Kehamilan merupakan salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Tentunya seorang ibu akan berusaha untuk menjaga kehamilannya selalu sehat. Tapi sayangnya ada sejumlah kondisi yang bisa menimbulkan masalah, salah satunya preeklamsia pada ibu hamil. Ini adalah komplikasi yang paling umum terjadi saat kehamilan.
Preeklamsia pada saat hamil bisa membahayakan kesehatan ibu maupun bayi di kandungannya. Akan tetapi kondisi ini bisa dicegah dan diatasi dengan baik apabila sang ibu secara teratur periksa ke dokter kandungan.
Dalam artikel ini akan dijelaskan tiga hal utama mengenai kondisi preeklampsia: ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil, penyebab preeklamsia pada saat hamil, dan cara mencegah preeklampsia.
Apa Itu Preeklamsia?
Preeklamsia adalah komplikasi selama kehamilan yang dicirikan dengan tekanan darah tinggi dan tanda adanya kerusakan pada sistem organ lain, seringnya pada hati dan ginjal. Preeklamsia umumnya mulai terjadi setelah 20 minggu kehamilan pada ibu hamil yang tekanan darahnya sebelumnya normal.
Jika dibiarkan tidak diatasi, kondisi ini bisa berakibat komplikasi serius—bahkan fatal—pada ibu maupun bayi di kandungannya. Seorang ibu hamil yang memiliki preeklamsia kemungkinan dianjurkan untuk segera menjalani persalinan. Dan setelah persalinan, mungkin butuh waktu bagi sang ibu untuk pulih.
Tetapi jika usia kandungan masih terlalu muda untuk menjalani persalinan, maka sang ibu harus bekerja sama dengan dokter untuk berupaya mencegah komplikasi serius pada sang ibu maupun bayi di kandungannya.
Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil
Preeklamsia pada saat hamil kadang bisa terjadi tanpa gejala. Tekanan darah mungkin naik secara perlahan, atau mungkin tiba-tiba naik. Karena itu penting untuk memantau tekanan darah Anda selama kehamilan, karena tanda preeklamsia pada ibu hamil yang pertama biasanya adalah kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah yang melebihi 140/90 mm H atau lebih besar – terjadi pada dua waktu berbeda, setidaknya berjarak empat jam – sudah dianggap gejala yang tidak normal.
Selain itu perhatikan juga ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil lainnya:
- Keleihan protein pada urin (proteinuria) atau tanda-tanda lain dari masalah ginjal
- Sakit kepala yang berat
- Perubahan pada penglihatan, misalnya kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitif terhadap cahaya
- Sakit perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan
- Jumlah urin yang keluar berkurang
- Kadar trombosit dalam darah menurun (trombositopenia)
- Gangguan fungsi hati
- Sesak napas, akibat cairan di paru-paru
Ada juga gejala dimana berat badan tiba-tiba naik dan pembengkakan (edema), terutama di wajah dan tangan. Tetapi karena dua gejala itu biasa dialami selama masa kehamilan, maka mereka tidak dianggap sebagai gejala preeklamsia pada ibu hamil yang bisa diandalkan.
Kapan Harus ke Dokter?
Pastikan Anda rutin checkup ke dokter agar bisa memantau tekanan darah Anda. Segera hubungi dokter Anda atau segera ke rumah sakit jika Anda mengalami sakit kepala berat, penglihatan kabur, atau gangguan penglihatan lainnya, perut terasa sangat sakit, atau sesak napas yang parah.
Karena sakit kepala, mual, dan sakit badan biasa dialami oleh ibu hamil, maka sulit untuk mengetahui apakah gejala yang saat ini dirasakan benar adalah tanda preeklamsia pada ibu hamil atau bukan. Jadi jika Anda merasa khawatir dengan gejala-gejala Anda, sebaiknya tanyakan ke dokter.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGPenyebab Preeklamsia pada Saat Hamil
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab dari preeklampsia pada ibu hamil. Para pakar meyakini bahwa itu dimulai dari plasenta—organ yang memberi nutrisi ke janin sepanjang kehamilan. Di awal kehamilan, pembuluh-pembuluh darah baru terbentuk untuk mengalirkan darah ke plasenta secara efisien.
Pada ibu hamil yang memiliki preeklampsia, pembuluh darah tersebut tampaknya tidak terbentuk atau berfungsi dengan baik. Mereka lebih sempit daripada pembuluh darah normal dan punya reaksi berbeda terhadap sinyal hormon, sehingga jumlah darah yang dialirkannya juga terbatas.
Penyebab dari perkembangan pembuluh darah yang abrnomal ini mungkin termasuk:
- Aliran darah tidak mencukupi ke rahim
- Kerusakan pada pembuluh darah
- Masalah dengan sistem kekebalan
- Gen-gen tertentu
Di samping faktor-faktor di atas, ada juga hal-hal lain yang bisa memperbesar risiko seorang wanita untuk mengalami preeklamsia pada saat hamil, antara lain:
- Riwayat preeklamsia: Pernah mengalami preeklamsia sebelumnya bisa membuat seorang wanita lebih riskan mengalaminya lagi di kehamilan selanjutnya.
- Hipertensi kronis: Seseorang yang sudah punya darah tinggi sebelum hamil atau yang darah tinggi sebelum usia 20 minggu kehamilan punya risiko lebih besar untuk preeklamsia.
- Kehamilan pertama: Risiko preeklampsia paling besar pada kehamilan pertama.
- Usia: Risiko preeklampsia lebih besar pada wanita yang masih sangat muda atau yang usianya lebih dari 35 tahun.
- Obesitas: Risiko preeklamsia lebih tinggi pada ibu hamil yang kegemukan.
- Kehamilan ganda: Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mengandung bayi kembar.
- Riwayat penyakit tertentu: Punya penyakit tertentu sebelum kehamilan bisa meningkatkan risiko, seperti hipertensi kronis, migrain, diabetes tipe 1 atau tipe 2, penyakit ginjal, kecenderungan penggumpalan darah, atau lupus.
- Bayi tabung: Risiko preeklamsia Anda meningkat jika Anda mengandung bayi hasil program bayi tabung (fertilisasi in vitro).
Cara Mencegah Preeklamsia pada Ibu Hamil
Dalam beberapa kasus tertentu, dokter bisa membantu ibu hamil untuk mencegah preeklamsia, yaitu dengan cara:
- Aspirin dosis rendah: Jika Anda punya faktor risiko tertentu—misalnya riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, hipertensi kronis, penyakit ginjal, diabetes, atau kelainan autoimun—dokter mungkin merekomendasikan untuk minum aspirin dosis rendah (81 mg) setiap hari dimulai setelah 12 minggu kehamilan.
- Suplemen kalsium: Di daerah-daerah tertentu, wanita yang tidak mendapat cukup kalsium sebelum kehamilan dan selama kehamilan mungkin bisa dibantu dengan suplemen kalsium untuk mencegah preeklamsia pada saat hamil.
Penting untuk diingat, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi obat, vitamin, atau suplemen apa pun sebelum bertanya dulu dengan dokter.
Sebelum hamil, terutama jika pernah preeklamsia sebelumnya, ada baiknya untuk menjaga diri sesehat mungkin. Jika perlu turunkan berat badan dan pastikan untuk mengobati atau mengontrol penyakit yang diderita, misalnya diabetes.
Sewaktu hamil, jagalah diri dan janin Anda baik-baik dan secara teratur checkup ke dokter kandungan. Jika dokter bisa sejak dini mendeteksi ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil, Anda bisa bekerja sama dengan dokter untuk menjaga kehamilan dan mencegah komplikasi.
Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang preeklamsia pada saat hamil. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda. Nantikan juga ulasan-ulasan informatif lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.