penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada hewan, tapi dapat membuat manusia sangat sakit karena diare, demam, dan kram yang berlangsung sekitar seminggu. Lembaga kesehatan CDC memperingatkan agar tidak memelihara kura-kura di rumah jika Anda punya anak kecil atau ada orang tua yang sudah lansia di rumah, karena risiko salmonellosis.
Tips Pencegahan Salmonellosis:
Mintalah dokter hewan untuk memeriksa reptil peliharaan Anda setahun sekali untuk memastikan tidak ada bakteri salmonella. Cuci tangan Anda secara menyeluruh setiap kali memegang hewan peliharaan atau memasukkan sesuatu ke dalam kandangnya. Jangan bersihkan kandang reptil di wastafel dapur, dimana salmonella bisa bersentuhan dengan makanan dan piring.
Dan pastikan sayuran yang Anda beli untuk memberi makan reptil dicuci tiga kali. Jika Anda memberi makan reptil dengan sayuran yang tidak dicuci bersih, bisa jadi masih ada bakteri salmonella. Juga, jika Anda membawa seorang anak ke kebun binatang, pastikan dia benar-benar mencuci tangannya sebelum pulang.
Psittacosis dari Burung & Unggas
Burung beo, parkit, merpati, bebek, dan ayam peliharaan Anda bisa terinfeksi bakteri yang disebut Chlamydophila psittaci dan dapat menularkannya kepada Anda. Orang dapat tertular penyakit dari hewan ke manusia ini jika menghirup kotoran kering dari burung yang terinfeksi, meskipun burung itu sendiri mungkin tidak tampak sakit.
Gejala yang mungkin Anda alami termasuk demam, menggigil, nyeri otot, dan batuk kering. Dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik seperti tetracycline atau doxycycline.
Tips Pencegahan Psittacosis:
Berhati-hatilah saat membersihkan kandang burung agar tidak menghamburkan kotorannya. Jika Anda memberishkan di area yang tidak berventilasi baik, Anda mungkin harus memakai masker. Pastikan lapisan kandang dibersihkan setiap hari, dan pakai sarung tangan saat Anda menangani barang-barang yang terkontaminasi kotoran burung.
Toksoplasmosis dari Kucing
Penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan kucing ini menular dari kotoran di kotak kotoran kucing (litterbox) atau tanah yang terkontaminasi. Parasit penyebabnya, toksoplasma, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang belum lahir. Jika seorang ibu hamil tertular parasit ini, hal itu bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGToksoplasmosis menyebabkan gejala seperti flu yang biasanya hilang dalam beberapa minggu, tapi parasit dapat terus hidup di dalam tubuh. Anda mungkin bisa sembuh meski tanpa pengobatan, atau mungkin Anda membutuhkan obat dari dokter seperti pyrimethamine, sulfadiazine, dan folinic acid.
Tips Pencegahan Toksoplasmosis:
Bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari dan selalu cuci tangan dengan sabun dan air setelahnya. Juga, cuci tangan setelah Anda bekerja di kebun atau di tanah apapun. Cobalah untuk menjaga kucing Anda tetap di dalam ruangan (kucing luar biasanya lebih rentan terkena toksoplasma), dan jangan biarkan mereka menggunakan halaman rumah Anda sebagai tempat buang air.
Infeksi Cakaran Kucing
Kalau kucing Anda memiliki kutu dan menggaruknya, lalu mencakar dan merusak kulit Anda, Anda bisa terinfeksi oleh bakteri yang disebut Bartonella henselae. Penyakit infeksi cakaran kucing dapat menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan perasaan tidak sehat secara umum—itu pasti sesuatu yang ingin Anda hindari. Kasus infeksi yang parah mungkin membutuhkan perawatan dari dokter.
Tips Pencegahan Infeksi Cakaran Kucing:
Jika Anda mendapat luka cakaran atau gigitan kucing, segera cuci dengan sabun dan air mengalir. Dan disarankan untuk memberi kucing peliharaan Anda obat kutu secara rutin setiap bulan.
Tuberkulosis Unggas dari Burung & Unggas
Burung dan unggas peliharaan dapat tertular tuberkulosis unggas (Mycobacterium avium complex) dan tidak menunjukkan gejala. Tetapi jika menyebar melalui udara dan ditularkan ke manusia, itu dapat menyebabkan gejala mirip TBC dan menyerang paru-paru. Untungnya, infeksi ini tidak terlalu umum.
Anda tidak mungkin untuk terserang tuberkulosis unggas kecuali Anda mengalami gangguan kekebalan. Namun jika sudah menginfeksi, infeksi ini sulit diobati dan sering kali kebal terhadap antibiotik. Ini adalah salah satu bentuk dari penyakit tuberkulosis, tetapi bukan jenis tuberkulosis yang umum pada manusia.
Tips Pencegahan Tuberkulosis Unggas:
Mencuci tangan adalah tindakan pencegahan terbaik yang bisa Anda lakukan. Selain itu, jangan membeli burung atau unggas yang diperdagangkan secara ilegal.
Rabies dari Anjing
Biasanya, penyakit yang menakutkan ini berasal dari hewan liar yang terinfeksi, seperti rakun, sigung, kelelawar, dan rubah. Dibawa dalam air liur, rabies dapat ditularkan ke anjing Anda jika dia pergi ke luar dan bertengkar dengan hewan yang terinfeksi. Jika dia digigit oleh hewan itu, dia bisa terkena rabies. Lalu rabies menjadi penyakit dari hewan ke manusia apabila anjing peliharaan Anda itu kemudian menggigit Anda.
Jika Anda digigit oleh hewan dan tidak diketahui apakah hewan itu sudah mendapat vaksin rabies atau belum, Anda mungkin perlu mendapat serangkaian suntikan rabies. Seseorang jarang bisa bertahan dari penyakit rabies begitu ia mengalmai gejala-gejala: penyakit seperti flu dan delirium, dan halusinasi.
Tips Pencegahan Rabies:
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini, yang hampir selalu berakibat fatal pada manusia, adalah dengan secara teratur memvaksinasi hewan peliharaan Anda terhadap rabies.
Leptospirosis dari Urin Hewan Peliharaan
Leptospira adalah bakteri yang ada dalam urin hewan terinfeksi seperti anjing, tikus, dan tupai. Ini dapat ditularkan ke manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan urin yang terkontaminasi. Bakteri dapat bertahan hidup di air dan tanah selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Jika anjing Anda bermain-main di halaman dimana ada urin yang mengandung bakteri, dan kemudian masuk ke rumah dan membersihkan cakarnya, Anda bisa terkena leptospirosis.
Gejala yang dialami orang yang terinfeksi termasuk demam, muntah, menggigil, dan ruam, yang dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak diobati. Penyakit ini bisa diobati, biasanya dengan antibiotik seperti doxycycline atau penicillin.
Tips Pencegahan Leptospirosis:
Penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan ini dapat dicegah dengan memvaksinasi hewan peliharaan Anda. Juga, lakukan tindakan pencegahan untuk menjauhkan hewan pengerat seperti tikus dari rumah dan halaman Anda.
Choriomeningitis Limfositik dari Hamster
Umumnya penyakit dari hewan ke manusia ini ditularkan oleh hewan pengerat. Choriomeningitis limfositik disebabkan oleh virus limfositik choriomeningitis. Jika Anda terkena urin, kotoran, atau bagian sarang dari hewan pengerat yang terinfeksi, Anda bisa tertular dan mungkin mengalami gejala seperti flu.
Kasus yang parah dapat menyebabkan ensefalitis dan berarti harus dibawa ke rumah sakit. Pada wanita hamil, infeksi dapat menular ke janin, dan telah dikaitkan dengan cacat bawaan dan keterbelakangan mental.
Hamster peliharaan dapat terinfeksi choriomeningitis limfositik dari tikus liar di toko hewan peliharaan, di peternak, atau di lingkungan rumah Anda.
Tips Pencegahan Choriomeningitis Limfositik:
Untuk mengurangi risiko Anda tertular, hindari kontak dengan tikus liar, dan lakukan tindakan untuk membersihkan rumah Anda dari tikus. Setiap kali Anda menangani hewan pengerat seperti tikus, hamster, atau marmut, pastikan untuk mencuci tangan dengan bersih setelahnya.
Itulah sejumah penyakit dari hewan ke manusia yang harus diwaspadai oleh para pencinta binatang. Khususnya yang harus lebih waspada adalah anak kecil, lansia, ibu hamil, atau orang yang memiliki gangguan kekebalan. Mereka perlu lebih mengupayakan langkah-langkah kebersihan yang ketat dalam hal perawatan hewan peliharaan.
Demikianlah artikel ini yang membahas tentang 10 penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga artikel-artikel menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.