Di usianya yang ke-89, Donald Tenbrunsel mampu melakukan hal-hal yang cukup mengagumkan. Beliau bisa dengan lancarnya berselancar di internet, senang berbincang tentang berbagai topik, menjadi sukarelawan, dan bahkan rutin membaca. Tenbrunsel benar-benar orang tua yang panjang umur, baik dari segi usia maupun kesehatannya.
Ia dikenal sebagai salah seorang kaum “SuperAger”—orang-orang lansia yang kesanggupan otaknya masih sangat baik di usia 80 ke atas. Ia ikut serta dalam sebuah penelitian untuk mengungkap apa saja faktor yang mungkin membuat otaknya tetap brilian, berbeda dengan rekan-rekan seusianya.
Hasil Scan Otak dari Kaum SuperAger
Apa rahasia panjang umur kaum SuperAger? Hasil scan otak memperlihatkan bahwa proses penuaan pada otak mereka dua kali lebih lambat daripada yang rata-rata dialami orang seusia mereka.
“Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang SuperAger berada pada jalur lintasan penuaan yang berbeda,” kata peneliti senior Emily Rogalski, yang juga adalah direktur neuroimaging di Northwestern University’s Cognitive Neurology & Alzheimer’s Disease Center. “Mereka kehilangan volum otak mereka pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada kebanyakan lansia.”
Untuk melangsungkan penelitian terhadap SuperAger, Rogalski dan rekan-rekannya mengukur proses penuaan otak dengan cara memeriksa ketebalan dari korteks pada masing-masing partisipan. Korteks adalah lapisan luar otak besar.
Korteks bertanggung jawab terhadap kesadaran seseorang, dan merupakan tempat dari seluruh neuron yang menelurkan pemikiran serta pergerakan. Bagian otak besar ini sangat penting agar seseorang mampu berpikir, mengingat, merencanakan, dan memecahkan masalah pada tingkat tinggi.
Dr. Paul Wright, seorang ahli saraf, setuju bahwa korteks adalah bagian penting dari otak. “Penyusutan otak terjadi sebagai progres alami akibat penuaan, dan ketika Anda kehilangan sejumlah volum otak, Anda juga kehilangan fungsinya.”
Rogalski menyinggung penelitian sebelumnya yang telah memperlihatkan bahwa korteks dari SuperAger terlihat tidak terlalu usang dibandingkan yang dimiliki lansia usia 80-an lain. Korteks mereka tampak serupa dengan yang dimiliki orang-orang berusia 50 atau 60-an.
Faktor yang Memengaruhi Volum Otak
Tetapi pertanyaan intinya masih belum terjawab—apakah kaum SuperAger memang terlahir dengan otak yang memiliki volum lebih besar, sehingga mereka lebih sanggup bertahan menghadapi penuaan? Atau apakah otak mereka awalnya sama ukurannya, hanya saja proses penuaan mereka lebih lambat?
Untuk menjawab dua pertanyaan ini, para peneliti melacak perubahan ketebalan korteks pada 24 SuperAger dan 12 lansia biasa selama satu setengah tahun.
Kedua kelompok tersebut sama-sama kehilangan sejumlah volum otak karena penuaan, tetapi rata-rata lansia biasa mengalami penyusutan setidaknya dua kali lebih besar daripada SuperAger—perbandingannya 2.2 persen : 1.1 persen.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANG“Salah satu alasan kenapa mereka bisa punya volum otak yang berbeda adalah karena selama puluhan tahun mereka mengalami penyusutan otak tidak secepat orang-orang lain,” jelas Rogalski.
Hasil penelitian ini dipublikasikan tanggal 4 April 2017 di Journal of the American Medical Association.
Dr. Ezriel Kornel, seorang ahli saraf di Weill Cornell Medical College, mengatakan bahwa setidaknya ada sejumlah faktor genetik di balik otak cemerlang yang dimiliki SuperAger, dimana beberapa orang mungkin memang terlahir dengan otak yang lebih unggul.
Tetapi Kornel menambahkan bahwa ada jauh lebih banyak faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan otak, terutama di waktu mereka masih dalam rahim dan saat masih anak-anak. Sebagai contoh, penelitian memperlihatkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam kemiskinan cenderung punya volum otak lebih kecil.
“Ada begitu banyak faktor terlibat,” kata Kornel. “Bahkan mungkin saja stres dari luar di masa kanak-kanak bisa berdampak pada perkembangan otaknya.”
Gaya Hidup Sehat untuk Menjaga Fungsi Otak
Rogalski mengungkapkan bahwa penelitian selanjutnya akan berfokus pada faktor genetik yang memengaruhi penuaan otak. Dengan demikian para peneliti berharap dapat menemukan apa sebenarnya kunci anti-aging dari kaum SuperAger yang bisa dimanipulasi menjadi obat atau terapi.
Meskipun belum ada bukti kuat mengenai metode untuk mempertahankan volum korteks, namun para ahli yakin bahwa perubahan gaya hidup terentu bisa membantu kaum lansia untuk menjaga kemampuan otak mereka. Perubahan tersebut antara lain:
- Olahraga teratur, termasuk latihan beban.
- Pola makan sehat dan bergizi seimbang.
- Latihan otak dengan mengerjakan puzzle atau permainan-permainan asah otak lain.
- Tetap aktif secara sosial.
“Semua orang sadar bahwa mereka akan mati, tetapi orang-orang tidak suka jika secara perlahan harus kehilangan kemampuan berpikir, ingatan, dan akhirnya jati diri mereka,” ucap Kornel. “Ini adalah tugas besar bagi sains, untuk mencari tahu bagaimana kita bisa mencegah kemunduran fungsi-fungsi otak.”
Anda yang sudah berusia 40-an mungkin mulai berpikir mengenai masa depan Anda di hari tua. Jika Anda ingin panjang umur, setidaknya sampai bisa melihat cucu-cucu, coba terapkan saran dari para ahli. Upayakan olahraga teratur, pola makan sehat, dan hentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang bikin umur lebih pendek.