Menurut WHO, angka kematian kanker serviks yang tinggi bisa ditekan melalui penyuluhan yang komprehensif atau menyeluruh. Bagaimana dengan di Indonesia? Dari data Globocan 2018, kanker serviks adalah penyakit kanker paling banyak kedua di Indonesia. Itu sebabnya dibutuhkan penyuluhan yang lebih baik lagi untuk membantu masyarakat paham tentang kanker serviks—bukan hanya tahu apa warna pita kanker serviks.
Kita semua sebenarnya punya peran dalam mencegah, atau setidaknya mengurangi risiko, kanker serviks. Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa segi penyuluhan yang perlu mendapat perhatian dari data kasus kanker serviks di Indonesia. Segi-segi penyuluhan tersebut antara lain: pencegahan, skrining, deteksi dini, dan pengobatan kanker serviks.
Data Kanker Serviks di Indonesia
Menurut WHO kanker serviks adalah kanker keempat di dunia yang paling sering diderita oleh wanita, dengan jumlah kasus baru 570 ribu pada tahun 2018. Kira-kira 90% kematian dari kanker ini terjadi di negeri-negeri yang berpenghasilan rendah dan menengah. Bagaimana dengan data kasus kanker serviks di Indonesia? Berikut fakta-fakta kunci dari laporan dari HPV Information Centre.
Fakta Kunci dari Data Kejadian Kanker Serviks di Indonesia
- Ada sekitar 469 kasus kanker serviks baru yang didiagnosis setiap tahun di Indonesia (perkiraan untuk 2018).
- Kanker serviks menempati urutan ke-2 sebagai penyebab utama kanker pada wanita di Indonesia.
- Kanker serviks adalah kanker pada wanita ke-2 yang paling banyak terjadi pada wanita berusia 15 – 44 tahun di Indonesia.
- Indonesia berada di peringkat pertama dengan jumlah kasus kanker serviks terbanyak se-Asia Tenggara.
Fakta Kunci dari Data Kematian Kanker Serviks di Indonesia
- Terjadi sekitar 279 kematian akibat kanker serviks setiap tahun di Indonesia (perkiraan untuk 2018).
- Kanker serviks menempari urutan ke-2 sebagai penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia.
- Kanker serviks adalah penyebab utama ke-2 kematian akibat kanker pada wanita berusia 15 – 44 tahun di Indonesia.
- Indonesia berada di peringkat pertama dengan angka kematian akibat kanker serviks terbanyak se-Asia Tenggara.
Melihat fakta-fakta kunci di atas, kita tentu prihatin dengan kejadian penyakit kanker ini di Indonesia. Jumlah kasusnya lebih banyak daripada di negara-negara lain di Asia Tenggara. Kanker ini juga cenderung menyerang wanita di usia produktif yaitu 15 – 44 tahun. Angka kematiannya yang tinggi juga menunjukkan bahwa kanker ini bersifat mematikan.
Kanker serviks merupakan salah satu momok terbesar di Indonesia, sehingga dibutuhkan penyuluhan agar masyarakat lebih sadar dan waspada terhadap bahaya penyakit ini. Segi penyuluhan pertama yang diperlukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan kanker serviks.
Penyuluhan Kanker Serviks: Pencegahan
Menurut WHO kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dicegah. Cara pencegahan terbaik ialah dengan mencegah kondisi-kondisi pra-kanker (yang mengarah pada kanker) dan mengatasinya jika sudah ada. Anda bisa mencegah kondisi-kondisi pra-kanker dengan melakukan ini:
- Mendapatkan vaksin HPV
- Melakukan pemeriksaan skrining, antara lain Pap smear dan tes HPV
- Tidak merokok
- Tidak berganti-ganti pasangan seks
- Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
Informasi lebih lengkap mengenai pencegahan kanker dapat dibaca di artikel: “Cara Mencegah Kanker Serviks”. Informasi mengenai vaksin HPV juga dapat dilihat di artikel: “Vaksin Kanker Serviks: Cegah Kanker Sejak Dini.”
Penyuluhan Kanker Serviks: Skrining
Skrining adalah pemeriksaan untuk mengecek apakah ada risiko kanker pada seseorang, meski belum timbul gejala apapun. Tujuan skrining yaitu untuk mendeteksi tanda-tanda pra-kanker yang bisa berubah jadi kanker jika tidak ditangani. Anda bisa melakukan skrining kanker serviks dengan pemeriksaan ini:
- Pap smear setiap 3 tahun sekali, bisa dilakukan secara rutin mulai usia 21 tahun.
- Tes HPV setiap 5 tahun sekali, bisa dilakukan jika sudah berusia di atas 30 tahun.
Tes Pap atau Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi perubahan-perubahan atau ketidaknormalan pada sel-sel di serviks. Sedangkan tes HPV adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus HPV, bukan ketidaknormalan sel-sel. Wanita di atas 30 tahun dianjurkan untuk melakukan Pap smear ditambah tes HPV untuk skrining kanker serviks.
Penyuluhan Kanker Serviks: Deteksi Dini
Cara terbaik untuk deteksi dini kanker serviks ialah dengan melakukan tes Pap secara teratur (yang dapat dikombinasikan dengan tes HPV). Jika Anda rutin melakukan tes Pap, maka Anda akan lebih mudah mengetahui sejak awal jika ada kondisi-kondisi pra-kanker pada serviks. Kondisi pra-kanker tersebut lebih mudah ditangani daripada kondisi yang sudah menjadi kanker.
Di samping tes Pap, Anda juga perlu mengetahui apa saja tanda dan gejala dari kanker serviks, sehingga Anda bisa secepatnya ke dokter begitu menyadari keberadaan tanda & gejala tersebut. Berikut adalah tanda & gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai:
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANG- Pendarahan tidak normal: Misalnya pendarahan setelah melakukan hubungan seks, pendarahan seperti menstruasi meski sudah menopause, keluar darah dari vagina di luar waktu menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih panjang atau berat dari biasanya.
- Keluar cairan tidak normal dari vagina: Cairan itu mungkin mengandung darah dan keluar di luar waktu menstruasi atau setelah menopause.
- Mengalami rasa sakit atau nyeri selama melakukan hubungan seks.
Jangan tunggu lama-lama, segera periksa ke dokter jika mengalami tanda & gejala di atas. Deteksi dini akan memperbesar peluang keberhasilan pengobatan dan dapat mencegah kondisi pra-kanker untuk berubah menjadi kanker.
Penyuluhan Kanker Serviks: Pengobatan
Metode pengobatan kanker serviks akan ditentukan berdasarkan stadium kanker saat didiagnosis. Faktor lain yang juga diperhitungkan yaitu letak kanker di dalam serviks, jenis kankernya, usia dan kondisi kesehatan, serta apakah pasien masih ingin punya anak atau tidak. Pilihan pengobatan yang umumnya diberikan oleh dokter yaitu: operasi, terapi radiasi, kemoterapi, terapi tertarget, dan imunoterapi.
Sebagaimana pada kebanyakan jenis kanker, tingkat keberhasilan pengobatan kanker serviks jauh lebih besar jika berhasil dideteksi di stadium awal. Tingkat harapan untuk kanker sering dilaporkan dalam “tingkat ketahanan hidup 5 tahun”. Berikut adalah tingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk kanker serviks:
- Stadium 1: 80 – 93%
- Stadium 2: 58 – 63%
- Stadium 3: 32 – 35%
- Stadium 4: 15 – 16%
Perlu diketahui bahwa tidak banyak pasien kanker yang sanggup bertahan lebih dari 5 tahun. Jadi bila seorang pasien dapat melewati 5 tahun, maka bisa dianggap pengobatannya cukup berhasil. Tetapi ingatlah bahwa itu hanyalah perhitungan rata-rata, jadi tidak bisa diaplikasikan pada setiap penderita kanker serviks.
Upaya Penyuluhan & Pita Kanker Serviks
Pita kanker adalah simbol yang digunakan untuk menyebarkan kesadaran dan kepedulian orang-orang terhadap kasus kanker. Warna pita untuk melambangkan kanker serviks adalah teal & putih. Bulan yang dikhususkan untuk aksi peduli kanker serviks ialah bulan Januari.
Jadi setiap bulan Januari selalu ada beragam aksi, kampanye, dan kegiatan lain yang memakai pita warna teal & putih untuk memberikan penyuluhan kanker serviks kepada masyarakat awam. Tentunya ini adalah cara yang bagus agar semakin banyak orang yang menaruh rasa peduli kepada para pasien kanker. Namun yang dibutuhkan bukan hanya rasa peduli atau kasihan saat melihat pita kanker serviks.
Kita masing-masing juga perlu berupaya untuk waspada dan mencegah penyakit ini. Mulailah dari yang sederhana dulu, yaitu dengan mempelajari penyebab, pencegahan, dan gejala dari kanker serviks. Anda bisa memulainya dari membaca artikel ini: “Kanker Serviks: Info Lengkap bagi Anda yang Peduli Kesehatan.”
Kesimpulan: Penyuluhan Kanker Serviks Sebaiknya Menyeluruh
Menurut WHO, penyuluhan untuk menekan angka kejadian dan kematian kanker serviks sebaiknya dilakukan secara komprehensif atau menyeluruh. Peningkatan kesadaran, vaksinasi, skrining, pengobatan, dan perawatan paliatif dibutuhkan untuk meningkatkan kontrol atas kasus kanker serviks.
Hampir semua dari kematian akibat kanker serviks sebenarnya bisa dihindari apabila setiap pasien memperoleh tindakan preventif dan penanganan yang tepat. Tindakan tersebut mencakup vaksin HPV, skrining serviks, dan pengobatan untuk kondisi-kondisi pra-kanker.
Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang penyuluhan kanker serviks. Semoga inforamsi ini menambah kesadaran Anda terhadap pentingnya upaya pencegahan dan penanganan kanker serviks. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lainnya seputar penyakit kanker dan masalah kesehatan lain hanya di Deherba.com.